Bab 13

215 9 0
                                    


Seorang suster berlari ke arah kamar istri Chris bertepatan Chris yang baru keluar kamar istrinya untuk membiarkannya tidur. "Pak.. maaf pak.. maaf..", kata suster tersebut. "Ada apa sus?", tanya Chris bingung. "Anak bapak yang baru saja lahir, hilang pak.", jawab suster tersebut panik. "Hah!? Jangan bercanda sus!", suara Chris meninggi. "Maaf pak, saya gak bercanda. Beberapa anak lain yang baru lahir semalam juga hilang.", ujar suster tersebut semakin panik. Chris langsung berlari ke bangsal anak dan benar saja, ada beberapa ranjang bayi yang kosong termasuk tempat anaknya. "Aarrrggghhhh! Sialaaann!", Teriak Chris. "Suster dimana ruang cctv?", tanya Chris menahan amarah. "Ada di lantai 3 pak, tapi di bangsal ini tak ada cctv.", kata suster tersebut ketakutan. Chris melihat sekeliling bangsal dan benar saja, ia tak menemukan satupun cctv terpasang disana. Ia semakin geram, wajahnya nampak memerah menahan amarahnya. Kemudian ia berlalu pergi ke taman rumah sakit. Ia bingung bagaimana harus bilang ke istrinya bahwa anaknya diculik.

Setelah amarah Chris sedikit mereda, Chris berusaha menguatkan diri untuk memberi tahu istrinya. Ia masuk ke kamar istrinya dan melihat istrinya masih tertidur. Ia tak ingin membangunkannya, akhirnya ia menunggu di sofa sampai akhirnya ikut tertidur dalam keadaan marah dan lelah.

Pukul 11 siang, Chris melihat istrinya masih juga tertidur. "Apa karena habis melahirkan ya makanya ia tidur begitu lama?", batin Chris. Chris mencoba membangunkan istrinya dengan lembut. "Sayang.. ayo bangun sayang..",ucap Chris sambil menggoyangkan badan istrinya pelan. Namun istrinya tak merespon sama sekali. "Tumben gak bangun? Biasanya dia dengar suaraku aja langsung bangun? Terlalu lelah kah?", batin Chris. Ia masih berusaha membangunkan istrinya hingga ia berinisiatif membalikkan tubuh istrinya. Ia terkejut melihat istrinya sudah sangat pucat. "Sayang? Sayang..? Alexa? Alexandria.. ayo bangun sayang.", ujar Chris menggoyangkan badan istrinya. Ia menyentuh tangan istrinya dan merasakan tangannya sudah sangat dingin. "Ini gak mungkin kan?", ujar Chris panik. Ia menempelkan jari telunjuknya di hidung istrinya, namun ia tak merasakan hembusan nafas miliknya. "Alexandria, jangan bercanda. Ayo bangun sayang.", ujar Chris sambil menepuk-nepuk pipi istrinya. Kemudian ia berteriak memanggil dokter. "Dokter, tolong cek istri saya sekarang.", ujarnya panik ketika dokter sudah datang. Dokter segera memeriksa istrinya dan hanya menggelengkan kepala sambil berkata, "maaf pak, istri bapak sudah tiada.".

Jderr!. Bagai tersambar petir di siang bolong, Chris membeku di tempatnya berdiri. "Gak, gak mungkin. Istri saya tadi bilangnya cuma tidur dok. Iya, dia sekarang pasti cuma tidur aja. Dokter coba cek lagi!", ujar Chris dengan perasaan yang campur aduk. "Maaf pak.", ujar dokter tersebut sambil menganggukan kepala. Chris benar-benar tak berdaya. Dalam satu hari ia merasakan kehilangan dua kali. Kakinya sudah tak ada tenaga untuk berdiri, pandangan matanya mulai kabur dan akhirnya ia pingsan.

2 jam kemudian, Chris sadar dari pingsannya. Ia melihat atap rumah sakit kemudian memalingkan wajahnya ke arah sofa di sudut dekat kasurnya. "Ayah.. ",lirih Chris. Ayah dan ibunya yang mendengar suara Chris langsung menghampirinya. "Kamu udah sadar nak?", tanya ibunya senang sambil mengusap air mata. "Ibu..", lirih Chris lagi sambil menangis. "Alexa bu..", lanjut Chris yang membuat tangisnya semakin keras. "Alexandria meninggal bu..", seisi ruangan pecah dengan gelak tangis sambil memeluk Chris. "Apa salah Chris bu sampai Tuhan mengambil anak dan istriku sekaligus?", tangis Chris sambil memeluk ibu dan ayahnya. Kedua orangtua Chris hanya bisa berusaha menenangkannya.

***

*Masa kini*

Tak sadar hari sudah pagi, Chris yang tertidur di sofa pun bangun. "Hah? Sudah pagi ya?", pikirnya. "Aku semalam ketiduran di sofa?", gumam Chris melihat sofa yang ia pakai tidur semalam. Ia masih mengenakan baju kerja kemarin, hanya sepatu dan jasnya saja yang ia lepas. Chris bergegas ke kamarnya untuk mandi dan bersiap berangkat kerja. Ia mengenakan setelan jas warna abu muda dan sepatu oxford warna coklat kemudian menata rambut belah pinggirnya agar rapi. Ia segera turun dan mengambil kunci mobilnya kemudian bergegas berangkat ke kantor. "Semoga gak telat bertemu client pagi ini.", ujar Chris. Ia melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 8.25, kemudian menambah kecepatan menuju kantornya.

Di sisi lain, Alvin asistennya sedang bersiap membereskan berkas untuk bertemu client pagi ini di ruangan presdir. Ia melihat jam tangannya, "tumben Chris belum dateng? Gak biasanya dia telat.", gumam Alvin. "Miya, kamu tolong bantu saya siapkan berkas untuk bertemu client pagi ini. Presdir sepertinya sedikit telat pagi ini.", ucap Alvin. Ia berjaga-jaga kalau-kalau Chris benar-benar telat. Waktu menunjukkan pukul 8.45, "Chris, waktumu 15 menit lagi sampai sini. Awas kalau telat.", gumam Alvin sambil melihat jam. Tak lama kemudian, Chris sampai di ruangannya dengan napas yang memburu. "Belum telat kan?", tanya Chris ke Alvin yang ada di ruangannya. "Nyaris.", jawab Alvin sambil merapikan sisa berkasnya. Chris berusaha mengatur napasnya dan merapikan penampilannya yang sedikit berantakan. "Gak biasanya, Chris? Gak habis mabuk kan?", tanya Alvin. "Gak bau alkohol juga.", lanjutnya sedikit mendekat dan mengendus Chris. "Aku gak mabuk. Udah nanti aku ceritain. Ayo sekarang ketemu client dulu.", ujar Chris masih menenangkan napasnya. Kemudian mereka beranjak ke luar ruangan bertemu client.

***

"Huff.. huff.. nyaris aja telat.", gumam Alexa melihat jam tangannya. "Xa? Tumben baru dateng?", tanya Sherly yang baru masuk dari pantry membawa secangkir kopi hangat. "Haa.. iya ni. Aku bangun kesiangan, Ly.", jawab Alexa mengatur napas. "Wah, rekor baru. Alexa bisa kesiangan.", ujar Rara cekikikan disusul Vani dengan ketawa renyahnya. "Udah deh, jangan pada ngeledekin.", balas Alexa malu.

Kembalinya sang Nona Muda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang