Kisahnya 20 tahun silam beserta cerita Alexa membuat pikiran Chris kacau. Ia teringat saat-saat istrinya mau melahirkan hingga anaknya yang diculik.
*Ingatan Chris 20 tahun lalu*
5 Februari 2002 pukul 10 malam.
"Sayang, aku udah gak kuat. Huff.. huff..", kata istri Chris. "Sabar ya sayang, bentar lagi kita sampai di rumah sakit.", ujar Chris panik sambil memegang tangan istrinya dan mengecup keningnya. "Pak, lebih cepat lagi dong!", lanjut Chris pada sopir pribadinya. "Baik tuan.", ucap sopirnya patuh. Sopirnya langsung mengendarai mobilnya dengan kecepatan 90km/jam. "Sayaaaannnggg.. sakiiittt..", teriak istrinya sambil memukul-mukul lengan Chris. "Iya sayang, iya. Tahan sebentar ya.", jawab Chris meringis karena dipukuli istrinya.10 menit kemudian mereka telah sampai di rumah sakit, Chris menopang istrinya sambil berteriak, "dokter.. dokter.. tolong cepetan, istri saya mau melahirkan.". Kemudian beberapa perawat membawa stretcher dan membantu memindahkan istri Chris untuk naik ke atas ranjangnya. Mereka segera menuju ke ruang bersalin untuk persiapan persalinan. "Aaaaakkhhhh, sakiiiittt. Chris, aku udah gak kuaatt!", teriak istri Chris sambil mencengkeram tangan Chris. "Alexandria, sayang. Tenang ya, sabar ya sayang. Bentar lagi kamu gak akan ngerasain sakit ini kok. Bertahan sebentar lagi ya sayang.", ujar Chris menenangkan istrinya.
5 menit kemudian, dokter yang siap menangani istri Chris datang dan mengecek istrinya. "Ini masih pembukaan 6, belum bisa bersalin sekarang. Kita tunggu sampai besok pagi ya.", ujar dokter tersebut. "Hah!? Besok pagi dok? Ini istri saya udah kesakitan, apa gak bisa sekarang aja?", tanya Chris panik. "Belum waktunya pak. Tenang saja, ini hal wajar bagi setiap ibu yang mau melahirkan.", ujar dokter tersebut menenangkan Chris. "Dok, saya udah gak kuat dok.", ujar istri Chris lemah merasakan sakit. Wajahnya semakin memucat dan air matanya berlinang membasahi pipi mulusnya. "Sabar ya bu, kemungkinan besok pagi-pagi sekali sudah bisa ditangani. Ibu sekarang istirahat dulu, kalau kuat bisa jalan-jalan sedikit agar memudahkan ketika bersalin nanti.", ujar dokter sambil memasang infus karena melihat wajah pasien sudah pucat. Alexandria hanya bisa pasrah menahan rasa sakit yang timbul semakin sering. "Nanti setiap 2 jam sekali saya atau suster akan menjenguk ibu, mengecek apa sudah siap lahir atau belum.", lanjut dokternya sambil melepas sarung tangannya kemudian izin keluar. Alexandria hanya pasrah memiringkan badannya ke kanan dan kiri untuk mengurangi rasa sakit. Chris duduk di samping ranjangnya sambil mengelus pucuk kepala istrinya dan menenangkannya.
Pukul 2 dini hari, perawat masuk ke ruangan Alexandria untuk mengecek kesiapan lahirnya. "Gimana suster? Saya udah bisa lahiran belum?", tanya Alexandria lemas. "Saya cek dulu ya bu.", ujar susternya. Tak lama kemudian ia menekan tombol di atas ranjang Alexandria untuk memanggil dokter dengan wajah panik. Chris yang terjaga ikut panik dan bertanya, "kenapa sus?". "Istri bapak sudah siap melahirkan sekarang, tolong bapak bantu support di sampingnya ya. Saya akan memanggil dokter segera.", ujar suster tersebut buru-buru keluar. "Sayang, Alexandria, kamu kuat. Sebentar lagi kamu gak akan merasakan sakit. Kita bisa melihat anak kita sebentar lagi.", bisik Chris menyemangati istrinya. Alexandria hanya tersenyum lemah menahan sakit yang ia rasakan dari semalam. Tak lama kemudian, dokter yang menangani istrinya datang untuk membantu persalinannya. "Baik bu, ikuti aba-aba saya ya. Tarik nafas.. hembuskan.. tarik nafas.. hembuskan.. kalau saya suruh mengejan, mengejan sekuat tenaga ya bu.", ucap dokter tersebut. Alexandria hanya mengangguk. "Ya bu, mengejan sekarang.", kata dokter memberi perintah. "Eeerrrggghhhhh!!", Alexandria mengejan sekuat tenaga sambil menggenggam tangan Chris hingga membentuk cap tangannya. "Baik, tarik nafas.. mengejan bu.", lagi dokternya memberi perintah. Tak lama kemudian pecah suara tangis bayi dalam ruangan tersebut. Alexandria terkulai lemas. "Wah, anaknya perempuan. Selamat ya bu.", ujar dokter sambil memotong ari-arinya dan menaruh anaknya di atas dada Alexandria untuk menyusu dini. "Sayang, kamu hebat. Kamu bisa melahirkan anak kita. I love u sayang.", ucap Chris tak hentinya mengecup kening Alexandria dengan haru. "Iya sayang.", balas istrinya dengan senyum lembut sambil menitikkan air mata haru. "Sayang, aku mau pakein kalungku ke dia, tolong dong.", pinta istri Chris agar melepaskan kalungnya. Kemudian ia hanya menaruhnya di atas perut sang anak dan memandanginya dengan lembut. Kemudian salah satu suster mengambil anak Chris dan memindahkannya di bangsal khusus bayi yang baru lahir.
"Suster, tolong ambilkan obat bius di ruangan saya ya. Saya lupa ambil tadi.", pinta dokter yang menangani Alexa "baik dok.", kata suster tersebut langsung keluar mengambil obat biusnya. "Pak, mohon dibantu namanya dan nama istri bapak untuk membuat akta kelahiran anaknya.", kata Suster yang lain.
"Chris Antonio Theedens, istri saya Alexandria Fidelya Grizz", jawab Chris. "Baik, untuk anaknya akan diberi nama siapa pak?", tanya suster tersebut. Chris dan Alexandria sudah mendiskusikan ini jauh hari sejak mengetahui bahwa anaknya perempuan. "Chrysilla Rossanie Theedens.", ujar Chris. "Baik, terimakasih pak.", jawab suster tersebut kemudian berlalu. Chris kembali ke tempat duduk di samping istrinya dan menggenggam tangan istrinya. "Sayang, aku seneng banget. Keluarga kita sudah lengkap dengan kehadiran anak ini.", ucap Chris bahagia sambil mencium tangan istrinya yang ia genggam. Alexandria hanya tersenyum. "Sayang, tolong jaga anak kita ya. Nanti kalau aku gak ada disamping kalian, kamu harus tetap ada di sampingnya.", ujarnya lemah. "Sshhhh, kamu bicara apa sayang? Kita akan jaga anak kita berdua.", ucap Chris membelai rambut istrinya."Baik, jahitannya sudah selesai. Ibu mohon istirahat dulu ya, jangan terlau banyak gerak.", ujar dokter kepada istrinya. Alexandria menjawabnya dengan anggukan tak berdaya. Tak lama seorang suster masuk dengan makanan dan obat untuk Alexandria. "Pak, ini makanan dan obat untuk istrinya. Segera dimakan dan diminum ya obatnya agar jahitannya segera kering.", ujar suster tersebut. "Sayang, makan dulu ya. Kamu dari semalem gak ada isi makanan.", ucap Chris seraya membuka plastik piringnya untuk menyuapi istrinya.
Usai makan, Chris memberikan obat pada istrinya dan air agar ia minum. "Makasih ya Chris.", ucap Alexandria lembut. Chris membalasnya dengan senyum dan kecupan hangat di pucuk kepalanya. "Sayang, aku ngantuk. Aku tidur dulu ya.". , ucap Alexandria sambil memperbaiki posisinya untuk tidur. "Oke, sayang. Aku keluar sebentar ya liat anak kita.", kata Chris yang dibalas anggukan kepala oleh Alexandria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembalinya sang Nona Muda [END]
Acak"Nona Alexa, beliau adalah ayah anda". Kata asisten presdir tersebut. "Hah?! Mana mungkin? Aku tak punya ayah ataupun ibu. Sejak lahir aku sudah tinggal di panti." "Tapi tes DNA ini tak mungkin salah. Anda adalah nona muda keluarga Theedens." Jawab...