1437 ; from Khiella Ajisaka
Berdansalah dalam romansa denganku. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu.
ෆ Happy reading! ෆ╹ .̮ ╹ෆ |read this before •· cerita ini merupakan fanfict •· hanya karangan & fiksi •· maaf bila ada kesamaan nama, tempat, tokoh, dsb •· jadi pembaca yang bijak yaa! •· feedbacks are really helped <3 jangan lupa vote. tysm.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
cr pict: pinterest. karina aespa (yoo jimin).
-
-
And if a double decker bus
Crashes into us
To die by your side
Is such a heavenly way to die.
And if a ten ton truck
Kills the both of us
To die by your side
Well, the pleasure, the privilege is mine.
-
Headphone ku bersuara. Disaat aku sedang berada di kelas setelah mengobrol dengan Marka di lapangan basket tadi. Waktu istirahat sudah selesai, dan, harusnya sekarang sudah pelajaran ekonomi. Namun, guru matpel belum juga datang.
Ya, seperti pada biasanya, aku menggambar di sketchbook ku. Kalian tau, aku menggambar apa? Aku menggambar botol matcha! Jangan berekspektasi tinggi. Aku tidak berpikiran ingin menggambar Marka, kok. Itu lumayan sulit. Karena Marka adalah biadadara. Aku tidak sanggup menggambar bidadara.
Bercanda,
Aku berpikir ke jangka panjangnya nanti apabila Marka melihat sketchbook ku suatu saat, dan dia melihat gambar wajahnya. Aku takut. Aku ingin menyembunyikannya saja. Atau.. Mungkin aku akan menggambarnya di sketchbook ku yang lain, yang tidak akan ku bawa ke sekolah. Aku tidak ingin Marka mengetahui bahwa aku menyukainya.
Aku menggambar botol matcha dan tangan Marka, sih. Ada unsur Marka nya.
Ah, tapi jika suatu saat Marka melihatnya juga, dia tidak akan menyadari bahwa itu tangannya, kan? Tenang saja. Ini juga sketchbook ku, jarang aku membolehkan orang orang untuk membukannya, lagi pula ini milikku.
-
"Bu Emma gak masuk guys, ada rapat guru. Semua guru kelas sepuluh sampe kelas dua belas lagi rapat, jadinya semua kelas jamkos. Tapi gue dapet pesan dari kepsek, jangan ada yang berisik dan berkeliaran. Apalagi sampe mandi ujan di depan lapangan situ."
Ucap si ketua kelas, Hanaya. Suaranya seperti laki laki, dia tegas, dan sangat baik kepada semua orang! Terkadang, dia juga suka mengajakku ngobrol, kok. Dan, bisa saja aku mendekatinya, kemudian menjadi anak popular, bermain dengan gengnya. Hanya saja aku tidak mau. Aku tidak mau menghabiskan energi sosialku dengan begitu cepat. Seperti di awal tadi, aku sudah bilang. Aku tidak mudah bersosialisasi.