Chapter 5

1.6K 160 7
                                    


Hari pertama syuting semua berjalan dengan lancar, dan profesional. Neo dan Louis saling berdiskusi akan karakter mereka selanjutnya bahkan Neo sangat dalam mode serius.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

"Cut!!" ucap sang sutradara membuat Neo dan Louis mengakhiri akting mereka
"Bagus, kerja yang bagus" ucap sang sutradara. Walau Neo kadang absurd tetapi kalau bekerja dia sangat profesional dan tak membuatnya terlalu kelelahan untuk mengulang take berkali-kali.

"Lapar" guamam Louis, membuat Neo menarik bingkisan cemilan kiriman fansclubnya
"Nih, aku tak terlalu suka. Kau suka makanan manis kan?" tanya Neo
"Ini terlalu banyak"
"Makan salah satunya, sambil menunggu kita pulang dan singgah makan malam diluar. Kita masih harus melihat skrip untuk besok" oceh Neo seperti biasa dia adalah cowok yang berisik, walau begitu ia membuka satu cemilan untuk Louis dan memberikannya.

"Tunggu disini, aku akan mengambil naskah skrip untuk besok lalu kita pulang" ucap Neo berlalu bergi menuju salah satu staf, Louis tersenyum, bagaimana ia tak terbawa perasaan bila Neo seperti ini.

"Ohh kau tersenyum seperti ini" goda Phuwin mendekati Louis, ia juga sudah menyelesaikan syutingnya
"Apa Neo, memang seperti ini?" tanya Louis dan Neo menggeleng pelan
"Dia memang baik namun dia itu bodoh, dia tak pernah peka dan perhatian. Tapi dia sangat berbeda padamu. Dia selalu berisik tapi didekatmu dia bisa bicara dengan nada pelan, dia bukan tipe lelaki penurut tetapi dia sangat menurut padamu" jelas Phuwin, dari nada bicaranya ia sedikit cemburu karena Neo tak pernah seperti itu padanya.

Louis tak bisa tak menahan senyumannya, mengapa ia merasa bahagia mengetahui hal ini
"Ayo pulang" ucap Neo namun ia berhenti melihat Phuwin
"Loh kau belum pulang dengan Pond? " tanya Neo
"Oh dia masih ada acara dan dia buru-buru. Itu alasan aku disini, bisa kah kau mengantarku pulang?  Manajer ku masih sibuk" pinta Phuwin, Neo menatap Louis
"Antar saja Phuwin pulang, aku akan kembali dengan manajerku" ucap Louis ia tau bahwa Neo belum move on dengan masa lalunya.

Neo tersentak kaget saat Phuwin tiba-tiba mengandeng tangannya
"Ya ya? Aku lagi capek, aku mau pulang sekarang phi" regek Phuwin walau ia hanya bercanda seperti itu entah mengapa membuat hati Louis tak nyaman tetapi ia masih bisa tersenyum, toh dia bukan siapa-siapanya Neo. Mereka hanya rekan kerja.

Louis menatap Phuwin yang begitu manja pada Neo. Ya benar kata pengemar, Phuwin itu jauh lebih menarik, menggemaskan dan sangat indah. Mana mungkin Neo bisa move on dengan mudah.

Louis menatap Neo meminta agar segera mengantar Phuwin pulang
"Kau baik-baik saja? " tanya Neo
"Haha memangnya aku kenapa? Aku juga akan pulang dengan manajerku" ucap Louis sedikit tertawa mencairkan suasana canggung pada Neo.

Neo menarik pergelangan tangan Phuwin untuk pulang bersamanya. Louis menatap tangan itu, Neo bahkan tak ragu-ragu untuk mengandeng tangan Phuwin. Berbeda dengan dirinya, dimana Neo jarang kontak fisik dengannya.

"Bye bye phi.... " senyum Phuwin ke arah Louis dan Louis membalas senyumannya sebelum Phuwin dan Neo berlalu.

.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Neo tiba-tiba saja gelisah, dia pulang bareng Phuwin tapi kenapa otaknya malah ke Louis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Neo tiba-tiba saja gelisah, dia pulang bareng Phuwin tapi kenapa otaknya malah ke Louis. Dia kepikiran sendiri. Tangan kirinya menyetir dan tangan kanannya mencoba mengambil handphone untuk menghubungi Louis.

"Lui.... "

"Ya neo" Jawab Louis menjawab telpon Neo

"Apa kau sudah pulang? " tanya Neo tak menyadari Phuwin menatapnya heran

"Aku sudah dijalan, manajerku yang membawa mobil, dan kau ?" jawab Louis

"Aku masih dijalan"

"Jangan menyetir sambil menelfon Neo, itu bahaya"

"Oke, aku akan menjemputmu besok ke lokasi syuting, kirim pesan padaku kalau kau sudah sampai dirumah" jelas Neo

"Oke"

Neo menyimpan handphonenya kembali saat panggilan telepon itu terputus
"Woaa, kau benar-benar perhatian sekali, aku tak tau kau bisa seperti ini" goda Phuwin
"Ya Louis itu terlalu polos, entahlah aku merasa hanya ingin melindunginya saja" jujur Neo.

.
.

Waktu terus berlalu, Louis dan Neo bersama pemain series lainnya semakin akrab dari hari ke hari karena setiap hari bertemu dilokasi syuting

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu terus berlalu, Louis dan Neo bersama pemain series lainnya semakin akrab dari hari ke hari karena setiap hari bertemu dilokasi syuting. Selama dilokasi syuting Louis benar-benar menyadari bahwa Neo adalah Happy virus untuk semua orang. Dia adalah pelawak yang lucu dan tak bisa diam dan tenang. Tak ada lelah dikamus Neo, terkadang Louis harus turun tangan menghentikannya agar tak bertingkah absurd dan Neo bisa duduk dengan tenang untuk istirahat. Ya hanya Louis yang bisa menghentikan tingkahnya.

Walaupun Neo jarang bicara dengannya dilokasi syuting dan lebih sering bersama phuwin dan teman-temannya yang lain namun tindakan Neo tetap perhatian padanya. Seperti saat ini, saat Louis hampir terjatuh karena akan tersandung meja, Neo yang fokus bercanda dan berteriak bersama aktor serta staff yang lain itupun berhasil menarik Louis dengan pelan agar tak tersandung tanpa menghentikan candaan absurdnya pada yang lain.

Louis tersenyum sambil melihat Neo yang masih sibuk melawak dengan lawakannya bersama staf dan yang lain, walau tanpa melihatnya, Neo bisa menjaganya dengan baik.


.
.
.

Tbc

Love of Story (NeoLouis) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang