"Dika pulang."
Suara tersebut membuat enam anak yang sedang makan malam reflek menoleh.
"Itu Dika pulang!" Heboh Puput sembari memukul pergelangan tangan Rafly.
"Ah! Sakit anjir!"
"Makan sini, Dik!!" Arsya menepuk kursi kosong yang berada disampingnya.
Saat Dika menghampiri mereka, saat itu juga Nindi turun dari lantai atas. Keduanya berhenti melangkah dan saling menatap. Tak ada keramahan dimata keduanya.
"Hawanya nusuk banget buset." Bisik Rama.
Arsya menelan ludahnya ketika keadaan menjadi hening dan canggung. Hingga ia memberanikan diri untuk membuka percakapan.
"Nindi makan sini, Nin. Lo dari pagi belum makan makanan berat. Masih pusing gak?"
"Gue belum laper." Jawabnya singkat. Ia kembali ke kamarnya dengan sedikit berlari.
"Nanti gue yang bawain makan." Bisik Puput yang diangguki oleh Arsya.
Dika merotasikan matanya lalu menghela napas. Langkah kakinya ia putarkan ke arah kamar tidur.
BLAM!
"Uhuk! Uhuk!" Galuh tersedak sebab terkejut akan suara bantingan pintu.
Faiz yang berada disampingnya menepuk pelan punggung Galuh.
"Oooohhh!!! Nindi sama Dika toh yang lagi berantem??!!" Heboh Puput tetapi dengan suara pelan.
Faiz mengerutkan keningnya, "berantem kenapa ya?"
Rama memijit pelipisnya yang pusing, "kalau kayak gini gimana cara nemuin pelakunya?"
"Mau tunggu mereka sampai baikan?" Usul Arsya dengan ragu.
"Kalau lama gimana?"
Rafly mengacak rambutnya frustasi, "kenapa pas kayak gini mereka harus berantem sih anjir?"
—📌—
Arsya meletakkan gitarnya disamping kursi bioskop yang ada di rumah mereka.
Mereka bertujuh janjian untuk berkumpul di ruang bioskop pribadi mereka disaat Nindi dan Dika sama-sama pergi keluar rumah.
"Emang tadi siang kejadiannya gimana?" Tanya Dea penasaran.
Ah, omong-omong tentang Dea, ia sudah meminta maaf dan berbaikan dengan semuanya kecuali Dika.
"Kan Dika gak di rumah berapa hari si? Ya intinya mayan lama ya, terus tadi siang dia pulang. Seneng banget dong kita??"
"Inget pulang toh ternyata." Celetuk Dea memotong penjelasan Galuh. "Eh, sorry sorry. Lanjutin aja."
"Pas dia mau nyamperin kita, kebetulan Nindi juga turun. Eh tuh dua anak keliatan banget lagi musuhan."
Dea menganggukkan kepalanya, "berarti Dika kabur dari rumah karena berantem sama Nindi ya?"
Puput menjentikkan jarinya, "bisa jadi!!"
Rafly menggelengkan kepalanya, "bukan bisa jadi lagi, emang iya!"
"Ada yang tau mereka berantem apa?" Tanya Rama dan dijawab gelengan oleh mereka semua.
"Kasus Gita gimana ini?"
"Nunggu Dika sama Nindi baikan dulu. Kuncinya kan di mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Home
FanfictionPertemanan mereka penuh dengan misteri ©lelenys 14 Agustus 2021- #1 jeno -200324- #1 jaemin -200324- #1 renjun -200324- #1 haechan -200324- #1 karina -200324- #1 winter -200324- #1 giselle -200324- #2 nct...