Kuroo menggelengkan kepalanya karena melihat Kenma yang untuk kesekian kalinya meringis sakit dan meremas perutnya dengan sangat keras. Ya, apa lagi alasannya jika bukan maagnya yang kambuh.
Kuroo membuka bungkus obat itu kemudian mencekokannya kepada Kenma dengan paksa, bukan karena ia marah atau apa. Ia hanya kesal dengan mantannya itu yang sama sekali tidak memperhatikan kesehatan serta pola makannya.
Kenma yang dicekokan obat dengan paksa kedalam mulutnya langsung melotot dan meraih minum yang ada di hadapannya kemudian meneguknya cepat. Setelah selesai menelan obat itu, Kenma menatap sang pelaku dengan kesal.
"Lu mau bikin gua mati?!" Kenma bertanya dengan nada tinggi bercampur dengan kesal.
Kuroo menatapnya malas, "Lah lu sendiri juga mau lu mati apa gimana? Gua udah ngingetin lu berkali-kali jangan lupa minum obat sama makan yang teratur!"
"Lu itu punya maag! Terlebih lagi ini bukan gejala, maag lu udah parah! Lu tau kan maag juga bisa bikin orang mati?!"
Kenma menyipitkan matanya karena Kuroo menceramahinya panjang lebar, Kenma masih setia meremas perutnya yang masih terasa sakit itu. Ia rasa perutnya makin terasa sakit karena mendengar ceramahan Kuroo.
"Ssttt diem, ceramahan lu gak bikin gua sembuh.." Ujar Kenma diiringi ringisan kecil.
Kuroo mengendus kesal mendengar itu, ia melangkah mendekat kepada Kenma dan membuka bajunya kasar lalu mengusap perut Kenma dengan minyak kayu putih agar rasa sakit itu sedikit mereda. Dan tentunya Kenma tidak menolak sama sekali.
Setelah selesai mengusap perut rata Kenma, Kuroo menutup kembali bajunya lalu menutup Kenma dengan selimutnya.
Setelah selesai menyelimuti Kenma ia menatapnya tajam, "Udah,"
"Sembuh lu gc!"
Mata Kenma berkedut kesal mendengar perintah Kuroo yang sangat amat tidak jelas itu, "Pala lu sini gua sembuhin."
"Perintah dari gua gak boleh lu tolak!"
Kenma memutar bola matanya malas kemudian merubah posisi badannya menjadi membelakangi Kuroo yang sedang berdiri sambil menatapnya. "Iya!"
Kuroo menghela nafasnya kemudian mematikan lampu kamar Kenma, "Gua di ruang tamu. Kalo kenapa-kenapa teriak aja."
"Teriak apa? Kebakaran... Tolong.... Gitu?"
"Kalo kayak gitu nanti tetangga juga pada dateng!"
"Ya terus gimana?"
"Tolong ada maling!!"
"Makin kesini malah makin tolol."