ෆ Happy reading! ෆ╹ .̮ ╹ෆ
|read this before
•· cerita ini merupakan fanfict
•· hanya karangan & fiksi
•· maaf bila ada kesamaan nama, tempat, tokoh, dsb
•· jadi pembaca yang bijak yaa!
•· feedbacks are really helped <3 jangan lupa vote. tysm.
Kenapa..
Kenapa ya?
Kenapa hubungan kita semakin renggang?
Aku tidak tahu ini hanya perasaanku saja, atau.. Memang benar benar renggang.
Terakhir aku melihat Marka, saat ia sedang berbincang dengan salah satu perempuan di kelasnya di jam istirahat— saat aku hendak menghampirinya untuk istirahat bersama. Ia terlihat begitu asyik, senyumnya begitu indah, tatapan mereka satu sama lain juga, ah—
Tuk
"Risol mayo."
Marka tiba tiba saja mengetuk pundakku, kemudian mengulurkan tangannya dan memberikanku risol mayo saat aku sedang terdiam di meja kantin.
Aku mengambilnya tanpa sepatah kata pun.
"Lapar ya?" Tanyanya.
Kemudian aku mengangguk.
Seperti biasa, ketika Marka merasa gemas, ia selalu mengusap usap halus rambutku. Ya, sudah biasa. Aku juga sudah jarang merasakan euforianya karena begitu sering 'ku rasakan.
Dia masih mencintaiku tidak, sih?
"Tetep gemes."
"Apa yang gemes? Risolnya?"
"Kok risolnya? Ya, kamu lah."
"Oh, aku kira risolnya. Kan yang jualan di kantin risolnya cantik."
Marka tertawa kecil kemudian membersihkan kotoran mayonaise yang ada di daerah mulutku, "Khiella.. U're so cure today, I can't.. Ya enggak begitu juga, dong.."
"Oh, jadi aku kemaren kemaren nggak lucu? Hari ini doang lucunya?" Ucapku sembari mengunyah.
"Kunyah dulu, habisin, jangan sambil ngomong, nanti keselek." Ucapnya.
"You're cute every second, Khiel. Selalu lucu, cantik, baik."
"Iyakah?" Ucapku, aku menjailinya.
"Udah, habisin dulu risolnya, baru lanjut ngomong."
"Ih, kan kamu ngomong, ya harus aku jawab lah." Jawabku.
"Udah, udah.." Ucapnya sambil kembali mengacak acak pucuk kepalaku.
.
Wina
Oh, Wina namanya
Siapa, sih, dia? Kenapa kelihatannya Marka selalu tersenyum ketika bersama dia?
KAMU SEDANG MEMBACA
1437 · markrina [✓]
Romance1437 ; from Khiella Ajisaka Berdansalah dalam romansa denganku. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu.