Dokuta-mama+5

880 81 6
                                    

   "Kau baik -baik saja?" tanya Sasuke memandang arah lain.

Sakura menarik selimut dengan cepat menutup wajahnya yang dia rasa pasti bersemu merah layaknya tomat. "Ah. I-iya!"

Ini sangat canggung bahkan suasana ruang rawat terasa sangat sepi kalau saja tidak terdengar suara dengkuran halus Naruto. Sasuke berbalik lagi ke arah jendela, sebab dirinya sudah tidak memiliki kata-kata sambungan lagi untuk di ucapkan.

Tangan lentik Sakura perlahan meraih segelas air di meja samping dekat brankar tidurnya. Dia sangat membutuhkan cairan untuk membasahi tenggorokannya yang terasa kering, pastinya akibat efek tidur terlalu lama. Tangan Sakura berusaha meraih gelas, padahal itu tidak terlalu jauh untuk di raih, tapi penyebab luka kaki di perban membuatnya sedikit kesulitan menggerakkan seluruh tenaga. Sakura pun mengubah posisi menahan sebelah tangan ke pinggiran tempat tidur agar lebih mudah meraih, tapi karena tidak berhati-hati gadis itu hampir terjungkal ke lantai kalau saja Naruto tidak sigap memeluk Sakura.

Sasuke sedang berdiri di sana terkejut dalam diam melihat aksi Naruto tiba-tiba bangun menolong Sakura, yang juga gadis berambut merah jambu tersebut terkejut atas kecekatan Naruto membantunya naik ketempat tidur. Naruto mengambil gelas berisi air di atas meja samping untuk Sakura. "Sakura-chan, kau tidak apa-apa kan?!" tanya Naruto khawatir sembari menunggu Sakura selesai minum. Sakura mengangguk memberikan gelas kosong itu kepada Naruto jika dia sudah selesai dan meletakannya kembali di atas meja.

Naruto menoleh ke arah Sasuke dengan tampang kesal. "Jika kau berdiri di situ cukup lama, setidaknya kau menyadari kalau Sakura-chan sangat butuh bantuan mu!"

Sakura merasa Naruto terlalu terbawa serius!. Tangan Sakura menarik baju pemuda itu pelan dari samping untuk menghentikannya, ini kadang sekali terjadi kalau sikap Naruto seperti ini. "Aku tidak apa-apa Naruto! Aku saja tidak enak meminta bantuan Sasuke."

Tidak ada reaksi apa pun dari gelagat Sasuke terkecuali tatapan biasanya untuk menyikapi segala suasana. "Kau dengar, bahkan Sakura tidak masalah dengan itu." Sasuke kembali berbalik menghadap jendela. Sebenarnya sangat di sayangkan Sasuke tidak sempat melakukan hal kecil untuk membantu Sakura, sejak dia terluka dan sakit akibat kecerobohannya sendiri selalu tidak ada balas budi terbaik bisa dia lakukan!

Paginya Sakura terbangun dari tidur nyenyak, dia merasa lebih baik ketika semalam perawat medis memberi vitamin dan saleb penyebuh kilat yang ke kesekian kali, jadi dirinya sudah bisa mulai melakukan kewajibannya sekarang sebagai dokter. Sakura menoleh ke arah sofa, kali ini bukan Naruto yang tidur di sana melainkan Sasuke.

Sakura tersenyum melihat pemuda tampan itu tertidur sembari menyilang tangan di dadanya. Gadis berpakaian pasien itu turun perlahan dari tempat tidur, berusaha untuk tidak menimbulkan bunyi. Sakura berdiri di hadapan Sasuke memajukan wajahnya agar bisa mengamati wajah rupawan itu lebih dekat, jari tak berkutek pelan-pelan menyentuh ujung rambut Sasuke yang menutupi sebagian wajah. Tidak ada respon mengganggu dari wajah pemuda yang tertidur cukup lelap itu. Sakura menghembuskan nafas pelan. "Kau begitu tampan jika di lihat lebih dekat." Bermonolog gadis itu pelan dengan garis senyum tipisnya.

Sakura perlahan mundur, sebab ini sudah cukup kalau sampai Sasuke terbangun entah alasan apa yang ingin dia katakan, pastinya dia akan merasa malu jika ketahuan memandangi sampai sedekat ini. Gadis itu ingin berbalik, tapi terkejut begitu tangan merangkul pinggangnya hingga terduduk ke atas pangkuan. Sakura terkejut melihat orang itu siapa, secepat mungkin menutupi wajahnya. "S-sasuke-kun!"

Terlalu dekat bahkan posisi ini bukan lah duduk, tapi terlihat jelas seperti menunggang!. "Aa.. Sasuke-kun, ternyata sudah bangun!" kata Sakura ragu-ragu. Ingin sekali gadis itu mau menjauh tapi begitu dia ingin beranjak tangan itu tak mau melepaskan. Sakura mengintip dari jarinya kalau-kalau Naruto atau para perawat lain datang melihat posisi seperti ini pastinya akan salah paham dan membuatnya tambah malu.

Dokuta-mama [Sasusaku] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang