Dokuta-mama+12

507 47 3
                                    

Terima kasih udah pada mampir di cerita ku dan buat yang berkomentar positif buat aku nerusin ceritanya.

Nanti ceritanya akan ada perubahan sedikit, yaitu tahap revisi biar lebih bagus lagi para reades baru dan lama yang bakal baca nanti.

Selamat membaca 💕

***

   "Kuro, bawa dokter itu kemari!" perintah Ichiro.

"Apakah dokter berambut merah muda itu?" tanya Kuro Shikki memastikan tebakannya. Saat di mana makhluk hitam itu mengecek satu mummy milik tuannya di serang oleh seorang dokter yang dia maksudkan dan pernah Kuro katakan kepada tuan Ichiro, ketika mummy buatan mereka menyamar menjadi manusia.

"Iya, bawa dia sebagai umpan. Aku yakin pasti mereka tidak bisa berbuat apa pun." Cegir Ichiro dengan senyuman liciknya.

"Baik tuan." Jawab Kuro, kini berteleportasi kerumah sakit suna.

Keiko sedang berdiri samping pintu seketika terjatuh tersungkur, begitu merasakan sebuah tangan memukul bagian leher belakangnya hingga pingsan.

Sakura berdiri di depan jendela dari ruang kantornya, sambil memegangi secangkir berisi kopi panas mulai mendingin. Sebentar memasuki sore hari, pastinya udara akan dingin karena badai sebentar lagi muncul. Banyak pikiran berkecamuk dalam kepala Sakura, dia khawatir terjadi sesuatu tak memungkinkan membahayakan Sasuke, Naruto dan Sai beserta para pasien yang di tahan orang-orang jahat itu.

Suara ketukan pintu berbunyi dua kali, rentina hijau sebelumnya di ambang lamunan tersadar.

Sakura berbalik. "Siapa?"

"Aku yang menjaga mu."

Sejak kapan Keiko menyebutkan dirinya seperti itu? Keiko setiap kali mengetuk ruangannya, pasti menyebut namanya sendiri. Sakura merasa memang ada yang tidak beres. Akhir-akhir ini begitu sulit mempercayai seseorang bahkan di balik pintu dan dinding. Apakah penjagaan kali ini teledor?! Atau musuh kali ini terlalu pintar?!

"Masuklah!"

Ya, memang musuh kali ini pintar. Terlihat dari perubahan wujudnya mirip sekali dengan Keiko, tapi masih terlalu bodoh untuk mengekspresikan sifat asli orang lain. Terlalu mudah di tebak, ingatan Sakura sangat teliti dia tidak meragukan kalau ini sebuah tipuan.

"Baik."

Kebiasaan Keiko saat membuka pintu mengintip dari cela, bukan membuka lebar dan Keiko tidak mungkin melupakan nama panggilannya. Sakura menghebus nafas lelah, padahal belum lama dia beristirahat sudah timbul satu biang masalah.

"Kemarilah."

Wujud menurutnya Keiko itu palsu, langsung di sirami segelas cangkir berisi kopi lumayan panas. Kemudian Sakura menendangnya tanpa ampun, hingga mendarat ke sebuah dinding sampai mengakibatkan benda keras terbuat dari batu, hancur berkeping-keping.

Sakura menajamkan mata beserta alis bertekuk, memastikan apa yang terjadi dengan wujud palsu itu. Kepulan debu beterbangan membuat penglihatan sedikit sulit melihat, terlalu kabur namun perlahan debu tersebut meredah menghilang sedikit demi sedikit. Wujud itu berusaha berdiri menopang tubuhnya dengan dua tangan, walau kesusahan. Sakura hanya diam membisu memperhatikan pergerakan itu, bersama tampang was-was sampai wujud itu menatap dirinya.

Sebagian wajah itu menunjukan sebagian wajah lain dari Keiko akibat tendangan Sakura, layaknya sebuah topeng yang retak dan separuh di dalamnya terlihat wajah asli orang memakainya. Bedanya dari balik topeng itu memiliki wajah hitam, sangat mirip dengan jetsu hitam, hanya saja warna matanya merah.

Dokuta-mama [Sasusaku] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang