Beach

199 83 3
                                    

Happy reading ><

"Kita pernah tertawa bersama di pantai ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita pernah tertawa bersama di pantai ini. Suatu saat nanti kita pasti akan kembali kesini dengan kebahagiaan yang lebih dari sebelumnya."

- Allysa Aurel -

"Apakah itu akan jadi kenyataan?"

- Muhammad Adam -

*****

Rutinitas seperti biasa yang dilakukan kedua pasangan Allysa dan Adam. Ketika matahari memunculkan sinarnya ke bumi, hampir jam delapan pagi, mereka berdua sedang sarapan di meja makan. Karena tidak ada percakapan, Adam tiba-tiba memulai pembicaraan.

"Sayang, pagi ini kita ke pantai mau nggak?" ajak Adam.

Allysa yang mendengar itu sedikit terkejut, sudah lama ia menikah, Adam rasanya tidak pernah mengajaknya liburan. Lalu ada apa ini?

"E-eum ..."

"Lagian kerjaan kamu selama ini cuman kuliah, dirumah doang, 'kan?" ujar Adam.

"I-iya, tapi ini beneran? Kamu ngajakin aku?" Allysa hanya memastikan.

Adam hanya berdehem pelan, lalu menyuap nasi ke mulutnya.

"Tuh kan, kamu mah!" kesal Allysa.

"Loh kenapa?"

"Kamu cuman bercanda, 'kan?"

"Serius, Sayang,"

Allysa hanya memasang ekspresi wajah ngambeknya.

Bukannya membujuk, Adam hanya diam sambil melanjutkan makannya. Melihat itu jelas Allysa makin kesal. Matanya berkali-kali menatap Adam yang hanya duduk di bangku seberangnya. Berharap laki-laki itu peka. Namun, lagi-lagi harapan itu tidak akan mungkin.

"Ajak Yusuf ya," guman Allysa yang masih bisa di dengar Adam.

Dahi Adam mengerut bingung, "Yusuf?"

Allysa mengangguk cepat.

"Baiklah, saya sangat tidak keberatan. Kalau Yusuf ikut mungkin dia juga akan bahagia ..."

Sebelum Allysa berbicara Adam kembali melanjutkan kalimatnya.

"Dan dia akan bertemu Umi-nya."

Deg!

Tanpa sadar bibir Allysa membentuk sebuah senyuman yang begitu manis. Perkataan Adam memang terdengar sederhana, tapi bagi Allysa entah mengapa itu sangat luar biasa.

*****

Pagi ini juga mereka berdua menuju rumah orang tua Adam. Ya, selama ini di sanalah anaknya bersama Aisyah tinggal. Bersama sang kakek, lebih tepatnya Abi-nya Adam. Bukan apa-apa, tapi memang itulah permintaan sang Abi. Membiarkan ia tinggal bersama cucunya untuk menemani hari tuanya. Abi-nya Adam juga meyakinkan Adam kalau ia bisa memperhatikan dan merawat. Toh, di rumah juga cuman mereka berdua.

Hijrah cinta (Publish Ulang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang