22

340 38 4
                                    

"Gue duluan yaa." Kata Letta kepada Nindi dan Puput.

"Mau pacaran sama anak fakultas sebelah?" Kata Nindi kepada teman sejurusannya dengan nada meledek.

"Sut, yang tau-tau aja. Dadah!" Letta melambaikan tangannya sambil berlari.

Puput dan Nindi membalas lambaian tangan tersebut.

Puput menghela napas, "mau langsung pulang atau gimana?"

Nindi berfikir sejenak sebelum mengangguk menyetujui. Ia merogoh saku celananya mencari kunci mobil.

"Put, kunci mobil gue di elu?" Tanya Nindi dengan nada sedikit panik karena tak menemukan kunci mobilnya.

Raut wajah Puput ikut terlihat panik. "Hah? Engga anjir. Di tas coba di tass."

Nindi membuka tas ranselnya dan mencoba mencari kunci mobilnya. Gadis tersebut mengacak rambutnya ketika tak berhasil menemukannya.

"Nin yang ben—"

Nada dering telfon berbunyi yang berasal dari ponsel milik Nindi, menampilkan sebuah nama ‘Han’.

"Gue angkat dulu." Nindi mengangkat telfon tersebut sembari berjalan sedikit menjauh dari Puput.

Puput menyenderkan punggungnya pada tembok. Menatap Nindi yang sedang berbincang dengan raut wajah yang berbeda-beda.

"Oke otw." Nindi mematikan telfon tersebut lalu berjalan menghampiri Puput. Memakai kembali tas ranselnya lalu berkacak pinggang.

"Kenapa?" Tanya Puput penasaran.

"Kunci mobilnya di Han. Kita ke fakultas kedokteran sekarang."

Puput menghembuskan napasnya lega. "Untung gak ilang. Kok bisa di Dika?"

"Tadi pagi pas gue sampe dia minjem mobil."

Puput mengangguk mengerti. "Yuk!"

—📌—

"Eyyy!" Sapa Dika ketika melihat kedua temannya mendekat sembari melambaikan tangan mereka.

Nindi ber-tos ria dengan Dika, "minimal lo yang ke fakultas gue lah."

Dika menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Lo nya juga mau kesini."

Pandangan Nindi teralihkan oleh punggung seseorang yang menurutnya tidak asing. Ia mengerutkan keningnya ketika mencoba mengingat siapa sosok tersebut.

Dika menatap Nindi bingung, ia menjetikkan jarinya di depan gadis tersebut yang raut wajahnya berubah terkejut dan juga takut di waktu yang bersamaan.

Nindi memegang tangan Dika, menariknya agar lebih dekat.

"Heh kenapa?" Bingung Dika ketika Nindi menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Dia disini?" Bisik Nindi dengan nada ketakutan.

Seolah paham dengan reaksi temannya, Dika langsung menatap gadis di depannya dengan pandangan khawatir.

—📌—

Faiz menatap foto yang terpajang di dinding ruang markas mereka. Disana, tampak 10 siswa dan siswi yang menggunakan seragam SMA dengan ekspresi ceria seolah mereka akan selalu bersama dan bahagia.

"Kangen mantan gebetan?"

Suara Puput membuat Faiz langsung mengusap matanya yang berkaca-kaca.

Puput berdehem kecil, ia mendekat ke arah Faiz lalu menepuk pundak temannya beberapa kali dengan pelan guna menenangkan pemuda tersebut.

"Kita pasti bisa pecahin misteri ini." Kata Puput dengan percaya diri.

Faiz terkekeh sebelum akhirnya pemuda tersebut menghela napasnya dan kembali menatap foto tersebut. "Harus."

"Iz, liat Dika?" Tanya Rama yang berdiri diambang pintu ruangan.

Faiz menoleh ke asal suara lalu menggeleng. "Dari pulang ngampus belum balik kalo gak salah."

Puput mengangguk setuju. "Dika sama Nindi tadi pulang bareng."

Ucapan Puput sukses membuat Faiz dan Rama langsung saling bertatapan.

Rama mengangguk, "oke deh. Kalau dah pulang suruh nemuin gue di roof top."

Faiz menggaruk tengkuknya, "mereka berdua sering keluar bareng ngapain sih?"

Puput mengendikan bahunya, "We never know."

—📌—

"Habis darimana kalian?" Tanya Arsya sambil melipatkan kedua tangannya di depan dada.

"Yang tau-tau aja." Jawab Nindi membuat Arsya ingin menjitak kepala temannya.

Kini Arsya menatap pemuda yang berdiri di samping Nindi, berharap Dika akan menjawab pertanyaannya.

Dika menatap balik Arsya, menaikkan sebelah alisnya dengan tatapan mengejek, "ytta."

Arsya menatap punggung kedua temannya yang kini berlalu meninggalkannya. Menghela napas sebelum menatap jam dinding yang menunjukkan pukul sebelas malam.

"Ya Tuhan, punya temen serasa punya anak." Gerutu Arsya di malam hari sebelum dirinya memutuskan untuk naik ke lantai atas dan merebahkan tubuhnya di atas kasur miliknya.

Sedangkan Nindi dan Dika menuju ruangan markas untuk mencari tau tentang seseorang yang gadis tersebut lihat tadi.

Baru saja menyalakan komputer, pintu ruangan terbuka dan menampilkan Faiz dengan wajah kantuknya.

"Dika ditunggu sama Rama dari empat jam yang lalu di roof top." Kata Faiz sebelum kembali menutup pintu ruangan.

Nindi menatap Dika yang kini juga sedang menatapnya. Gadis tersebut menaikkan kedua alisnya lalu ia mengangguk.

Nindi menyodorkan tangan kanannya, membantu Dika untuk bangkit dari tempat duduknya. "Gih, kasian udah nunggu berjam-jam."

Dika tersenyum bersamaan dengan tangannya yang mengacak rambut temannya, "ini nanti gue lanjut besok. Sekarang lo tidur, cape kan seharian aktifitasnya banyak. Jalan duluan sana, mimpi indah ya!!"

Nindi membalas senyuman tersebut, "lo juga!"

—🎬
KEUT

Aku ketawa nulis part ini wkwkwk

Aku ketawa nulis part ini wkwkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Julietta Andhira Lalita•

Dream HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang