04-Cewek Onar

266 20 22
                                    

Saira bersyukur bisa mengenal Jeana, setidaknya dengan kehadiran gadis jamet ini ia bisa menjadikan rumah Jeana sebagai pelariannya sepulang sekolah. Rumah Jeana merupakan opsi paling tepat ketimbang taman.  Ia juga mengantisipasi bertemu dengan Azfan lagi.

Lagi...?

Jadinya dia berharap bertemu dengan cowok sinting itu?! Big no!! Saira menepis pikiran ngaco itu jauh-jauh.

Dia kemudian memusatkan pandangannya ke arah Jeana yang sedang bergelut di meja rias. "Je? Lo pernah liat yang namanya Jani gak?"

Sembari memakai sunscreen, Jeana menjawab. "Nggak tuh." Cueknya. "Gue cuma tau beberapa orang di kelas kita, itu pun gue gak hapal-hapal banget."

"Ohh..." Ucap Saira, ia juga setuju dengan pernyataan Jeana yang barusan. Sebab, ia juga sama. Walaupun sudah hampir satu bulan ia menjadi siswi SMA Santana dia hanya mengenal beberapa orang. Saira bukan tipe orang yang suka basa-basi lebih dulu. Jika orang lebih dulu mengajaknya berinteraksi dengan baik, maka ia akan melakukan sebaliknya pula.

"Eh, Ra?"

"hm..."

"Lo gak di marahin bokap sama nyokap lo kan? Kalo lo nginep di rumah gue?"

Saira tiba-tiba membeku di tempatnya. Lalu sepersekian detiknya, dia tersenyum tipis untuk menyembunyikan kesedihannya. Persetan dengan orang tua nya sekarang, ia membenci mereka, sungguh.

"Ortu gue ke Jakarta." Jawabnya kemudian.

"Ngapain?"

"Anterin kakak gue.."

"Lo punya kakak?!" Kaget Jeana. "Cowok gak? Kenalin dong! Pasti ganteng kan?!"

"Lebay lo!" Saira yang kesal dengan Jeana, tanpa rasa bersalah ia melempar boneka pisang ke arah gadis itu. "Kakak gue cewek!"

"Yah..." Jeana menampilkan ekspresi kecewa yang dibuat-buat. Mungkin perkataan Doni tempo hari ada benarnya juga. Jeje Jamet. "Eh tapi, kakak lo sekolah dimana?"

"di JIS."

"GILA GA SALAH?!"

"Jeana anjing!"

Kekagetan Jeana hanya seasaat. Tiba-tiba tawa keras keluar dari mulut cantik cewek itu. "Terus lo ngapain masuk SMA Santana, nying?"

Bukannya menanggapi perkataan Jeana, Saira justru memilih bermain ponsel, gadis itu berusaha menghindari pertanyaan Jeana mengenai Kayra. Ketika sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing, pintu kamar Jeana diketuk dari luar. Saira yang hendak bangkit dari duduk nya tertahan kala Jeana berseru dengan lantang.

"LO KALO MAU MAKAN! MAKAN SENDIRI GA USAH NUNGGUIN GUE!!"

Saira semakin dibuat bingung. Yoh? Ada orang lain di rumah ini? Perasaan tadi pas dia datang kemari, rumah ini dalam keadaan kosong.

"Temenin aku Naa.."

Suara lembut itu semakin membuat Saira penasaran akan sosok pemilik nya dari balik pintu bercat putih itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 31, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PHILOCALISTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang