Sudah hampir sebulan kejadian saat zea di culik oleh Dion, dan sudah sebulan pula zeera melawan rasa traumanya, sedikit demi sedikit dia sudah bisa berinteraksi dengan sahabatnya Jaeden dan Aslan, tidak lupa dengan Janu abangnya.
Tapi zea bingung sudah hampir sebulan dia tidk masuk kuliah dan di rawat di rumahnya, tapi dia tidak melihat kehadiran Juan, yg sudah dia anggap seperti adik sendiri.
Ada apa dengan Juan? Biasanya dia yg paling heboh kalo tau zea dalam Maslah atau dalam bahaya, setelah Jaeden dan keluarganya.
Zea menatap Jaeden dan Aslan yg serius dengan dokumen dokumennya itu,
Jaeden dan Aslan memutuskan menyelesaikan pekerjaan kantor di rumah Zea karna khawatir kalo zea sendiri di rumah."Jae." Jaeden hanya berdehem menanggapinya.
"Juan baik baik aja kan?" Zea memberanikan diri untuk bertanya, sebenarnya sudah lama dia ingin menanyakan Juan.
"Kenapa tiba-tiba nanyain Juan? Dia baik-baik aja kok." Heran Jaeden.
"Mau alay alayan lah apalagi? Juan kan temen seperalayan zea." Aslan ikut menyahut Padahal dia gak di ajak.
Zeea hanya mendelik menatap Aslan.
"Udahh gak usah dengerin dia." kata Jaeden."Gue kangen sama Juan, Jae. Dia gak pernah jenguk gue sekali pun."
Jaeden mulai menatap zeea, mendengarkan setiap perkataan zea.
"Biasanya kalo kayak gini dia yg paling depan." Lanjutnya lagi.Aslan meletakkan dokumennya.
"Lo seharusnya ngerti sama keadaan diri Lo sendiri Zee." Katanya sedatar mungkin.Jaeden meraih tangan zeea dan menggenggamnya.
"Juan tau kondisi Lo gak memungkinkan buat di jenguk, makanya dia gak nemuin Lo." Kata Jaeden setuju dengan ucapan
Aslan."Tapi sekarang gue udh membaik kok, liat gue udh biasa sama kalian."
"Ceritain aja ya Jae? Gatel banget mulut gue pen cerita." Aslan gemas dengan dirinya sendiri, Padahal dia dan Jaeden sudah sepakat tidak akan menceritakan kejadian itu pada Zeea.
Zeea bingung,menatap Jaeden dan Aslan bergantian.
"Cerita apa sep?" Keponya.Jaeden melotot mantap Aslan, segala umpatan dia ucapakan dalam hatinya untuk Aslan sahabatnya, lebih baik Aslan gak banyak omong, pikirnya.
"Juan aneh." Gumam Jaeden.
"Kenape sih? Gak usah bertele-tele lah."
Langsung saja Aslan menceritakan sikap aneh Juan di kampus beberapa Minggu lalu.
"Setelah kejadian itu Juan gak pernah kumpul sama kita, bahkan gak bisa di hubungi."
"Gue ada acara keluarga."sontak saja ketiga manusia itu kaget mendengar suara seseorang yg tidak asing di telinga mereka.
Iya itu Juan,tiba-tiba datang ke rumah zeea.
"Juan." Dengan semangat zeea menghampiri Juan.
Dengan senyum sumringah Juan mendekati zeea, Juan ingin memeluk zeea tapi dia urungkan lagi karna takut zeea ketakutan, mengingat zeea baru saja pulih dari traumanya.
"Maaf kak,gue gak sempet jenguk Lo." Kata Juan tersenyum lebar.
"Gak apa-apa,sekarang Lo kesini gue udh seneng banget kok." Zeea menarik tangan Juan dan mendudukkan Juan dengan semangat.
"Gue lega kak Akhirnya Lo bisa lewatin ini semua." Kata Juan masih setia dengan senyuman lebar di bibirnya.
"Acara keluarga sampe berminggu-minggu ngapain aja Ju?"Aslan mulai mengintrogasi.
"Kepo banget Lo."Juan terkekeh, sedangkan Aslan? mendengus kesal mendengar jawaban Juan.
Jaeden yg sedari tadi diam melihat Juan, kembali merasakan rasa sesak di dadanya saat melihat senyuman lebar Juan,Juan tersenyum lebar namun matanya memperlihatkan kesedihan.
"Ju? Apakabar?"pertanyaan Jaeden mampu membuat Juan tertawa terbahak-bahak,sontak saja itu membuat mereka bertiga terdiam, apakah ada yg salah dengan pertanyaan Jaeden?
"Apaan sih Lo bang? Kalo gue sekarat gue gak mungkin sekarang disini."Juan Kemabli tertawa.
Pletak.
Juan meringis karna Aslan menyentil dahinya cukup keras.
"Bang Asep?sakit anjir." Keluhnya.
"Gak ada yang salah sama pertanyaan Jaeden,Lo malah ngakak."
"Tau nih! Lo udah lama gak nongol, duit gue berdebu tuhh gk ada yg minta traktir lagi." sombong Jaeden.
"Dih mulai lagi sombongnya." kesal Aslan.
Untuk Aslan nih manusia kayaknya kesel Mulu kerjaannya.
"Eh btw gue udah boleh masuk kuliah. " Perkataan Zea mampu menghentikan berdebatan ke-tiga sahabat cowoknya ituu.
Juan dengan semangat menatap Zea.
"Serius kak?" Zeea mengangguk semangat."Iyaa ju." Heboh mereka berdua.
"Noh kan emang Juan tuh temen seperalayan Lo Zee." Aslan mendelik.
"Iri aja Lo bang." Ketus Juan, Aslan hanya mendelik.
"Lo yakin Zee?" Jaeden ragu dengan keputusan ini, karna keadaan Zea belum benar-benar pulih.
"Iya Jae,Lo gak usah khawatir." Zeea Menaik turunkan alisnya tengil."Gue cewek kuat kalo Lo lupa."
Jaeden mendengus mendengar jawaban dari Zea.
"Kalo tengilnya udah keluar,udah baik-baik aja berarti dia Jae." Kata Aslan menepuk bahu Jaeden.
"Santai bang gue bakal selalu sama kak Zee."Juan merangkul Jaeden akrab.
Jaeden yg awalnya khawatir kini sudah agak lega, karna masih ada orang-orang baik yg mau ikut melindungi zeea.
"Bunda udah izinin?"tanya Jaeden meyakinkan.
"Udah tenang aja, kalo belum mana mungkin gue Berani ke kampus." Kata Zea mantap.
Jaeden menghela nafasnya.
"Oke,tapi kita bakal awasin Lo terus."Zea hanya mengangguk patuhh.Suka gak suka, gue bakal lanjut terus nih cerita. Sepi ataupun rame bakal gue lanjut juga, gue cuma menumpahkan hobi gue disini guys, makanya gue gak terlalu memikirkan alur cerita.
Apa yg ada di pikiran gue langsung gue ketik. Ini murni dari pemikiran gue ya guys, gue gak ada copy paste cerita orang, jika ada kesamaan mungkin itu hanya kebetulan.
Jika ada kata-kata Yang familiar atau kalian pernah denger di drakor that's right guys, gue ambil beberapa dialog di drakor kalo ada kata yg tepat.
Yaudah itu aja dulu, jangan lupa tinggalkan jejak ya guys.
Thanks guys, bye bye.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR Z || HIATUS
RandomCinta tak terbalas? Itu kayak coklat hitam, rasanya pahit. Kisah seorang sahabat yg memendam perasaan untuk sahabatnya . Gak semua kisah harus berakhir happy. *JUDUL AWAL _FRIENDZONE. *NOW_DEAR Z. START>>> 23,September 2022 END>>>