10. itu obsesi bukan cinta.

57 8 0
                                    

Update!
Kalo ada typo tandain aja.
SELAMAT MEMBACA.
Enjoy guys.🤗









Setibanya di ruangan dokter jaeden langsung ke poin yg akan dia tanyakan pada sng dokter.

"Sebenarnya gimana keadaan zeea?"tanya jaeden dengan wajah datarnya.

Sng dokter tersenyum tenang menatap jaeden yg terlihat serius.
"Itu hal biasa terjadi saat seseorang mengalami syok berat, kemungkinan pelaku mengatakan sesuatu kepada zeea, sehingga membuatnya teringat akan kejadian malam ituu." Jelas sang Dokter.

Jaeden mengernyitkan keningnya.
"Maksud dokter sebuah ancaman?"

Sang Dokter mengededikkan bahunya.
"Maybe,tapi agar lebih jelas lebih baik lakukan introgasi kepada pelaku, tanyakan lebih detail agar kita bisa was-was dalam berkomunikasi bersama Zeea."

"Baik kalo begitu, terimakasih banyak dok."Jaeden membangunkan dirinya dari duduknya.

Langka Jaeden terhenti saat sang Dokter kembali berucap.
"Saran saya Carikan psikiater juga untuk Zeea,agar dia bisa melawan rasa traumanya, walaupun itu tidak bisa hilang secara permanen."

Jaeden berbalik dan tersenyum simpul
"Terimakasih Dokter"sang Dokter hanya mengangguk.

Tapi dalam hati Jaeden masih bertanya rasa Trauma itu tidak bisa hilang secara permanen? Itu artinya Zeea akan Terus seperti ini?!



"Jae gimana?"tanya Bunda Zeea saat Jaeden sudah ada di depannya.

"Bun." Jaeden menjelaskan semua yg di katakan Dokter dan sang bunda hanya bisa diam mendengar penjelasan Jaeden.

"Bunda gak usah khawatir, Jae bakal berusaha buat sembuhin trauma Zeea, walaupun itu gak hilang sepenuhnya."

Sang Bunda menyentuh Surai hitam Jaeden dan tersenyum dengan mata yg berkaca-kaca.
"Terimakasih nak, Zeea sangat beruntung memiliki kamu" ucapnya.

Jaeden memejamkan matanya dalam dia sangat menikmati sentuhan dari Bunda Zeea,karna dia sangat merindukan sosok sang Ibu.

"Jae titip zeea Bun, Jae harus urus ini." Jaeden menciumi punggung tangan bunda Zeea dan langsung pergi.

"As, atur pertemuan gue di rumah sakit tempat Dion di rawat." ucap Jaeden tajam Lewat telepon.






Dengan tangan yg bersedekap dada Jaeden menatap Dion yg masih setia memejamkan matanya,di sampingnya ada Aslan yg juga duduk menatap Dion dengan tatapan lempeng.

"Belum sempat bangun?" Tanya Jaeden di gelengi Aslan.

"Lemah." Gumam Jaeden.

"Mata Lo lemah! Lo ngehajarnya brutal banget tolol." Celetuk Aslan kesal.

"Keluarganya?"Aslan langsung sama pertanyaan singkat dari Jaeden.

"Ada yg bilang keluarganya di luar Negeri,tapi gue gak tau lebih lanjutnya." jawab Aslan seadanya.

Jaeden berdecak dan menatap Aslan.
"Cari tau dong."

Aslan mendelik tajam ke arah Jaeden.
"Lu kira gue cenayang? Cari tau semua tentang dia? Ogah Banget." Katanya dengan nada suara yg sentai.

"Si anjir galak bener." gumam Jaeden, lalu Jaeden kembali menatap Dion "si bangsat pingsan atau mati sih."Kesalnya.

"Kalo mati gak mungkin masih disini."Celetuk Aslan.

"Lagian Lo cari masalah sama gue,berani banget nyentuh Zeea." Jaeden masih dengan nada tenagnya.

"Gue gak mau masalah ini tambah runyam Jae." Perkataan Aslan berhasil membuat Jaeden menatapnya.

"Maksud Lo?"

"Lo gak liat, tekat dia buat dapetin Zee?gue yakin keluarganya gak bakal tinggal diem ngeliat dia kayak gini."Lanjut Aslan lagi.

Aslan menatap Jaeden penuh arti.
"Gue gak mau yg jadi korban perusahaan, keluarga, bahkan orang terdekat Lo Jae."

"Enggak As, gue gak akan biarin kuman kayak mereka nyentuh orang di sekitar gue, siapapun itu."

"Gue harap bukti bukti yg kita dapet kuat dan masalah selesai." Final Aslan.

Saat mereka masih serius berbicara Dion tersadar dari pingsannya, Jaeden langsung mengalirinya denga tangan yg terkepal kuat.

"Jangan emosi dulu. " Bisik Aslan.

"Dion?"suara Jaeden tertahankan.

"Lo!belum puas bikin gue kritis?"Dion bertanya dengan suara yg masih lemah.

Jaeden mengeluarkan senyum semiriknya.
"Niat gue mau bikin Lo mati, tapi gue gak mau ngotorin tangan gue karna pecundang kayak Lo."Desisnya.

Aslan menepuk dada Jaeden,Dion berdecih saat mendengar ucapan Jaeden.

"Dasar hama." katanya meremehkan.

"Udah sih, udah mau koit masih aja Banyak bacot."Sambar Aslan yg sedari tadi kesal melihat Dion .

"Langsung aja ke intinya."kata Jaeden. "bilang apa aja Lo ke Zeea, bngsat!"Dion terkekeh mendengar pertanyaan dari Jaeden,Aslan dan Jaeden mengerang emosi saat melihatnya.

"Salah gue ngungkapin perasaan gue ke dia? Salah gue bilang sayang sama dia?salah juga kalo gue bilang cinta?"Dion menatap Jaeden. "lagian tuh cwek ternyata goblok,udah gue bilang jangan melawan masih aja berontak,banyak bacot."

"Stress." Gumam Aslan yg sudah sangat kesal.

Wajah Jaeden memerah karna menahan amarahnya.
"Itu bukan cinta ataupun sayang! Lo terlalu terobsesi anjg." Jaeden menghembuskan nafasnya kasar. "kalo Lo beneran sayang sama Zeea,Lo gak akan ngelakuin ini, Lo hampir hancurin masa depan Zeea! Bahkan dia sekarang trauma bangsat!"sentak Jaeden,dia tidak bisa lagi menahan emosinya.

Aslan memutar matanya malas.
"Jadi gini cara orang stress ngungkapin perasaan?"celetuk seorang diri namun masih bisa di dengar oleh Jaeden dan Dion.

"Gue gak stress! Gue cuma muak! Gue capek, Lo selalu jadi penghalang gue buat deketin Zeea, kalo Lo gak ada mungkin aja ini gak terjadi."Sentak Dion.

Aslan tersenyum miring menetap Dion.
"Eh setan, ini semua salah Lo! Zeea mana minat sama modelan kayak Lo! Kenapa Lo jadi salahin Jaeden! Zeea tanggung jawab Jaeden, wajar selalu ada di samping Zeea! emang sinting nih orang."

Aslan menghela nafasnya jengah, bahkan mulut Jaeden menganga melihat seorang Aslan berbicara begitu banyak, seharusnya yg cerewet kayak gini Juan sih.

Aslan menyeka bibirnya.
"Berbusa kan mulut gue! Ngomong sama orang sinting kayak Lo."Katanya mendelik

"Balik aja kita Jae, tiba tiba naik darah gue ngeliat ni manusia." Aslan berjalan meninggalkan kamar rawat Dion dengan wajah kesal, entah kenapa saat Dion menyalakan Jaeden, Aslan sangat emosi
Jika saja Dion tidk sakit maka Aslan sudah memukulnya.

Jaeden menatap Dion.
"Siap siap membusuk di jeruji besi." tidk lupa dengan seringainya Jaeden pergi dari sana juga.

"Gak semudah itu Jaeden." Gumam Dion sangat pelan.
































Segitu dulu ya guys. Semoga besok bisa update lagi.

Jangan lupa tinggalkan jejak.
Komen.
Vote.

Makasih guys udah mampir.
Lup yu, bye bye.

DEAR Z || HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang