➳02

4.5K 720 29
                                    

"Cepat sekali!" (Name) mengembungkan pipinya kala mendengar Felix yang sudah mau pergi lagi. Ia membuang pandangan kearah lain seraya melipat tangan didada yang tentu saja membuat Felix terkejut.

Pria bersurai merah itu bingung mau melakukan apa. Satu hal yang ia pahami, kekasihnya saat ini sedang berada di mood  yang kurang baik. Alhasil, seperti yang diminta sang kekasih, ia kembali memberikan satu ciuman lembut tepat dibibir gadis itu.

Chuu~

"B-Bagaimana..?" Felix menundukan kepala dengan wajah yang sudah sangat-- sangat memerah diikuti teriakan histeris dari (Name). Ia jungkir balik dan menggonggong seperti orang kerasukan.

"N-Nona?!! Anda baik-baik saja!?" Felix dengan cepat memegang kedua pundak (Name) mencoba menyadarkan gadis itu. Ia panik sekaligus takut dengan kondisi kekasihnya itu.

Craatt!

Darah segar mengalir deras dari hidung (Name). Ia mimisan saking kejutnya.

'Aaaaaaaaa~~'

"Nonaaa!!!"

Dengan begitu, (Name) pingsan didalam dekapan Felix.


─── ・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ───

Seminggu kemudian>>>

"Wah! Lihat para penari Siodona sudah tiba!!"

"Mana?!"

"Lihat disana!!"

Rentetan barisan kereta kuda terlihat memenuhi jalan utama menuju Istana. Hari ini, banyak penari dari siodona diundang untuk menari di istana.

Satu persatu dari mereka mulai turun dari kereta dan masuk kedalam istana dengan bantuan beberapa maid.

"Gila.. Cantik sekali.." pesona dari seorang penari siodona memang tidak bisa diremehkan. (Name) bahkan tidak heran kalau Athanasia bisa secantik itu dimasa depan.

gadis itu, (Name), melihat rupa Diana.

'Jadi.. Claude akan bertemu Diana di sini ya..?' pikirnya

Ia melenggang pergi menuju aula utama maksud ingin melihat penampilan dari para penari siodona dengan mata kepalanya sendiri tanpa ditemani sang kekasih sekaligus melihat pertemuan Claude dan Diana yang super epik.

Musik diputar dan para penari mulai menari di depan Raja a.k.a  Claude beserta orang-orang yang ada di situ. Suara tepukan tangan menggema, kala itu suasana terasa sangat meriah dan hidup semenjak kejadian diistana Ruby lalu.


♬~    ♫~    ♪~    ♬~    ♫~    ♪~


"Segala berkah kemuliaan bagi matahari Obelia." wanita itu, Diana, membuka tudung kepalanya dan tersenyum manis kearah Claude. Ia menyapanya dengan hangat, membuat Claude sedikit tertegun.

Mereka berdua beradu tatap dalam beberapa saat dan (Name) yang memantau keduanya sudah lemas karena gemas melihat mereka.

"Omaygat.. Sekali seumur hidup cuy aing liat scene ini" gumam (Name) seraya bersedekap dada.

Ia terus melakukan kegiatan SPY  'nya sampai acara selesai.

"Setelah ini, Claude akan kehilangan lagi.. yah walaupun nanti Athy pasti mengubah segalanya." ucap gadis itu lalu pergi menemui Felix.

─── ・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ───

"Felix!!!" seruan seorang (Name) langsung saja mengalihkan atensi Felix yang sedang sibuk memerhatikan sang Raja.

Pria bersurai merah itu terkejut dan lantas menghampiri sang kekasih.

Bruk!

"Hwuaaaaa.. Kangenn.." (Name) memeluk erat tubuh Felix dan menenggelamkan wajahnya didada Ksatria itu. Ah.. Dia benar-benar merindukan sang kekasih.

Felix tersenyum lembut. Ia mengelus surai (e/c) milik (Name) dan mengecup pipi gadis itu.

"Saya.. juga kangen," ucap Felix kemudian menarik pelan tangan (Name).

"Bisakah kita berdansa, kasih?"

𝐑𝐞𝐝 𝐊𝐧𝐢𝐠𝐡𝐭 [END] || 𝓕𝓮𝓵𝓲𝔁 𝓡𝓸𝓿𝓮𝓲𝓷 𝔁 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓮𝓻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang