Mengulang

404 28 9
                                    

Rui masih menatap kejanggalan dalam dirinya.

Ia merasa aneh, jelas di ingatannya ia sudah dewasa, ibunya sudah meninggalkannya, dan yang pasti ia bukan di keadaan sekarang.

"Apa robokasa belajar tentang ilusi ya? Ini terlalu nyata untuk ilusi..." pikir Rui dalam hati.

Saat Rui terbengong ibunya berusaha mengambil perhatian Rui.

"Mimpinya nanti Rui... sekarang sekolah!"

Rui menatap ibunya bingung.

"Aku sekolah di kamiyamakan?" Tanya Rui.

Ibunya makin kesal mendengar respon Rui.

"JANGAN ANEH-ANEH LAGI! CEPAT SEKOLAH!"

Setelahnya Rui di gerek keluar rumah.

Sesampainya di sekolah Rui hanya termangu.

Di tasnya ia membawa apapun yang ia simpan di meja.

"Aku beneran masuk?" Tanya Rui dalam hati.

Saat ia berada di gerbang, tanpa sengaja ia bertemu dengan Toya.

"Astaga! Itu Toya... ia pasti akan menghindar jika...." pikir Rui dalam hati.

"Pagi senpai..." sapa Toya duluan.

"Ha?" Rui masih bingung.

"Senpai baik-baik saja? Terlihat dari muka senpai agak pucat..." lirih Toya khawatir.

Rui makin kaget.

"Kau... kau tak memukulku?! Bukannya kau benar-benar membenciku?" Tanya Rui kaget.

Sekarang Toya ikut bingung.

"Apa benar? Saya minta maaf kalau senpai tersinggung dengan apa yang saya lakukan... tapi sungguh saya tidak ada niatan memukul senpai..." jelas Toya.

Rui agak bingung.

Yang Rui ingat setelah Tsukasa tiada, Toya sangat membencinya.

"Apa senpai baik-baik saja? Misalnya apa kepala senpai terbentur sesuatu?" Tanya Toya khawatir.

Rui menggeleng.

"Tidak... semua baik... a...aku akan ke kelas... saya permisi Toya kun..."

"Iya..."

Saat Rui pergi, Toya menatap tempat Rui menghilang dengan tatapan aneh.

"Aneh... senpai mengatakan aku membencinya... apa aku harus bertanya pada Tsukasa senpai?"

Sebenarnya Rui memiliki trauma saat memasuki lorong.

Lorong adalah penghubung semua kelas, jadi memungkinkan banyak dari kelas lain membulynya di lorong.

Tapi kali ini sangat berbeda, saat Rui berjalan semua baik-baik saja.

Saat istirahat Rui mulai bertanya-tanya.

Ia mengistirahatkan dirinya di rooftop sambil menatap kota.

Di tangannya ia memegang pulpen serta buku untuk mencatat semua yang ia dapat ungkapkan.

Semuanya di mulai dari ia tiba-tiba menjadi murid SMA kembali. Jelas bagi Rui bahwa ia telah beranjak dewasa dan sudah lulus. Ia berfikir apa robokasa mengirimnya kembali ke masalalu? Tapi anehnya kalau memang ia menaiki mesin waktu mengapa tubuhnya pun ikut memuda dan ia tak sadar saat menaikinya. Atau robokasa dapat memutar waktu kembali? Seolah-olah membalikan rotasi bumi? Tapi pasti Rui akan melupakan robokasa karna hal itu.

Rui mulai menyerah memikirkan hal yang tidak di mengerti secara pasti olehnya. Robot yang ia ciptakan malah membuat sistem sendiri yang malah membingungkan penciptanya. Ia masih belum paham dengan apa yang terjadi dengannya.

Mistake (RuiKasa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang