Rui dan Tsukasa duduk berhadapan.
Sepanjang jalan mereka menunggu, Tsukasa hanya membicarakan show dan shownya pada Rui.
Rui hanya menumpukan dagunya pada tangannya di meja.
"...NAH BUKANKAH ITU LUAR BIASA RUI?" Tanya Tsukasa bersamangat.
"Iya-iya manuskripmu selalu luar biasa." Jawab Rui sambil terkekeh.
Tsukasa menggembungkan pipinya kesal. Ia melipat tangannya menandakan betapa marahnya dirinya.
"RUI! Kok respon kamu gitu aja? Ngak suka manuskrip aku? Dari tadi aja kamu ngak ada respon kalau ngak di tanya." Tsukasa memalingkan wajahnya kesal.
Tangan Rui menyentuh pipi Tsukasa. Tsukasa terdiam canggung dengan kehadiran tangan Rui yang tiba-tiba.
"Kau terlalu imut tadi sampai ideku pergi semua terganti olehmu.." lirih Rui.
Tsukasa menunduk menyembunyikan pipinya yang mulai panas.
"R-rui kita harus fokus! Ini buat lomba bukan show biasa." Ujar Tsukasa walau agak terbata.
Rui hanya terkekeh.
"Iya maafkan aku." Balas Rui.
Setelahnya makanan mereka datang.
Karna masih merasa canggung, Tsukasa makan makanannya dengan hati-hati. Ia tidak terlalu membuka terlalu lebar mulutnya, serta memperhalus setiap gerakannnya.
Rui yang melihat Tsukasa makan dengan tidak nyaman hanya tersenyum.
"Tsukasa nih A..." Rui menyodorkan sendoknya pada mulut Tsukasa.
"Tapi Rui...''
"Cobain ini lumayan rasanya..." sela Rui.
Tsukasa membuka mulutnya dengan aesthetic (ya iyalah jaga image depan Rui). Ia menyinak poninya sendiri agar tidak menghalangi wajahnya saat makan.
"Kalau wanita pasti udah aku pepetin ini." Gumam Rui dalam hati.
Tsukasa memakan makanan pada sendok Rui lalu melepasnya secara perlahan.
Ia mengelap ujung bibirnya sendiri.
"O-OISHI!" Teriak Tsukasa mengusir rasa canggungnya.
Rui terkekeh kembali.
"Tuhkan di bilangin rasanya enak." Lirih Rui.
Tsukasa mengangguk.
Setelah selesai makan, Ruilah yang membayar semuanya.
"Makasih ya udah traktir, lain kali aku juga traktir kok..." lirih Tsukasa agak malu soal itu.
"Ngak apa-apa, asal bisa jalan sama kamu, apa yang ngak?" Jawab Rui.
"Kok? Gimana? Ulangi?" Tsukasa agak ngelag.
"Ngak aku tahu kamu memang agak bokek." Rui menepuk puncak kepala Tsukasa.
Tsukasa agak kaget, ia memegang puncak kepalanya sambil menatap Rui marah.
"Apaan sih Rui?! Kata siapa aku bokek?! Sini aku pukul palamu!" Teriak Tsukasa tak terima.
"Pukul aja sini ini, selagi aku masih punya kepala yang bisa kau pukul." Rui seenaknya memancing kemarahan Tsukasa.
"Awas kamu!" Bentak Tsukasa.
Ia mencoba menjitak surai ungu Rui. Tetapi ia gagal karna Rui terlalu tinggi.
Rui dengan cepat dapat memegang tangan Tsukasa sambil terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake (RuiKasa)
FanfictionIni semua salah Rui, itulah pikiran semua orang. Rui pun tak menyangkal itulah salahnya. Sebenarnya sebelumnya Rui sudah di peringatkan untuk berhenti tapi Rui keras kepala. Rui adalah awal dari semua kehancuran yang menjalar pada semuanya. Tak ada...