Waktu menunjukkan pukul 8.45, Alexa sudah tiba tepat di depan Theedens Group. Ia melihat sekeliling dengan kagum, "memang pantas disebut rajanya perusahaan. Halaman luas nan indah serta gedung bertingkat yang megah sudah cukup menggambarkannya.".
Ia mulai melangkah memasuki gedung. Tepat di depan pintu, ia menenangkan diri agar tidak gugup. "Ayo Alexa, kamu pasti bisa.", Ucapnya pada diri sendiri sambil menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya. Ia melangkah menuju resepsionis dan mengatakan bahwa sudah membuat janji dengan Pak Tony HRD. Segera ia diarahkan ke ruang HRD untuk interview nya. Sebelum ke ruangan, Alexa mampir sejenak ke toilet untuk merapikan tampilannya dan tak lupa memakain parfum lemon yang ia bawa.
Waktu menunjukkan pukul 9 tepat, Alexa memilih duduk di kursi tunggu depan ruang HRD bersama beberapa pelamar pekerjaan juga yang menunggu untuk di interview. Tak lama kemudian, Alexa di panggil. Ia masuk ke ruangan HRD dengan penuh percaya diri dan harapan yang tinggi agar ia bisa lolos.
"Alexa?", tanya HRD tersebut. "Iya pak.", ,jawab Alexa mantap. "Lulusan SMA, memiliki nilai akademik yang nyaris sempurna, belum memiliki pengalaman kerja tapi memiliki kemampuan mempelajari segala hal dengan cepat. Fantastis. Apa yang mendorongmu untuk bekerja di perusahaan ini?", tanya HRD dengan tegas. Alexa menjawab dengan penuh keyakinan, "Theedens Group merupakan perusahaan elit yang sukses berkembang di beberapa bidang industri dengan nilai yang sangat tinggi. Suatu kehormatan jika saya bisa bergabung di dalamnya dan bisa berkembang bersama.".
HRD yang mendengar jawaban Alexa memiliki rasa kagum dalam hatinya untuk Alexa, "inikah alasan pak presdir menyuruhku meloloskannya, walau dia hanya anak SMA?" batinnya. "Baik, Alexa. Selamat bergabung dengan Theedens Group. Anda bisa langsung bekerja besok di bagian administrasi ya.", ucap pak HRD seraya berdiri dan mengulurkan tangan untuk berjabatan. Alexa masih tak percaya ia bisa diterima di Theedens Group, perusahaan yang elit ini. "Saya diterima pak?", Sambil menutup mulutnya karena kaget, ia bertanya untuk memastikan lagi. "Iya Alexa, kamu diterima. Selamat bergabung ya.". Alexa segera berdiri dan menyambut tangan HRD untuk berjabatan.
Usai interview, Alexa keluar dengan wajah yang sumringah penuh senyum. Kini status ia sudah berubah menjadi karyawan perusahaan elit, Theedens Group. Ia berjalan kegirangan hingga tak sengaja menabrak sosok pria yang sedang menelepon dan berjalan ke arah berlawanan. Brukk! , "Maaf pak, saya tidak sengaja.", kata Alexa sambil mengambilkan hp pria tersebut yang terjatuh ke dekat kakinya. "Iya, tak apa.", jawab pria tersebut dengan tegas. Mereka berdiri kemudian Alexa memberi hormat dan segera berlalu meninggalkan sosok pria yang ia tabrak.***
"Ayah, Chris udah bilang berkali-kali. Chris gak mau nikah lagi.", Chris menjawab telepon ayahnya dengan gusar. Ia sudah muak berulang kali dijodohkan dan disuruh menikah dengan ayahnya. "Chris, apa kamu masih tak bisa melupakan mantan istrimu itu? Sudah 20 tahun lebih ia meninggal!Sampai kapan kamu akan berduka terus? Apa kamu tak ingin memiliki seorang anak sebagai pewaris perusahaanmu nanti?", suara lelaki paruh baya terdengar dari seberang teleponnya. "Ayah, cukup bicaranya. Aku tak ingin membahas Alexandria. Tak ada seorangpun yang bisa menggantikan ia menjadi istriku.", jawab Chris dengan tegas. Ia masih mendengarkan ocehan ayahnya hingga tak sengaja ada sosok gadis yang menabraknya.
Brukk!, "Maaf pak, saya tidak sengaja.", kata gadis tersebut sambil mengambilkan hp nya. Ia termenung sejenak, "aroma lemon? Ini aroma kesukaan istriku. Sudah lama aku tak mencium aroma ini." Batinnya. "Iya, tak apa.", jawab Chris. Merekapun berdiri, kemudian gadis tersebut memberi hormat dan berlalu. Chris masih memandang sosok punggung gadis tersebut. "Kenapa rasanya gadis ini familiar? Aku seperti merasakan sosok Alexandria di gadis ini?", batinnya. Kemudian ia meraih hp nya dan berkata, " ayah, Chris sibuk. Chris tutup teleponnya ya. Dah.", Chris menutup teleponnya meskipun ayahnya masih mengoceh di seberang.
Ia kembali melamunkan sosok gadis yang menabraknya tadi, sampai akhirnya ia dikagetkan dengan tepukan asistennya yang juga sahabat baiknya, "Oy, ngelamunin apa?", kata asisten tersebut sambil menampakkan senyum kuda. Chris yang kaget kemudian menatapnya sinis dan berkata, "bisa gak, Vin. Kalau jalan tu ada suaranya? Jangan seperti hantu.", ujar Chris gusar. Asistennya yang bernama Alvin semakin tertawa di sampingnya dan membalas, "kalau aku hantu, bakal aku gentayangin kamu tiap malam, Chris.". "Berani kamu gentayangin aku tiap malam, aku tugasin kamu ke Afrika mulai sekarang.", ujar Chris dengan wajah serius. "Santai dong tuan, bahkan hantu nyata juga gak berani liat wajah kamu.", balas Alvin dengan nada bercanda. Chris hanya membalas candaannya dengan memelototi Alvin. Alvin hanya tertawa cekikikan dan memberi isyarat seperti menutup resleting di bibirnya.
Mereka berjalan bersama menuju ruangan Chris. "Besok lusa ada rapat dengan dewan direksi, mungkin membahas perusahaan yang akan masuk ke bidang kuliner?", Alvin membuka percakapan sambil duduk di sofa ruangan Chris. "Kamu atur saja, Vin.", jawab Chris sekenanya. Alvin yang menyadari Chris tidak konsen bertanya, "ada yang mengganggu pikiranmu? Kamu terlihat gak tenang?". "Hah?!.. Oh, enggak. Gak papa.", Jawab Chris gagap. "Chris, kita udah lebih dari 20 tahun berteman. Apa yang masih kamu sembunyikan dariku?", Sanggah Alvin yang membuat wajah Chris semakin terlihat kusut. "Vin, pagi ini aku gak sengaja menabrak seorang gadis. Anehnya, di gadis itu aku merasa sosok yang familiar, sosok seperti Alexandria istriku.", Alvin terkejut dan menjawab dengan serius, "jangan-jangan dia reinkarnasi istrimu, Chris?!". Chris yang mendengarnya menjawab dengan gusar, "Hei. Serius sedikit lah, Vin!". Alvin kembali bersandar di sofa dan berkata, "mungkin itu hanya perasaanmu, Chris. Atau mungkin karena kamu merindukan istrimu.". Chris kemudian diam dan berpikir sejenak. "Mungkinkah?!".
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembalinya sang Nona Muda [END]
Random"Nona Alexa, beliau adalah ayah anda". Kata asisten presdir tersebut. "Hah?! Mana mungkin? Aku tak punya ayah ataupun ibu. Sejak lahir aku sudah tinggal di panti." "Tapi tes DNA ini tak mungkin salah. Anda adalah nona muda keluarga Theedens." Jawab...