Chapter 9 RateM 🔞

2.8K 179 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Neo mulai membuka celananya, membuat Louis gugup, siapa sangkah pelawak seperti Neo memiliki tubuh dengan otot sebagus ini. Neo tersenyum lucu melihat wajah malu Louis akan tubuhnya.

"Aku belum pernah telanjang didepan orang, dan ini pertama kalinya aku melakukannya" ucap Neo

"Aku pun belum pernah" gumam Louis pelan, sungguh ia sangat malu. Neo tersenyum tulus, lalu menarik pelan kedua kaki Louis agar tebuka lebar dan dirinya masuk diantaranya hingga menindih Louis kembali. Kini milik privasi mereka bahkan bersentuhan karena tak memiliki kain penghalang lagi.

Neo kembali mencium panas bibir Louis lalu ke perpotongan lehernya memberi setiap rangsangan pada tubuh Louis yang mulai sensitif. Neo bahkan bisa mendengar desahan demi desahan yang lolos dari bibir Louis.

Satu tangan Neo menuntun tangan Louis kebawah menuju selangkangannya dan memegang ke jantannya yang kini mengeras.

Louis berusaha membuka mata demi melihat wajah tampan Neo, ia benar-benar terpesona wajah tampan yang kini menatapnya juga.

'Neo Sangat tampan.... '

'Dia makin imut sekarang.... '

Neo kembali mencium Louis, dahinya, hidungnya, bibirnya, lehernya, dadanya, perutnya hingga berhenti pada selangkangan Louis.

"Aahhh neo.... " Louis meremas erat seprai dikedua sisinya saat Neo mengulum miliknya dibawah sana. Desahan Louis bagaikan alunan indah ditelinga Neo.

Pinggul Louis sedikit terangkat, saat satu jari Neo mulai masuk kedalam holenya disusul jari lainnya untuk melebarkan hole sempit itu.

Neo kembali mensejajarkan wajahnya dengan wajah Louis yang kini menahan rangsangan oleh kedua jarinya yang masih keluar masuk dengan cepat dari hole sempit Louis.

Louis malu, ia memalingkan wajahnya dan menutup mulutnya dengan tangan kanannya. Kedua jari Neo semakin nakal bermain di holenya yang kini sensitif
"Jangan tutup mulutmu lui" bisik Neo.

"uughhh..... " tubuh Louis menengang, desahan lolos dari bibir indahnya saat tubuhnya mengejang pelan karena orgasme pertamanya oleh dua jari nakal Neo.

'Dia begitu panas.... ' batin Neo tak mampu menahan dirinya lagi. Ia membuka lebar kedua paha Louis
"Ini mungkin sedikit sakit, tapi aku akan pelan-pelan" ucap Neo yang kini menjadikan cairan orgasme Louis sebagai pelicin agar ke jantannya bisa masuk kedalam hole Louis mengantikan kedua jarinya tadi.

"Akhh Neo" Louis merasakan sakit, tentu itu sakit. Milik Neo yang besar memasuki holenya yang masih sempit. Namun ia menahannya saat desahan berat lolos dari bibir Neo. Berlahan milik Neo masuk sempurna, ia tak bergerak membiarkan hole Louis beradaptasi dengan miliknya itu.

Setelah Louis tenang, Neo mulai bergerak pelan. Louis mengigit bibir bawahnya rasa sakit bercampur nikmat dibawah sana yang dimana rasa sakit itu berlahan hilang dan hanya meninggalkan kenikmatan untuk Louis.

Neo yang awalnya bergerak pelan kini berlahan cepat, desahan mereka kini terhias dikamar itu. Peluh membasahi tubuh mereka walau jelas-jalas kamar Louis memiliki AC yang menyala.

Louis refleks menutup mulutnya saat rasanya ia hampir mendesah dengan keras, ia masih waras dan tak mau ibunya sampai tau kelakuan mereka saat ini.

Tubuh Louis kembali mengejang pelan ia kembali orgasme di bawah Neo yang masih bergerak cepat sambil mencium perpotongan lehernya. Desahan berat Neo menandakan lelaki itu kini juga akan mencapai klimaksnya, gerakkannya semakin cepat. Wajah seksi Louis begitu indah dimatanya.

"Aahhhh lui.... "

Louis memeluk Neo yang kini mengeluarkan cairan didalam holenya. Mereka diam beberapa saat dan mengatur nafas.

Neo melihat Louis yang kelelahan di bawahnya
"Terima kasih lui... Kau selalu ada disisiku" Neo mengecup dahi Louis dan berlahan mengeluarkan kejantannya dari hole sempit itu. Desahan pelan dari bibir Louis menandakan penyatuan mereka berakhir.

Louis yang memang kelelahan karena bekerja dari pagi hingga ikut pesta tadi dan semua energinya habis karena kegiatan barusan, membuat Louis berlahan terlelap untuk tidur.



.
.

Cahaya matahari pagi masuk melewati celah jendela kamar Louis yang cerah, membuat Louis terbangun dan sadar bahwa ia tidur di lengan Neo yang kini masih bertelanjang dada sepertinya.

"Neo... " gumam Louis membuat Neo mulai terbangun juga, dan tersenyum kearah Louis
"Oh sudah sepagi ini" ucap Neo bersandar pada kepala tempat tidur dan masih memeluk Louis yang bersandar padanya.

Jantung Louis sama sekali tak bisa diajak kerja sama, ia degdeg kan sedekat ini dan bahkan tubuh mereka bersentuhan. Neo memeluknya dan bagian atas mereka masih tanpa pakaian.

"Kita harus siap-siap, sebelum terlambat kelokasi syuting. Kita ada live di sebuah acara jam 10 pagi" jelas. Louis melihat jam dalam kamarnya, Neo hanya tersenyum. Kulit lembut Louis bagaikan candu untuknya.

"Apa kau bisa berangkat syuting? Apakah masih sakit? Apa aku terlalu berlebihan semalam?" tanya Neo membuat Louis makin malu saja
"Ck! Kau tak usah tanya-tanya! Itu memalukan" ucap Louis memalingkan wajahnya membuat Neo gemas sendiri dan kembali memeluk Louis.

"Tidak peduli orang menganggap hubungan kita seperti apa, tetapi aku tak ingin hubungan ini hanya skinship didepan kamera. Kita bisa melakukannya lebih di belakang kamera melebihi pasangan lainnya" senyum Neo lalu mengecup bibir Louis.

Louis membalas pelukan Neo, ia merasa selalu nyaman dan aman bila di dekat lelaki yang selalu diam-diam melindunginya itu.


.
.
.

Tbc

Love of Story (NeoLouis) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang