Dokuta-mama+6

799 65 4
                                    

   Sakura termenung di tempat hingga tak menyadari panggilan Naruto memanggil namanya. "Sakura chan?!" Naruto melambaikan tangan depan wajah Sakura pelan, sebab sudah beberapa menit lalu gadis berambut merah muda itu melamun. Sakura berkedip beberapa kali menyadari Naruto kini memandang wajahnya dari dekat dengan tampang heran, karena terkejut gadis itu reflek mendorong Naruto.

"Akh!" pemuda itu memegangi pantatnya yang nyeri akibat terjatuh.

Sakura menyadarinya langsung memarahi Naruto sembari memegang dada. "APA YANG KAU LAKUKAN?!" Naruto masih sama mengusap pantatnya sambil menggerutu. "Tapi apa salah ku?!" berdiri menepuk-nepuk pakaiannya menatap Sakura. "Padahal aku hanya memanggil mu, tapi Sakura chan tak menyahut ku."

Sakura bingung harus mengatakan apa lagi selain hanya bisa menghembuskan nafas, lupakan soal kekonyolan tadi. "Apa ada hal yang penting?" tanya Sakura serius, dia memikirkan kejadian ledakan kemarin menghebohkan rumah sakit. "Tidak...Aku hanya ingin menjenguk, apakah Sakura chan baik-baik saja." Jelas Naruto apa adanya yang memang sejak awal, dirinya hanya khawatir. Sakura gelagapan mengusap tengkuk tidak gatal, sepertinya dia mengingat kejadian beberapa menit lalu.

"Ee.. Aku baik baik saja!"

Naruto menaikan sebelah alis bingung serta heran mendekati Sakura, menelisik wajah gadis itu sambil mengerucutkan bibir. "Apakah Sakura chan demam?!" tanyanya polos menyentuh dahi Sakura memastikan. Gadis itu tertengun dengan pergerakan halus Naruto menyamakan suhu dahinya juga. "Wajah Sakura chan memerah seperti tomat!" lanjutnya. Seperti ada urat timbul di dahi Sakura, karena dia sudah merasa malu langsung meninju pipi Naruto hingga terbentur ke dinding dekat pintu. Sai dan Sikhamaru mendengar suara tersebut cepat-cepat berlari masuk ke ruangan pasien Sakura, hingga membuat pintu yang di buka oleh Shikamaru membentur ke arah Naruto. "Ada apa Sakura?!" tanya Shikamaru lebih dulu memastikan bila tidak terjadi hal buruk.

Sakura menghembuskan nafas kasar tidak menjawab ucapan Shikamaru dan meninggalkan mereka di sana dengan ambang kebingungan. "Ngomong-ngomong dimana Naruto?" tanya Sai melihat sekeliling tidak menemukan rupa pemuda berambut kuning itu di sekitar sini, padahal ada hal penting harus mereka lakukan. Shikamaru membuang nafas lelah. "Semoga anak itu tidak membuat masalah!"

Naruto mengusap-ngusap hidungnya berharap tidak bengkok atau berdarah karena pukulan Sakura kelewatan keras hingga membuatnya terlempar ke tembok. Pemuda itu berada di atap rumah sakit sekarang sedang berjaga dari atas kalau-kalau ada yang mencurigakan. Ini adalah tugas Shikamaru berikan setelah mereka berdiskusi beberapa menit lalu. Dahi Naruto mengernyit mendapati seorang pria tua berjalan sempoyongan memasuki rumah sakit dan terkadang sering terjatuh, dengan inisiatif Naruto turun untuk membantu. "Apa kau baik-baik saja paman?!" tanya Naruto menahan lengan pria tua itu menopang di punggunya. Pria tua itu tampak diam dengan kepala menunduk, tidak di ketahui Naruto di tangan satunya bersembunyi di balik tubuh pria tua itu ada sebuah kertas peledak.

Sai kebetulan melihat niat pria tua itu berteriak memperingati. "NARUTO!"

Sasuke tampa bicara satu kata dengan cekatan berlari mendekati pemuda berkumis rubah dan segera menendangnya tampa ragu hingga membuat Naruto terguling-guling menabrak dinding rumah sakit. Tidak ada waktu berpikir religius saat ini, sebab kejadiannya sangat darurat dan ceroboh!. Sasuke menangkis kepalanya dari tiupan angin kencang akibat ledakan, sebelum menatap nanar sisa puing-puing itu dari jarak aman.

Naruto berada di sana merasa jengkel dan kesal atas nasipnya hari ini begitu sangat sial, setelah dapat dorongan, bogeman mentah dari Sakura serta bantingan pintu di wajahnya dan sekarang?! Di tendang oleh Sasuke! Naruto sangat marah sampai mengomeli Sasuke yang hanya menyuekinya dan lebih memilih terfokus mengamati ledakan itu bersama Sai dan Shikamaru.

Dokuta-mama [Sasusaku] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang