Suasana lapangan basket SMA Santana saat ini sedang heboh-hebohnya. Bukan dikarenakan oleh para cowok-cowok pentolan sekolah yang tengah bermain, melainkan dikarenakan suara cempreng nan nyaring milik kedua gadis berseragam olahraga yang tengah menggelindingkan bola basket ke sana kemari.
Siswa-siswi lain yang berada di pinggir lapangan, hanya mampu menggelengkan kepala melihat kelakuan dua gadis yang sudah mereka hapal betul bagaimana karakter nya selama dua minggu ini resmi menjadi teman kelas mereka. Dan semoga saja, tahun depan kedua gadis ini tidak lagi satu kelas dengan mereka.
"Udah alay, lebay, sok cantik, berisik lagi.." komentar cowok yang sedang duduk di kursi tribun penonton.
Lalu cowok di sebelah cowok tadi ikut bersuara. "Gue gak yakin bisa tahan sekelas sama mereka.." ujarnya, memperhatikan Saira dan Jeana yang malah makin heboh tak terkendali.
"EH DONI!!!" teriak Saira sembari melemparkan bola basket ke arah cowok yang baru saja membicarakan dirinya. Meski bola itu meluncur ke arahnya, cowok yang dipanggil Doni itu tersenyum meremehkan, lalu tangan kirinya terjulur menangkap bola itu.
"Apa?!" balas Doni berdiri dari duduknya, lantas berjalan mendekati Saira yang masih menatap nya dengan wajah garang. "Mau lawan gue lo?" ejek Doni mengamati Saira dari bawah hingga ujung kepala. "Yakin, lo?"
Saira berkacak pinggang, dengan angkuhnya cewek itu mengangguk. "Siapa takut!!"
Doni tertawa. "Mending lo pergi ke kelas, tidur. Mimpi indah.."
Jeana yang sedari tadi memperhatikan Doni dan Saira ikut kesal dengan gaya bicara Doni yang menurut nya terlalu menyombongkan diri. "Eh kuda poni! Gak usah belagu deh lo!"
"Diam lo Jeje jamet!"
"Anjir siapa Jeje?!"
"Lo, lah.." ucap Doni, tangan cowok itu mengkode beberapa cowok di kursi tribun untuk bergabung dengan nya serta kedua cewek alay ini ke lapangan. "Bro gabung!"
"Enak aja lo ubah-ubah nama gue!!" panas Jeana. Memang Doni ini super duper menyebalkan. Satu-satunya manusia diantara 33 manusia di kelas IPA 2 yang memiliki sifat super duper julid. Mungkin masih ada manusia seperti Doni di luaran sana, yang kalau setiap gerak-gerik orang selalu di kritiknya.
Misalnya, ketika Jeana memakai sepatu baru beberapa hari yang lalu, Doni dengan sikap sok-nya menginjak sepatu Jeana dengan sengaja. Bukannya merasa bersalah, cowok itu malah tersenyum aneh sambil mengatakan. "Wih sepatu baru, kenalan dong!"
Lalu beberapa hari setelah kejadian itu, Doni menarik ikat rambut nya dengan sengaja kemudian dibawa cowok itu kabur entah ke mana. Setelah kembali ke kelas, dan Jeana meminta ikat rambut nya kembali. Cowok itu malah menjawab nya tanpa merasa bersalah. "Hilang, Je. Nggak tahu ke mana.."
Melihat sikap Doni yang terus-terusan menjaili nya setiap hari, Jeana yang sudah berada di puncak emosi berteriak keras pada Doni. "LO SUKA YA SAMA GUE?! MAKANYA GAK ADA HABISNYA LO GANGGUIN GUE?!!"
Tau bagaimana respon Doni waktu itu. Cowok itu tertawa super renyah, sambil mengibaskan tangannya ala-ala gaya slayy. "Haha, gue? Suka sama lo? Idih, najis!!"
Ngeselin kan?!
"BERISIK!!!"
Dentuman suara bola yang memantul dengan lantai lapangan menyebabkan kegaduhan di lapangan basket itu seketika hening, semua mata memandang aneh sosok gadis yang memakai hoodie putih serta headset yang bertengger di telinganya itu menambah kesan aura dingin pada gadis yang memiliki tahi lalat di sudut kiri dagunya itu.
"Lo, lo, lo..." tunjuk nya pada beberapa cowok di depan Saira dan Jeana itu dengan gestur menantang. "Sini lawan gue!"
"Enak aja!" Bantah Saira. "Lo masuk ke tim gue! Jadi nya cewek vs cowok!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
PHILOCALIST
Ficção Adolescente"Gue nggak suka cewek pembangkang, Ngerti?!" Azfansadra Deliano--seorang vokalis sebuah band kebanggaan SMA Santana. Katanya, ia memiliki suara merdu yang mampu menghipnotis setiap penonton yang menyaksikan band kebanggaan SMA Santana tersebut. Sel...