Part 17 - My Collin is Back

336 11 4
                                    

-TaniaPov-

Matakuterbuka ketika kurasakan cahaya matahari menyilaukan mataku. Hal itumembuatku mengerang kesal karena masih mengantuk. Aku baru pulangdari rumah Selly kemarin malam, sehingga aku masih merasa kelelahanhingga saat ini.

Sabtukemarin aku menginap di rumah Selly dan pulang ketika malam harinya.Bersama-sama dengan teman-temanku membuatku bisa melupakan segalabeban pikiranku sebentar. Yah, hanya sebentar, tapi itu lebih baik.Disana kami hanya melakukan hal-hal yang biasa para gadis lakukan,seperti menggosipkan teman, artis, film terbaru, dan hal-hal menarikyang lain.

Kukerjapkankedua mataku untuk menyesuaikan penglihatanku. Cukup lama aku terdiamuntuk mengumpulkan seluruh nyawaku. Kemudian kurenggangkan seluruhotot-otot tubuhku yang sedikit kaku. Setelah semua itu selesai, akumencari jam wekerku untuk melihat jam berapa saat ini. Namun ketikaberhasil menemukannya, mata terbelalak.

"Sialan,gue telat!" seruku panik ketika jam sudah menunjukkan pukul06.50.

Tanpapikir panjang lagi, aku segera mandi secepat kilat dan memakaiseragam sekolah yang untungnya sudah tergantung di depan lemaribajuku. Setelah berdandan seadanya, aku segera mengambil tas dankeluar kamar, aku langsung keluar dari rumah tanpa memperdulikanteriakan mama yang memintaku untuk sarapan terlebih dahulu.

Akuberlari menuju halte untuk menaiki bus, membawa mobil tidak akanmenimbulkan banyak hasil, oleh sebab itu aku memutuskan untuk naikbus saja. Setelah menunggu sekitar 10 menit, bus yang kutungguakhirnya tiba. Aku cukup beruntung karena jalanan tidak macet,lagipula ini sudah cukup siang untuk baru berangkat beraktivitas,sehingga di jam seperti ini jalanan cukup lengang.

20menit kemudian aku sudah sampai di sekolah. Aku langsung lari ke arahgerbang yang sudah tertutup. Pak Sapri, satpam baru yang menggantikanPak Joko sudah tidak ada di tempatnya, mungkin beliau sedang ke kanti untuk sarapan. Aku mencari keberadaan Mang Ujang, namun batanghidungnya juga tidak kelihatan. Aku semakin panik karena tidakmenemukan jalan masuk ke sekolah.

"Lotelat juga, Ra?" tanya seseorang di belakangku. Suara yangsangat ku kenal membuatku ragu kalau itu memang dia, namun ketika akumenoleh ke belakang, aku sangat terkejut ketikan dugaanku ternyatatidak salah.

"Collin?"tanyaku kaget.

"MangUjang mana, Ra?" tanyanya sambil celingak-celinguk. Aku hanyabisa diam melihatnya. Kuusap mataku untuk memastikan kalau semua inimemang nyata. Andrew bicara padaku tanpa nada sinis atau datarseperti yang dilakukannya beberapa tahun terakhir.

"AstagaClara, gue tanya malah bengong. Lo liat Mang Ujang ga?" tanyanyasedikit kesal karena aku mengabaikan pertanyaannya.

"Eh,ga. Gue juga ga liat. Gue juga baru sampe soalnya. Aduh gimana nih.Udah setengah 8. Pelajaran Pak Babas pula. Mati gue," katakupanik ketika baru sadar dengan apa yang baru saja terjadi. Tanpabicara apapun lagi, Andrew segera menarik tanganku. Membuatkuterkesiap.

"Kitamau kemana?" tanyaku bingung.

"Kitalewat pintu belakang. Tadi gue sms si Leo, katanya Pak Babas belummasuk kelas gara-gara ada sedikit urusan sama Pak Kepsek,"katanya sambil membawaku ke arah pintu belakang sekolah.

Setelahsampai, kami mengatur napas terlebih dahulu. Beruntung kalau pintubelakang ternyata masih terbuka, jadi kami masih bisa masuk ke dalamsekolah. Tanpa babibu lagi, kami kembali berlari melewati koridorsekolah. Kami baru bisa bernapas dengan lega ketika sudah sampai didepan kelas dan Pak Babas belum masuk ke kelas. Kami lebih beruntunglagi karena tidak ketahuan oleh Bu Erna, guru BK kami yang kebetulanpiket hari ini.

Ketikasampai dikelas aku baru menyadari kalau teman-teman kelas kami sedangmemandangi kami dengan bingung karena pemandangan langka dihadapanmereka. Apalagi kalau bukan aku dan Andrew yang terlihat akrab, bukanbermusuhan seperti biasanya. Kulirik Andrew yang terlihat acuh dansama sekali tidak terganggu dengan keadaan ini, dia justru berjalandengan santai menuju kursinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love is HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang