12. Parfum

363 44 0
                                    

"Lu ganti parfum?" Kuroo bertanya tanpa mengalihkan fokusnya pada televisi yang menampilkan sinetron kesukaannya.

"Ya." Kenma menjawab singkat sambil terus memainkan handphonenya.

"Tumben,"

"Yang biasa udah habis."

"Yang ini baunya keras, lu gak pusing?"

Kenma menggeleng, "Gak," Mata Kenma sedikit membulat karena melihat handphonenya. "Lah lah satu squad."

"Gua pusing nyium baunya," Ucap Kuroo sambil mengalihkan pandangannya dari televisi.

Kenma tidak membalasnya ia masih fokus untuk meratakan squad lawan yang menyerangnya itu.

"Nah bagus, satu lagi!!" Seru Kenma sambil terus menekan layar handphonenya.

Kuroo menatapnya malas, "Jawab lah cil minimal."

"Tar tar satu orang lagi."

Kuroo mengangkat bahunya tak peduli dan kembali menonton televisi yang ada dihadapannya. Sambil memikirkan tentang beberapa hal yang tidak begitu penting.

"Good, menang juga akhirnya." Kenma berkata sambil menyingkirkan handphonenya yang menghalangi pandangannya. "Lu ngomong apa tadi?"

"Gua pusing nyium parfum lu yang ini," Jawab Kuroo.

Kenma menatapnya remeh, "Cowok kok pusing."

"Cowok yang kena maag diem aja deh...."

Kenma memutar bola matanya malas kemudian ia bangkit dari posisinya dan menutup mulutnya yang menguap. "Jam berapa?"

"Baru jam tiga."

"Ya udah gua mau tidur..." Baru saja Kenma ingin melangkahkan kakinya untuk menuju kamar, tetapi Kuroo malah menarik tangannya agar ia tidak melangkah.

"Ngapain anjir, jangan tidur sore-sore. Gak baik!"

Kenma memutar bola matanya malas, "Baik, soalnya gua cape!"

"Gak baik ye! Udah sini aje, kita gibah bareng."

"Dosa, mending tidur."

"Tumben inget dosa?"

"Gua kan anak baik yang selalu inget dosa,"

"Pencitraan yang sangat bagus kawan."

"Lah kita kawan emang?"

"Emang bukan?"

Kenma mengangkat satu alisnya, "Bukannya kita lebih dari kawan, ya?"

"Pa-"

"Mantan maksudnya." Potong Kenma dengan cepat sambil melepaskan tangannya yang dipegang oleh Kuroo.

Kuroo menggerutu kesal mendengar jawaban Kenma, "Gak sopan,"

Kenma mengangkat bahunya tak peduli kemudian membuka kulkasnya, "Lu gak bawa apa-apa Kur?"

"Gua bawa bakso ya tadi anjir,"

"Oh iya... Bawa lagi gih,"

Kuroo menghela nafasnya, Kenma agak ngelunjak memang. Tapi tidak papa, karena Kuroo gamon kepada Kenma jadi ia akan menuruti semua kemauan Kenma kecuali menyuruhnya untuk bundir.

Kuroo menatap Kenma yang sedang meneguk sebotol air yang berjarak lumayan jauh darinya. Kemudian ia menyodorkan handphonenya, "Pesen."

Kenma berhenti minum dan memasukan kembali botol itu ke dalam kulkas, "Pesenin."

Kuroo menghela nafasnya, "Gua gak tau anjir lu mau makan apa,"

"Apa aja, asal bisa di telen."

"Batu?"

"Asal bisa di telen." Ulang Kenma dengan penekanan tiap katanya.

Kuroo terkekeh mendengar itu, ia segera mengutak-atik handphonenya untuk memenuhi permintaan kanjeng Kenma yang terhormat itu.

Mantan || Kuroken[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang