6th Wave

467 77 6
                                    

"Sebentar lagi kita sampai di apartemenku yang ada di Seoul.", Eunhyuk berucap sembari menyetir.

"Wah... ini berbeda dengan Yeosu.", ucap Junkyu.

"Ya, Seoul itu ibukota, kau pasti tahu. Semuanya ada di sini.", Eunhyuk menjawab pertanyaan Junkyu dengan kekehan kecil.

"Keren...", Junkyu berdecak kagum saat mereka melalui gedung-gedung tinggi yang memenuhi kota metropolitan itu.

Tak sampai 10 menit, mobil Eunhyuk telah terparkir sempurna di basement sebuah gedung apartemen. Ia dan Junkyu keluar dari mobil dan melangkah menuju lift.

Junkyu terjengit kaget saat pintu lift itu terbuka dan mengeluarkan bunyi "ting". Eunhyuk lagi-lagi tertawa karena tingkah Junkyu.

"Jangan bengong, ayo masuk.", Eunhyuk menarik lengan Junkyu untuk masuk ke dalam lift.

"Unitku ada di lantai 8. Tidak sembarang orang bisa masuk ke sini. Hanya orang yang memiliki kartu ini yang bisa naik dengan lift.", Eunhyuk menempelkan kartunya pada pembaca kartu dan menekan tombol angka 8. Perlahan lift itu bergerak naik hingga berhenti di lantai yang tepat.

Junkyu kembali terjengit saat pintu di depannya kembali terbuka.

"Ayo.", ucap Eunhyuk, membuat Junkyu cepat-cepat berlari kecil mengikuti langkah Eunhyuk yang telah berjalan di koridor apartemen.

"Hyung, tadi itu apa?", tanya Junkyu.

"Itu lift, membawamu naik dan turun seusai dengan tombol lantai yang kau tekan. Kau lihat kan tadi? Aku menekan 8 dan lift membawa kita naik ke lantai 8.", Eunhyuk menjelaskan sembari memasukkan password doorlock unitnya.

Junkyu turut masuk ke dalam unit, mengikuti langkah Eunhyuk.

Eunhyuk segera menjelaskan segala hal yang ada dalam unit itu, dari dapur hingga kamar. Termasuk cara penggunaannya secara detail.

~

Jam makan malam, dan kini Eunhyuk serta Junkyu telah duduk di lantai ruang tengah, di depan TV. Keduanya memesan makanan dari luar. Mereka menikmati makan mereka sembari menonton TV.

"Uwah ini enak. Masakan noona kemarin juga enak. Aku tidak tahu makanan manusia seenak ini. ", ucap Junkyu dengan mulut sedikit berantakan karena saus tteokbeokki.

"Haha.. masih banyak yang harus kau pelajari.", Eunhyuk mengambil tisu, mengusap sudut bibir Junkyu.

Junkyu melanjutkan makannya sembari melihat tontonan di depannya. Sementara itu Eunhyuk menatap Junkyu dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Hyung, boleh aku makan kimbabnya lagi?", tanya Junkyu menoleh ke arah Eunhyuk. Meminta izin untuk mengambil potongan kimbab terakhir yang ada di atas meja.

"E-eo? Silahkan saja.", jawab Eunhyuk lepas dari lamunannya.

"Gomawo, hyung~", Junkyu menjepit potongan kimbab terakhir itu dengan telunjuk dan ibu jarinya lalu melahapnya dengan gembira.

Eunhyuk hanya terkekeh melihat Junkyu. Tangannya terulur mengusap kepala yang lebih muda.

"Waeyo, hyung?", tanya Junkyu dengan bibir penuh.

"Tidak apa-apa.", ucap Eunhyuk.

Mereka menyelesaikan makan mereka dengan cepat. Terakhir, Eunhyuk membersihkan buah stroberi dan meletakkannya di piring. Ia membawanya dan memberikannya pada Junkyu yang sedari tadi masih setia berada di depan TV, menonton drama Saeguk.

"Ini, stroberi.", ucap Eunhyuk.

"Bisa dimakan?", tanya Junkyu, mendongak pada Eunhyuk yang masih berdiri.

"Iya, bisa.", jawab Eunhyuk dengan tawa kecil. Ia kembali duduk di sebelah Junkyu dan memakan stroberi yang sudah dicucinya.

Melihat itu Junkyu turut mengambil buah berwarna merah itu dan memakannya.

"Eum~", gumam Junkyu, menandakan buah itu enak rasanya di mulutnya.

"Makan yang banyak.", ucap Eunhyuk.

"Ne hyung~"

"Ngomong-ngomong Junkyu, apa yang akan kau lakukan setelah bertemu temanmu itu?", tanya Eunhyuk.

"Hmm entahlah, aku belum memikirkannya. Mungkin aku akan bertemu dengannya setiap hari.", ucap Junkyu, semangat memikirkan jika ia bertemu Haruto nanti.

"Mengenai cinta sejati.."

"Ah benar, cinta sejati ya? Aku harus menemukannya agar bisa hidup lama ya?", potong Junkyu.

Eunhyuk mengulas senyum kecil, "Iya.", jawab Eunhyuk.

"Tapi, bagaimana kalau aku tidak menemukannya?", monolog Junkyu.

"Aku yakin kau sudah tahu tentang itu.", jawab Eunhyuk, enggan mengulang informasi yang ia yakini Junkyu telah dengar sebelumnya.

"Mati?", tanya Junkyu.

Eunhyuk hanya diam. Ia tidak menjawab pertanyaan Junkyu.

"Jadi hidupku akan sesingkat ini ya? Tapi hyung, bagaimana kau tahu Soohye noona adalah cinta sejatimu atau bukan?", kini Junkyu menoleh ke Eunhyuk, menunggu yang lebih tua untuk menjawabnya.

Eunhyuk tampak sedikit resah, meski begitu, ia tetap menjawab pertanyaan Junkyu.

"Kau hanya tahu begitu saja. Saat kau dekat dengannya jantungmu akan berdetak cepat. Kau selalu ingin berada di dekatnya. Apapun yang kau lakukan, otakmu akan selalu memikirkannya.", Eunhyuk mengulum senyuman kecil sembari mengingat Soohye.

Junkyu sedikit berpikir. Alisnya mengerut dan tiba-tiba saja muncul satu sosok dalam pikirannya. Sosok yang ia rindukan hingga dengan rela melepaskan ekornya dan naik ke daratan, Haruto.

"Apa kau memikirkan seseorang?", tanya Eunhyuk membuyarkan lamunan Junkyu.

"A-ah tidak...", elak Junkyu segera memasukkan buah stroberi ke dalam mulutnya.

Entah bagaimana pipinya terasa panas dan jantungnya berdegup cepat.

Apa yang kupikirkan? Ah.. memalukan, pipiku pasti merah. Batin Junkyu.

Melihat wajah Junkyu yang memerah, Eunhyuk mengulas senyuman kecil. Ia kembali fokus pada makanan pencuci mulut di hadapannya.

Malam itu hanya mereka habiskan dengan Junkyu yang bertanya akan banyak hal tentang kehidupan manusia di daratan.

.
.
.
.
.
.

HolaaAda yg masih nungguin?Maaf lama baru update lagi 🤧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Holaa
Ada yg masih nungguin?
Maaf lama baru update lagi 🤧

Segini dulu
See ya next yaa

Story of Wave [Haruto x Junkyu] Harukyu AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang