Uma Side-
Resmi sudah gue menjadi siswa kelas 12. Jabatan gue sebagai ketua futsal di sekolah membuat nama gue makin terkenal. Sama halnya dengan Ima, namanya pun juga terkenal karena gue merupakan kembarannya. Sebagaimana dengan tradisi yang dimiliki oleh pak Reffy dan ketua juga wakil ketua futsal, sebentar lagi kami bertiga pun akan menjalankan kegiatan itu dengan calon yang baru, yakni Brian dan Laksa.
Tak lupa gue juga menceritakan pengalaman gue bersama dengan kepala sekolah pada Ima. Selama ini belum sempat kembali pak Coky merasakan entotan dari gue maupun Ima karena pekerjaannya yang sedang padat. Gue pun tahu kenapa pak Coky bisa seberani ini pada gue kala itu. Rupanya ia pernah memergoki pak Reffy sedang mengentoti Hendra di UKS dan ia pun beberapa kali mendapati gue bersama pak Reffy pergi menuju ke ruangan gudang belakang sekolah yang sepi setelahnya. Hal ini menduga bahwa gue pun bisa dipakai oleh pak Coky. Sedang gue bertanya pada beliau kenapa ia tak meminta pak Reffy saja dan tanggapannya sebatas.
"Saya lebih suka dengan anak SMA. Itu sebabnya saya menjadi guru SMA dan sekarang menjadi kepala sekolah untuk SMA." Benar-benar definisi tua-tua keladi. Sayang sekali punya kontol besar dan panjang tapi tak terlalu berguna. Beliau lebih suka dientot dari pada mengentoti pantat menggunakan kontol supernya itu.
Gue pun tak ambil pusing dengan pilihan pak Coky, toh selama gue disini diuntungkan, kenapa tak gue manfaatkan saja kesempatan ini. Lagi pula, gue disini menunggu-nunggu masa pelantikan nanti. Pelantikan Brian dan Laksa untuk menjadi ketua dan wakil ketua menggantikan gue dan Hendra.
Rencana pelantikan ini sudah kami diskusikan bersama dengan pak Reffy. Kasusnya sama seperti dahulu, sesaat setelah sebuah pertandingan futsal nanti, mereka akan diajak oleh pak Reffy ke rumahnya untuk segera dieksekusi.
----
Sesampainya di rumah pak Reffy, langsung saja gue dan Hendra mencoba skema yang pernah kami alami tahun lalu. Dengan santai, gue dan Hendra langsung duduk di ruang tamu, sesuai dengan arahan pak Reffy juga kala itu. Brian dan Laksa pun masih cukup canggung, mirip sekali dengan gue dan Hendra kemarin.
"Ya santai aja kali Bri, Sa. Kaya sama di rumah sapa aja lo pada." Ujar gue mulai duduk dengan sangat tidak sopan di sofa dengan kaki gue letakan di atas meja.
"Ah iya mas. Pak Reffy, kami permisi ya." Teriak Brian dari arah ruang tamu. Mereka berdua lalu duduk di samping gue dan Hendra sambil mulai menonton TV dan mengobrol ala kadarnya.
Gue dan Hendra saling tatap sekarang, berusaha membuka pembicaraan yang mengarah langsung ke tujuan kami berada disini. Gue sendiri melihat Brian dan Laksa yang sudah nampak sedikit santai sekarang. Memang di ruangan tengah rumah pak Reffy ini gue rasa tak memiliki sirkulasi udara yang baik. Ditambah lagi tak ada AC atau kipas yang tersedia disini membuat suasana ruangan menjadi panas dan inilah kesempatan bagi gue dan Hendra.
Kami berdua segera melucuti pakaian kami sendiri, menyisakan dengan celana dalam saja. Nampak Brian dan Laksa yang terkejut sekarang.
"Eh mas, lo kok berani banget sih mas? Ga sopan tau." Ucap Laksa sekarang.
"Santai Sa, sama pak Reffy ini. Toh dia juga udah sering liat kita ga pake baju. Mandi bareng pun juga udah pernah kan?" Balas gue.
Laksa menggaruk kepalanya, sedang Brian hanya manggut-manggut, mungkin ia pernah berada dalam situasi seperti yang gue jelaskan barusan.
"Ya kalau kalian kepanasan juga mending buka aja bajunya. Dari pada basah kan? Mana baru kelar futsal juga." Kini Hendra menimpali.
Terlihat gelagat Brian dan Laksa yang sama-sama ragu dengan pilihan yang akan ia ambil. Hingga tiba-tiba pak Reffy datang dengan membawa 5 gelas es teh dan ia letakan di atas meja.
"Ya emang kayak-kakak kelas kalian ini ga ada sopan santunnya sama orang tua." Ujarnya.
"Dari zaman Jojo-Angga, terus ke mereka ini, juga kayak-kakak kelas terdahulu juga kalau main ke rumah bapak juga selalu bugil. Ya memang panas sih rumah bapak." Lanjutnya dan mulai duduk di sofa. Pak Reffy kemudian membuka baju dan celananya, kembali menyisakan dirinya dengan celana boxer kali ini.
"Kalian buka baju aja, santai kok." Senyum pak Reffy sambil menyuruh kami meminum minuman yang telah ia sajikan.
Akhirnya mereka berdua mengikuti perkataan kami bertiga dan mulai melepaskan pakaiannya, sama-sama menyisakan dengan celana dalam yang terpakai. Setelah meminum es teh yang disajikan, kami berlima mulai menonton TV sambil ngobrol ngalor-ngidul, sedikit membahas mengenai pertandingan futsal, strategi tim, dan hal-hal berbau bola lainnya.
Hingga tak terasa, kepala gue menjadi cukup pusing. Gue lihat ke sekeliling, arahan obrolan yang tadi seru kini mulai menjadi hening. Baik Hendra, Brian, dan Laksa pun sama, mereka seolah sempoyongan dalam duduknya. Sesekali memegang kepalanya yang berat. Satu hal yang gue tau, pak Reffy kini mulai tersenyum nakal menatap ke arah kami semua.
*****
Untuk kalian yang ingin membaca kisah lengkapnya, kalian dapat membacanya di
https://karyakarsa.com/deansius
Semua isi kisah lengkap untuk cerita "Vers Series #1 - Petualangan Anak Kembar" juga cerita-cerita lain milik Author sepertiBegitu pula dengan kisah lain milik Author seperti "Keluarga Berbeda" ; "Para Pejantan" ; "Ero-Mantica" ; "Para Pejantan II" ; "Terapi 'Kejantanan'" ; "Laki-Laki Perkasa" ; "Pemijat Sensasional" ; "Top Series #1 - InterSext" ; "Bot Series #1 - Petualangan Anak Kembar" ; "Vers Series #1 - Petualangan Anak Kembar" ; "Bot Series #2 - Desahan penuh Desahan" ; "Perjalanan Birahi" ; "Menduduki Raga Pria" ; "Keluarga Berbeda II" ; "Gairah Kosan Lelaki" ; "B Chi Hyper" ; "Para Pejantan III" ; "Scandal Dua Sahabat Chinese" dapat kalian akses di situs karyakarsa milik Author.
Untuk cerita lengkap dan update terbaru dalam kisah ini dapat anda baca dan nikmati di sana.
Terimakasih dan selamat membaca!
Regards,
RG Deansius
KAMU SEDANG MEMBACA
Vers Series #1 - Petualangan Anak Kembar
AcakMohon pengertiannya - Cerita mengandung Konten 21++ dengan Tema LGBT Sehubungan adanya musibah yang saya alami pada akun Karyakarsa, saya pun membuat akun baru dengan ALIAS berbeda menjadi "Deansius" dimana kalian bisa menemukan cerita saya pada ht...