12. Juan aneh.

46 7 0
                                    


Setelah Jaeden dan Aslan menyelesaikan masalah beberapa hari lalu di tempat Dion dirawat, mereka langsung menjelaskan semuanya pada Janu dan sang bunda, setelah itu mereka pamit untuk pergi ke kampus.

Sebenarnya Jaeden tidak tega meninggalkan Zeea tapi apa boleh buat ini demi masa depan perusahaannya, dan juga Zeea yg memaksanya.

Sesampainya di kampus Jaeden dan Aslan di sambut oleh wajah cemberut Juan yg mat imut di mata seorang Jaeden.

"Baaang." Rengek Juan menghampiri Jaeden dan Aslan berjalan dengan kaki yg di hentakkan.

Aslan memutar matanya malas melihat tingkah manja Juan, padahal dia sudah menjadi mahasiswa.

"Kenapa?" Tanya Jaeden tenang.

Juan mendengus saat melihat Aslan yg menatapnya sinis.

"Gue nungguin dari tadi nih." Rengeknya.

Aslan muak.
"Lo gak punya temen hah?"Kesalnya.

"Udah,gak usah ribut." Lerai Jaeden sebelum ini menjadi panjang, setelah berucap Jaeden meraih rambut Juan dan mengelusnya.
"Nanti gue traktir." Katanya menatap Juan.

Mata Juan langsung berbinar, entah kemana rasa kesalnya barusan pergi
"Serius bang?" Jaeden mengangguk "yesss yessss." Girang Juan.

"Awas tuh mata jatuh, miskin Lo? Di traktir aja mata hampir jatuh."Juan menjulurkan lidahnya meledek Aslan " iri aja kutub." tentu saja Aslan kesal dia tidak tinggal diam dia harus membalasnya, Aslan hendak mendaratkan sebuah toyoran di kepala Juan.

"Ju."Panggil Jaeden.

Juan menoleh begitupun Aslan yg hendak melakukan kdp ( kekerasan dalam persahabatan) pun terhenti pergerakannya.

"Iya bang." Saut Juan.

"Kita orang dewasa, waktu kita gak selamanya buat Lo Ju"Juan bingung dengan apa yg di katakan Jaeden.

"Cari temen,gue sama Aslan gak selamanya bisa nemenin Lo main main." Setelah mengatakan itu Jaeden beranjak pergi.

Juan dan Aslan Masi kicep di tempat,masih mencerna perkataan Jaeden.

"Mau jadi patung Lo berdua?" Teriak Jaeden saat melihat Juan dan Aslan masih diam.

Setelah mendengar teriakkan Jaeden,Juan langsung berlari menghampiri jaeden sedangkan Aslan tetap pada pendiriannya berjalan dengan stay cool.








Di kantin.

Dua laki laki yg masih mengunyah makanannya dengan nikmat.

Juan tidak biasanya laki laki ini tidak semangat dengan makanan biasanya dia paling semangat kalo Maslah makan, sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu.

Karna Sudah Lelah bergelut dengan pikirannya sedari tadi akhirnya Juan menggeser duduknya, yg awalnya di sebelah Aslan menjadi di sebelah Jaeden.

Dia sedikit mendekatkan dirinya ke telinga Jaeden.
"Bang, bang Asep Kenapa?" Jelas saja Juan bertanya demikian, pasalnya Aslan yg di kenal dingin dan jarang ngomong, sedari tapi pagi banyak omong, sangat cerewet, bahkan membalas candaan Juan.

Sedangkan Jaeden hanya mengededikkan bahunya acuh.
Melihat reaksi Jaeden,Juan menggaruk kepalanya yg tak gatal.

"Gue gak budek setan!" Sentak Aslan,Juan langsung berpindah tempat lagi mendekati Aslan.

Dia mengibaskan tangannya mengisyaratkan Aslan agar mendekat, betapa kagetnya Juan ternyata Aslan nurut, biasanya dia tidak akan peduli.

Juan menarik sedikit telinga Aslan bermaksud akan membisikan sesuatu,tapi Aslan meringis.

DEAR Z || HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang