Mendengar kabar bahwa Alexa akan interview esok hari, Bu Linda juga merasa bahagia dan memeluk Alexa, "wah, selamat ya Alexa. Semoga kamu diterima di perusahaan ini.", ucap Bu Linda masih memeluk Alexa. "Aamiin.. Aamiin bu, Alexa udah gak sabar nunggu esok hari.", jawab Alexa membalas pelukan Bu Linda sambil tersenyum kegirangan.***
*Di ruang presdir Theedens Group*
Nampak sosok pria dewasa berusia sekitar 45 an dengan gagah serta memancarkan kharisma berdiri menghadap ke luar jendela melihat hiruk pikuk kota yang tersiram air hujan. Setelan jas formal yang elegan memperlihatkan ke wibawaannya.
"Tok.. tok.. tok..", terdengar ketukan pintu ke ruang presdir. "Masuk.", Suara tegas sosok pria di ruang presdir terdengar. Masuklah seorang pria jangkung dengan membawa beberapa berkas. "Presdir, berikut beberapa pelamar yang mengirim melalui email untuk interview besok pagi.", kata pria jangkung sambil menyerahkan berkas para pelamar. Sosok pria dewasa yang dipanggil presdir tersebut membalikkan badan dan mengambil berkasnya lalu duduk di kursi dan berkata, "kamu atur saja Tony.". Sambil memberi hormat, sosok yang dipanggil Tony berkata, "baik tuan." Lalu berlalu keluar.
Presdir yang duduk di kursi membolak balik kertas berkas pelamar hingga berhenti di satu kertas. Wajahnya pun memandang serius di satu cv. "Alexa?", Gumamnya. Wajah tegas dan wibawanya berubah menjadi terkejut. Hingga tanpa sadar ia meneteskan air mata.
Chris Antonio Theedens, presdir Theedens Group yang sangat sukses. Tak ada yang tidak mengenalinya bahkan hingga ke pelosok sekalipun. Sosok yang tegas tanpa pandang bulu kini meneteskan air mata hanya dengan melihat nama Alexa. "Sudah lama aku tak mendengar nama ini. Dan lagi, sangat mirip denganmu sayang? Siapa gadis ini?", ia bergumam sendiri di ruangannya yang sunyi sambil menatap foto Alexa di cv nya.
Tak berapa lama, ia mengusap air matanya dan mengambil telepon menghubungi HRD, "Tony, hubungi pelamar yang bernama Alexa, interview dia besok dan loloskan dia.". Tony yang mendengarnya kaget, tak pernah sekalipun ia diminta untuk meloloskan pelamar seperti ini. Apalagi hanya lulusan SMA? Apakah presdir mengenal pelamar bernama Alexa?. Tak mau banyak berpikir, Tony di seberang telepon segera menjawab, "baik Tuan Presdir.". Segera mematikan telepon, ia membuka laci dan mengambil foto pernikahannya bersama mendiang istrinya sambil berkata, "sayang, aku melihat orang yang sangat mirip denganmu. Aku jadi merindukanmu. Sudah 20 tahun lebih sejak kamu pergi, aku tak menemukan sosok sepertimu lagi.", kata Chris sambil mengelus foto pernikahannya bersama istrinya lalu mencium foto tersebut.
Memang, sejak kepergian istrinya ia tak pernah mau menikah lagi dengan siapapun. Sekalipun orangtuanya menjodohkan ia dengan wanita bangsawan, ia tetap menolaknya. Bahkan jika dipaksa, maka ia sendiri yang akan menghancurkan pernikahannya.***
Waktu sudah menunjukkan pukul 6.30 malam, Alexa ke kamarnya dan menyiapkan baju yang pantas untuk interview besok. Ia tak ingin terlihat lusuh seperti ketika ia melamar kerja hari ini. Apalagi tempat ia akan interview esok adalah perusahaan ternama, Theedens Group. "Belum terlalau larut untuk keluar sebentar, mungkin masih sempat membeli sepatu yang pantas untuk interview besok.", Alexa keluar kamar dan izin ke Bu Linda untuk ke toko sepatu yang jaraknya tak jauh dari panti. "Jangan pulang terlalu malam ya Alexa, besok kamu harus bangun pagi.", Ucap Bu Linda mengingatkan. Alexa hanya membalas dengan anggukan dan langsung keluar agar tidak terlalu malam. Ia menuju pasar malam dekat panti asuhannya yang bisa dijangkau dengan berjalan kaki sekitar 500 meter. Sesampainya di pasar malam, ia memilih sepatu heels 3cm warna hitam dengan aksesoris mutiara di bagian tali pengikat. Setelah dirasa cocok, ia segera membayar dan berjalan sebentar di pasar malam tersebut. Tak jauh dari tempatnya berdiri, ia menemukan penjual parfum. Teringat kejadian pagi tadi, ia tersenyum getir. Kemudian ia memilih aroma parfum lemon yang fresh dan soft lalu membayarnya dan segera pulang.
Sesampainya di panti, ia melihat Bu Linda menunggunya di depan tv. "Ibu belum tidur?", tanya Alexa ketika melihat Bu Linda. "Mana bisa ibu tidur kalau kamu belum pulang, Alexa?", jawab Bu Linda sambil tersenyum. "Yaudah, sekarang kan Alexa udah pulang. Yuk kita tidur bu. Alexa mau cuci tangan kaki dulu." balas Alexa kemudian berlalu ke kamar mandi untuk mencuci kedua kaki tangannya. Bu Linda segera mengunci pintu dan kemudian ke kamarnya untuk tidur. Alexa juga segera menuju kamarnya untuk tidur, ia tak mau kesiangan dan ketiduran lagi di bus seperti pagi tadi. Ia ingin memiliki kesan baik dari saat ia interview, apalagi di perusahaan ternama seperti ini.***
Pagi-pagi sekali pukul 7.15 Alexa sudah bersiap untuk berangkat. Ia mengenakan kemeja formal warna beige yang modis, rok span hitam selutut, sepatu yang ia beli tadi malam, serta juga mengatur rambutnya yang panjang. Tak lupa ia memasukkan parfum lemonnya ke dalam tas. Tak lama kemudian ia keluar kamar dengan sangat rapi dan nampak anggun. Bu Linda yang melihatnya berdecak kagum, "ckckck, cantik sekali kamu Alexa? Semoga kali ini kamu benar-benar lolos dan diterima ya.". Alexa tersenyum dan berkata, "Aamiin bu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembalinya sang Nona Muda [END]
Acak"Nona Alexa, beliau adalah ayah anda". Kata asisten presdir tersebut. "Hah?! Mana mungkin? Aku tak punya ayah ataupun ibu. Sejak lahir aku sudah tinggal di panti." "Tapi tes DNA ini tak mungkin salah. Anda adalah nona muda keluarga Theedens." Jawab...