Bab 9

224 13 0
                                    


Chris memutuskan tidak menjemput Laura dan pulang ke rumahnya. 30 menit kemudian, hp Chris berdering. "Ayah?", Chris mengerutkan alisnya ketika ayahnya menelepon. "Chris Antonio Theedens, berani sekali kamu tak menjemput Laura, hah!?", ujar ayahnya marah setelah Chris mengangkat teleponnya. "Cih, sialan. Mengadu ke ayah ya? Dasar wanita licik!", batin Chris. "Ayah, hp Laura gak dicopet. Sekarang sudah zaman digital, ia bisa memesan taksi online kan?", bantah Chris malas. "Biar bagaimanapun, ia seorang wanita. Kamu tega membiarkannya berjam-jam di pinggir jalan? Sekarang cuma barangnya yang dicopet, nanti kalau dia diculik gimana?", ujar ayahnya yang masih marah. Chris memutar bola matanya kemudian menjawab dengan malas, "iya ayah, Chris jemput sekarang.". Chris langsung mematikan teleponnya dan keluar menjemput Laura dengan malas.

Di sisi lain, Laura tersenyum senang setelah ia menelepon om Rio untuk mengadu bahwa ia dicopet. Ia duduk di kursi pinggir jalan sambil menanti kedatangan Chris. Tak lama kemudian, ia melihat mobil milik Chris berhenti di depannya. Laura langsung ber akting sedih menatap ke arah Chris.
Chris menurunkan kaca jendelanya, "naik!", perintah Chris dingin. Laura masih memasang wajah sedih dan naik ke mobil Chris, walau sebenarnya hatinya kegirangan bisa berduaan bareng Chris. "Aku antar ke rumah on Irwan.", kata Chris dingin. "Jangan, ayah pasti khawatir kalau tau aku dicopet.", sanggah Laura cepat. Chris kemudian meliriknya sinis. "Emm, malam ini bisa antar aku ke hotel saja? Besok aku akan pulang mengambil kunci mobil cadangan dan langsung ke bengkel untuk memperbaiki kaca mobilku yang pecah." lanjut Laura memasang wajah sedih. "Siasat apa yang ia rencanakan?", batin Chris.
Chris menurutinya untuk membawanya ke hotel. Sepanjang jalan mereka hanya diam. Chris tak mau bicara dengan Laura dan Laura bingung harus memulai pembicaraannya dari mana. Sampai tanpa sadar mereka sudah tiba di depan hotel bintang 5. "Turun.", ucap Chris tanpa memandang Laura. Laura yang tak ingin melewatkan kesempatan segera membujuknya agar bisa lebih lama dengan Chris. "Chris, Laura masih takut sendirian. Chris antar Laura sampai depan pintu kamar ya?", ujarnya memelas. "Di hotel banyak cctv, tak mungkin ada maling.", ucap Chris cuek. "Tapi kaki Laura masih terasa lemas. Boleh ya Chris antar Laura. Tolong..", Laura memohon sambil menyatukan kedua telapak tangannya di depan wajahnya. "Merepotkan.", ujar Chris seraya membuka pintu untuk menuruti permintaan Laura.
Sesampainya di depan kamar, Chris akan segera beranjak ke mobil untuk pulang. Tapi lagi-lagi ia dihentikan Laura. "Chris, minum dulu ya? Nih ada air yang disiapkan hotel.", kata Laura sambil memberikan sebotol minuman yang ada di meja hotel. "Gak haus. Makasih.", ucap Chris ingin segera pulang. "Anggap saja ini ucapan terimakasih Laura karena Chris udah bantu Laura hari ini. Terima ya?", ujar Laura memelas penuh harap. Chris yang muak dengan tingkah lakunya akhirnya mengambil botol yang disodorkan Laura dan meminumnya beberapa teguk kemudian bersiap pulang. Tapi baru saja ia berbalik beberapa langkah, kepalanya sudah terasa pusing. "Wanita sialan, kamu apakan minuman itu?", marah Chris. "Gak aku apa-apain Chris, memang kenapa?", Laura berakting bingung. "Brengsek!", Chris memukul tembok dekat Laura yang membuat Laura ketakutan. Tapi rasa pusing Chris semakin tak bisa ditahan hingga akhirnya ia pingsan.
"Chris.. Chris.. Chris.. sudah kukatakan, tak lama lagi kamu akan menjadi milikku.", ujar Laura sambil membawa Chris masuk ke kamarnya.
Laura meletakkan Chris di kasur kemudian ia bergegas mandi.
Usai mandi, Laura hanya membalut tubuhnya dengan handuk dan  tiduran memandangi Chris seraya mengusap wajah tampannya, "Chris sayang, susah banget sih buat dapetin kamu? Tapi gapapa, Laura punya ribuan cara supaya kamu bisa jadi milikku.", ucapnya genit sambil tangannya menyusuri dada Chris. "Menyingkirkan istri dan anakmu saja aku bisa, apalagi cuma menghadapi kamu seorang? Itu bukan hal yang sulit sayang..", lanjutnya sambil mengecup pipi Chris.
Tak lama kemudian, suara ketukan pintu yang kasar terdengar. Laura yang masih memandangi Chris merasa terganggu dan membuka pintunya, "siapa sih? Ganggu kesenangan orang aja.", ucapnya jengkel sambil membuka pintu kamarnya. "A.. Alvin!? Ngapain kamu kesini?", tanya Laura gagap, di depan pintunya sudah ada Alvin dan beberapa bawahan Chris lainnya. "Mana Chris? Aku tau dia disini.", ujar Alvin dingin. "Ah? Ahaha, kamu ngomong apa sih, Vin? Chris gak ada disini.", jawab Laura gugup. Alvin menekan nomor Chris dan menghubunginya, tak lama terdengar dering hp Chris dari kamar Laura. "Sialan.", batin Laura. "Yakin Chris gak disini?", ujar Alvin sambil menyingkirkan tubuh Laura ke samping.Alvin langsung masuk ke kamar bersama bawahan lainnya dan membawa Chris yang masih pingsan untuk diantar pulang.

***

"Ok, lakukan sesuai rencana saja.", ujar Alvin sambil menutup teleponnya. "Sekarang tinggal hubungi Chris buat kasih tau perencanaannya"
Alvin mencari nomor ponsel Chris dan menghubunginya. "Tumben ni anak gak angkat telepon? Kemana dia?", gumam Alvin sambil mencoba menelepon Chris beberapa kali. "Kelamaan, aku lacak aja.", ujar Alvin. Ia langsung melacak nomor ponsel Chris melalui laptopnya dan menemukannya. "Hotel? Ngapain dia di hotel? Gak biasanya.", pikir Alvin. "Mending aku hubungi Wisnu aja biar dia hack cctv hotel tersebut.", ujar Alvin sambil mencari nomor Winsu. "Wisnu, aku kirim alamat hotel ke kamu, kamu hack cctv nya dari sore tadi sampai sekarang ya. Penting.", ucap Alvin. Tak lama kemudian, Wisnu mengirim rekaman cctv hotel. "Hah!? Wanita ini bukannya Laura ya? Kapan dia pulang dari L.A? Wah, Chris dalam bahaya ni.", ia langsung menghubungi beberapa bawahan Chris dan menuju hotel untuk menjemput Chris. Alvin tau Laura adalah wanita yang dibenci Chris sejak dulu. Apalagi setelah tau Chris sudah menikah dengan orang lain, ia selalu berusaha menghancurkan pernikahan Chris dan memfitnah istrinya bersama pria lain.

Alvin sampai di depan kamar hotel Laura dan Chris. Ia mengetuk pintunya dengan kasar dan benar saja yang keluar adalah Laura.
"A.. Alvin!? Ngapain kamu kesini?", tanya Laura gagap. "Mana Chris? Aku tau dia disini.", ujar Alvin dingin. Ia sama kesalnya dengan Chris pada wanita ini. "Ah? Ahaha, kamu ngomong apa sih, Vin? Chris gak ada disini.", jawab Laura gugup. Alvin menekan nomor Chris dan menghubunginya, tak lama terdengar dering hp Chris dari kamar Laura. "Yakin Chris gak disini?", Alvin menyingkirkan tubuh Laura dan langsung masuk kamar bersama bawahan Chris lainnya. Ia beruntung Chris masih berpakaian lengkap dan hanya pingsan di tempat tidur. "Wanita ular itu, jika terjadi sesuatu pada Chris aku akan menghabisinya.", lirih Alvin.

Kembalinya sang Nona Muda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang