Kenma merenggangkan otot-ototnya sambil berjalan santai kearah ruang tamu yang ia yakin Kuroo pasti sedang duduk manis disana sambil menonton sinetron tv kesayangannya.
Kenma menutup mulutnya yang menguap dan setibanya di ruang tamu ia menatap datar Kuroo yang sangat amat serius melihat sinetron yang episodenya hanya di ulang-ulang itu. "Pasti habis ini kecelakaan terus nyesel dan balik sama istri tuanya," Tebak Kenma sambil menghempaskan bokongnya tepat di sebelah Kuroo.
Kuroo yang dapat spoiler secara tiba-tiba langsung menatap kesal kearah Kenma, "Sutt diem, bocil epep mending tidur aja."
Kenma memutar bola matanya malas mendengar itu, ia memperhatikan sekeliling rumahnya yang sudah sangat bersih itu. Pasti Kuroo yang membersihkannya. Meskipun seperti itu, Kuroo sangat anti dengan yang namanya kotor.
Kuroo menoleh kearah Kenma pada saat sinetronnya itu iklan, "Bikinin sesuatu dong."
Kenma berhenti menatap sekelilingnya dan beralih menatap Kuroo heran, "Ngejek? Gua kan gak bisa masak."
"Kan gua udah nyuruh lu belajar masak, biar kalo gua dateng lu masakin."
"Gak mau dan gak minat, mending pesen aja."
Kuroo menggelengkan kepalanya mendengar perkataan enteng Kenma, "Hemat lah anjir, semuanya lagi naik."
Kenma memutar bola matanya malas, "Mending mati karna hemat tapi gak kenyang apa mati karna boros tapi kenyang?"
"Mending mati dalam pelukanmu."
Kenma memasang tampang jijiknya mendengar hal itu, "Gak mau meluk mayat."
Kuroo menatap matanya tak suka, "Najis sok jual mahal banget,"
"Emang mahal."
"Ceban dua aja dikata mahal."
"Ceban 10 bukan 2."
"GAK GITU JUGA MAKSUDNYA YA TUHAN..."
Kuroo menghela nafasnya kemudian ia kembali menatap tv yang sudah menampilkan sinetronnya lagi. "Mempertanyakan kenapa gua sama lu bisa putus?" Kuroo bertanya asal dengan mata yang terfokus kearah tv.
Kenma mengangkat bahunya tak peduli, "Menanyakan hal yang itu-itu saja."
"Ya gimana orang gua penasaran," Netra hitam pekat itu menatap khawatir kearah televisi yang ada dihadapannya yang sedang menampilkan sinetron kesukaannya. "Din sadar anjir itu suami lu selingkuh!" Kuroo berucap dengan kesal karena pemain di film itu tak kunjung sadar akan kelakuan busuk suaminya.
Kenma tidak peduli dengan itu, ia menyenderkan badannya pada punggung sofa dan menekuk sila kedua kakinya. "Kur, gua laper."
Mendengar pernyataan Kenma yang kelaparan, membuat Kuroo meraih remote tv yang ada di meja kemudian mematikannya. Kuroo sangat tidak suka jika diganggu pada saat sedang menonton film, itu mengganggu sensasi menyenangkan yang sedang ia rasakan katanya. Tetapi, Kenma itu pengecualian.
Kuroo menaruh kembali remote itu di atas meja ia menoleh kepada Kenma yang sedang menatap datar tv yang baru saja ia matikan, "Gopud aja, mau makan apa?"
Kenma membuka mulutnya untuk menjawab, ia baru membuka. Belum mengeluarkan suara. Tetapi Kuroo kembali bicara, "Jangan yang pedes!"
Kenma menatap Kuroo jengah karena Kuroo mengingatkannya terus menerus, ayolah meskipun seperti ini Kenma paham kondisi tubuhnya. Tetapi, larangan adalah perintah, kan?
"Mie edan level 10 Kur,"
Kuroo menatapnya tak suka, padahal ia baru saja mengingatkan. Tetapi manusia yang ada di hadapannya ini malah menjadi-jadi. "Kalo maag lu kambuh gua gak mau nolongin."
"Sesama manusia kita harus saling membantu,"
Kuroo menggerakan tangannya untuk mencubit hidung Kenma, dan ia juga mendekatkan wajahnya dengan Kenma hingga tersisa beberapa cm lagi. "Tapi kan lu batu, bukan manusia."
Tangan Kenma juga bergerak untuk mencubit pergelangan tangan Kuroo. "Ngaca!"
Kuroo meringis pelan karena cubitan Kenma yang sangat kencang itu, Kuroo segera melepas cubitannya dari hidung Kenma dan menjauhkan wajahnya dari Kenma.
"Brutal njir,"
"Bodo, buruan pesen!!"
![](https://img.wattpad.com/cover/321783917-288-k394514.jpg)