9th Wave

340 41 4
                                    

Langit telah gelap. Matahari yang semula bersinar kini telah terganti dengan bulan dan bintang. Di bawah penerangan lampu jalan, tampak dua pemuda yang sedang berjalan sambil bergandeng tangan. Yang satu tersenyum senang, sedang yang lain tampak tersipu.

"R-Ruto-ya.. sudah sampai.", ucap Junkyu tersipu.

"Ah, sudah sampai ya.", Haruto melihat ke sebelah kanannya, tampak gedung tinggi yang kini menjadi tempat tinggal Junkyu.

"Kenapa cepat sekali ya?", ucap Haruto.

"Apanya?"

"Saat denganmu waktu terasa begitu cepat.", Haruto mengusap pelan tangan Junkyu yang masih digenggamnya.

"Sayang sekali kita harus berpisah sekarang.", ucap Haruto lagi.

"Besok.. besok kita masih bisa bertemu kan? Di sekolah.", Junkyu mengerjap saat membalas ucapan Haruto.

"Benar juga! Kau kan sudah sekolah.", Haruto tampaknya lupa kalau pagi tadi Junkyu resmi menjadi siswa SMA di sekolahnya. Bibirnya segera mengulas senyuman lebar.

"Iya, jadi besok kita bertemu lagi.", Junkyu juga mengulas senyum, menatap Haruto.

"Baiklah. Aku tidak sabar bertemu denganmu besok."

"Aku juga."

"Selamat malam Junkyu-ya, sampai bertemu besok ya.", ucap Haruto dengan sumringah.

Genggaman tangan mereka terlepas, kini berganti dengan lambaian perpisahan.

Junkyu berjalan masuk ke gedung apartemen tempat ia tinggal. Sesekali ia melirik ke belakang, menatap Haruto yang masih setia melambaikan tangannya. Hingga akhirnya ia masuk ke dalam lift dan Haruto tak lagi dapat dilihatnya.

Haruto segera berbalik arah untuk kembali ke rumahnya. Langkahnya ringan disertai siulan senang. Sungguh hari yang menyenangkan baginya.

Sedang Junkyu, ketika sampai di unit apartemen Eunhyuk, ia disambut oleh Eunhyuk yang berdiri dengan melipat tangan di depan pintu.

"Eunhyuk-ie hyung...", Junkyu meneguk ludahnya, dapet merasakan kalau dirinya akan dimarahi karena pulang telat.

"Aku bilang kan tidak lebih dari jam 6?"

"M-mianhae..", ucap Junkyu, sedikit menunduk.

Eunhyuk menghela napas kasar.

"Mandi dan ganti pakaianmu.", ucap Eunhyuk. Tidak tega juga ia memarahi Junkyu.

Lagipula sejak awal sebenarnya ia tidak punya hak membatasi apa yang ingin Junkyu lakukan. Namun entah bagaimana, ia merasa harus melindungi pemuda itu. Rasanya Junkyu terlalu berharga jika harus dibiarkan menjalani kehidupan yang keras ini seorang diri. Itu juga yang menjadi alasannya ada di sini saat ini kan?

"Hyung, apa hyung marah?", cicit Junkyu, masih tidak beranjak dari tempatnya berdiri.

"Aku sedikit marah."

"Maaf."

Mendengar permintaan maaf Junkyu pada akhirnya membuatnya luluh.

"Iya iya... sana mandi lalu makan malam.", ucap Eunhyuk, mengusak kepala Junkyu.

Junkyu lalu mengulas senyum dan masuk untuk mandi.

~

Saat makan malam, Junkyu tiba-tiba bertanya pada Eunhyuk yang duduk di hadapannya.

"Hyung, bagaimana kalau aku sudah menemukan cinta sejatiku?"

"Hah?"

"Itu, katanya aku bisa bertahan hidup jika bertemu cinta sejatiku kan? Sama seperti Eunhyuk hyung yang bertemu dengan Soohye noona.", ucap Junkyu.

Story of Wave [Haruto x Junkyu] Harukyu AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang