10th Wave

298 33 4
                                    

Setelah sehari penuh tertidur, Junkyu baru tersadar. Ia bangun dengan terkejut, segera mendudukkan dirinya di atas kasur. Matanya bahkan langsung membola.

"Sudah sadar?", ucap Eunhyuk, yang tepat pada saat itu masuk ke kamar Junkyu untuk mengecek kondisi pemuda itu.

"H-hyung.. kapan aku pulang?", tanya Junkyu, karena memorinya berhenti pada saat ia sedang berkencan dengan Haruto sepulang sekolah.

"Kemarin.", jawab Eunhyuk.

"Kemarin?", tanya Junkyu bingung.

"Kemarin Haruto mengantarmu pulang.", jawab Eunhyuk lagi.

"Sebentar. Jam berapa sekarang?"

"Jam 5 sore."

"Hari?"

"Kamis."

"Hah?", Junkyu semakin bingung. Seingatnya ini masih hari Rabu.

Eunhyuk menghela napasnya.

"Dadamu tiba-tiba sesak kemarin. Haruto mengantarmu pulang lalu aku memberimu sebuah ramuan. Setelah itu kau tertidur selama 24 jam penuh."

"Berarti aku tidak ke sekolah hari ini?", tanya Junkyu dengan nada membola.

"Iya. Sudah kusampaikan ke wali kelasmu kalau kau sakit.", balas Eunhyuk.

Sebenarnya Junkyu masih setengah linglung. Dirinya tampak tidak fokus. Eunhyuk yang menyadari itu kembali membuang napas kasar.

"Junkyu-ya, ada yang harus kau ketahui.", ucap Eunhyuk, menatap lamat manik Junkyu.

"Ya?"

"Tapi pertama, kita makan dulu. Aku yakin kau lapar setelah 24 jam tidak makan sama sekali."

Benar saja, perut Junkyu berbunyi, membuat si empunya perut tertawa canggung. Eunhyuk membalasnya dengan tawa kecil.

"Ayo, aku sudah masak untukmu.", ujar Eunhyuk.

Junkyu pun turun dari kasurnya, berjalan mengikuti Eunhyuk keluar dari kamar. Langsung saja ia duduk di meja makan. Dilihatnya makanan yang sudah tertata rapi di atas meja itu, membuatnya semakin lapar.

Segera Junkyu mengambil sendok yang sudah disediakan, juga mangkok nasi yang ada di hadapannya.

"Selamat makan~", ucapnya riang, lantas melahap makanan yang tersedia.

~

Kenyang, Junkyu kini duduk di sofa, bersandar malas sembari menatap ke langit-langit unit apartemen itu. Tiba-tiba saja pikirannya membayangkan sesuatu yang mungkin terjadi di masa depan.

Mungkin.. ia dan Haruto juga akan tinggal bersama seperti Eunhyuk dan cinta sejatinya. Benar kan? Haruto cinta sejatinya bukan?

"Junkyu."

Lamunan Junkyu buyar karena panggilan pelan Eunhyuk.

"Ya?", balas Junkyu, menoleh ke arah Eunhyuk yang berjalan menghampirinya dengan piring berisi potongan buah persik.

"Ah iya, mengenai apa yang harus aku ketahui itu.. itu apa, hyung?", tanya Junkyu mandiri. Eunhyuk sedikit terbantu, jadi ia tidak perlu memulainya lebih dulu.

"Itu..."

Junkyu menanti Eunhyuk untuk melanjutkan ucapannya.

"Kau, benar-benar menyukai Haruto?", tanya Eunhyuk.

Mendengar nama Haruto diucapkan membuat pipi Junkyu bersemu merah. Dirinya yang sedikit salah tingkah mengambil sepotong buah persik dan memakannya.

"Eum.", jawabnya dengan gumaman.

Melihat reaksi Junkyu, Eunhyuk tahu. Ia tahu persis Junkyu benad-benar jatuh cinta pada Haruto. Ya, jika mengingat sejarah keduanya, bukan hal yang mustahil jika keduanya saling menyimpan rasa yang dalam.

"T-tapi harusnya ini hal yang baik kan? Haruto mungkin cinta sejatiku? Iya kan, hyung? Senua tanda-tanda yang kau ucapkan seperti jantung berdebar, perasaan hangat dan ingin selalu berada dekatnya itu, aku merasakannya pada Haruto. J-jadi aku bisa mengatakan kalau Haruto adalah c-cinta.. sejatiku kan?", pipi Junkyu semakin merah saat mengucapkan semua fakta tentang apa yang ia rasakan terhadap Haruto.

Eunhyuk tersenyum kecil mendengar ucapan Junkyu. Ucapan polos anak remaja yang sedang dimabuk cinta. Rasanya ia tidak bisa menahannya lebih lama lagi.

"Junkyu, maaf.", ucap Eunhyuk kali ini.

Junkyu segera menoleh dengan wajah bingung. Apa maksud ucapan maaf yang Eunhyuk lontarkan?

"Eo? Kenapa meminta maaf, hyung?", tanya Junkyu.

Eunhyuk tak berani menatap Junkyu. Tangannya mengepal kuat di atas pahanya, dan ia hanya bisa menunduk.

"Maaf. Maaf telah berbohong padamu.", lanjut Eunhyuk.

Junkyu mengernyit, tak mengerti maksud perkataan Eunhyuk. Bohong? Kapan Eunhyuk berbohong padanya? Dan lagi, berbohong tentang apa?

"Maksudmu hyung?"

"Aku.. tidak tahu harus memulai dari mana. Tapi, sejak awal kau terbangun di rumahku, sejak saat itulah aku sudah berbohong padamu, sampai hari ini."

Junkyu semakin tidak mengerti. Jadi sejak awal Eunhyuk membohonginya? Tapi apa?

"Junkyu... sebenarnya, tidak ada yang namanya cinta sejati dapat membuatmu tetap hidup."

"Maksudmu hyung?"

"Cinta sejati itu bohong."

"Tapi.. bukankah kau sendiri yang mengatakannya telah bertemu cinta sejatimu dan kini bisa hidup bahagia dengannya?"

Junkyu mengernyit tak terima.

"Aku.. aku bukan duyung, Junkyu-ya. Aku hanya manusia biasa yang bekerja untuk Choi Siwon. Aku telah berbohong padamu. Cinta sejati dapat menyelmatkanmu itu.. tidak ada. Semuanya adalah kebohongan yang kusampaikan padamu. Tidak, bahkan aku yakin setiap duyung yang memilih untuk menjadi manusia juga telah ditipu seperti ini.", Eunhyuk mengepalkan tangannya semakin kuat, semakin tak berani untuk menatap Junkyu.

Sedang Junkyu, ia terdiam. Otaknya masih berusaha mencerna setiap kata yang terlontar dari mulut yang lebih tua.

Bohong? Cinta sejati itu sebuah kebohongan?

Selama beberapa saat hanya ada keheningan di antara keduanya. Hingga Junkyu dengan kebingungannya memberanikan diri untuk bertanya.

"Kalau cinta sejati itu sebuah kebohongan, bagaimana duyung bisa bertahan hidup menjadi manusia?", tanya Junkyu akhirnya.

Eunhyuk mengangkat wajahnya perlahan. Ekspresinya jauh dari kata baik. Sendu dan penuh rasa bersalah. Namun ia tidak mungkin menyembunyikan ini lebih lama lagi. Bagaimana pun Junkyu telah mengalami gejalanya. Gejala yang tidak mungkin bisa dihindari oleh duyung manapun ketika mereka memutuskan untuk menukarkan ekor mereka dengan sepasang kaki.

"Junkyu, maaf...", ucap Eunhyuk, entah sudah yang keberapa kalinya.

Junkyu diam, menunggu Eunhyuk menlanjutkan ucapnnya. Namun Eunhyuk hanya menggelengkan kepalanya.

"Hyung.."

"Tidak ada Junkyu. Tidak ada cara duyung bisa bertahan menjadi manusia."

Jawaban Eunhyuk itu bagaikan sambaran petir, menampar Junkyu dari pemikirannya yang sudah kalut. Rasanya lidah Junkyu kelu, sulit untuk membalas ucapan Eunhyuk.

Kalau begitu apa gunanya ia menukarkan ekornya? Apa gunanya ia kini berkencan dengan Haruto? Apa gunanya perasaannya pada Haruto saat ini? Pada kenyataannya, Junkyu hanya ingin menolak semua ucapan Eunhyuk.

.
.
.
.
.
.

Haii update lagi setelah sekian lama :")
Btw ini udah menuju akhir, smoga bisa cepat aku up 🙇‍♂️

Terima kasih buat yang masih menunggu 🫶🏻

See ya next ya~

Story of Wave [Haruto x Junkyu] Harukyu AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang