Haruto bergegas ke dermaga, berlari melalui mercusuar dan turun ke tebing batu tempat di mana ia pertama kali bertemu dengan Junkyu kemarin. Matanya melihat ke kanan dan kiri, berusaha mencari sosok yang entah akan datang atau tidak.
Dirinya berdiri gelisah sembari menajamkan penglihatannya.
"Dimana? Apa dia tidak akan datang? Lagipula dia bilang sering, bukan selalu.", monolog Haruto pada dirinya sendiri.
Terlalu fokus pada lautan lepas sembari mencari sosok manis yang baru dikenalnya kemarin itu, Haruto sampai tak sadar, di bawah batu tempat ia berpijak sebuah kepala perlahan muncul ke permukaan air.
"DAR!"
"HUH?!", Haruto berteriak kaget saat dirasanya sesuatu menyentuh pergelangan kakinya. Tubuhnya terjatuh dan berakhir mendaratkan pantatnya di atas batu.
"Hahahahaha...", terdengar tawa renyah dari sang pelaku.
"Junkyu...", Haruto tampak sedikit kesal.
"Hahahaha lucu sekali... wajah kagetmu benar-benar lucu.", tawa Junkyu lagi.
"Ck kau sama seperti Jeongwoo.", keluh Haruto.
"Jeongwoo?", Junkyu mengerjapkan matanya.
"Jeongwoo temanku. Dia jahil, sepertimu.", dengus Haruto.
"Kalau begitu dia pasti orang keren.", bangga Junkyu.
"Apanya yang keren.", kesal Haruto.
"Ah, ngomong-ngomong, aku belum tahu namamu.", Junkyu menumpukan dagu pada tangannya yang terlipat di atas batu.
"Benar, aku belum mengatakan namaku. Aku Haruto, Watanabe Haruto. Salam kenal, Junkyu.", ucap Haruto mengulurkan tangannya.
"Kau mengulurkan tanganmu lagi.", Junkyu berucap bingung sembari menunjuk tangan Haruto.
"Haha ini cara manusia berkenalan. Kemarikan tanganmu.", Haruto menarik tangan kanan Junkyu lalu menjabat tangan itu.
Mulut Junkyu membentuk huruf "O", kembali mendapat ilmu baru tentang dunia manusia.
"Oh ya, kau tidak bilang tentang aku yang menolongmu kemarin pada siapapun kan?", tanya Junkyu, sembari menelisik wajah Haruto.
"Tidak. Aku mengunci rapat mulutku.", Haruto membuat gestur menarik reselting di depan mulutnya.
"Terima kasih, Haruto.", Junkyu mengulas senyuman.
"Ah tapi aku penasaran.", ucap Haruto, kini duduk bersila di depan Junkyu.
"Apanya?"
"Katamu kalian para duyung tidak boleh diketahui manusia, jadi kenapa kau sengaja memperlihatkan diri padaku? Padahal kau bisa meninggalkanku saja setelah menolongku.", pertanyaan dari seorang anak yang penasaran.
"Kemarin setelah membawamu ke sini harusnya aku langsung pergi. Tapi wajahmu mengalihkan perhatianku. Kau benar-benar tampan.", kekeh Junkyu.
"Y-ya?", Haruto tampaknya sedikit malu.
"Kau tampan.", ucap Junkyu lagi.
Pipi Haruto terasa panas mendengar pujian dari Junkyu. Entah mengapa jantungnya ikut berdegup kencang.
"T-terima kasih. Kau juga m-manis...", puji Haruto.
"Aku sudah sering mendengarnya.", ucap Junkyu, sedikit kepedean. Tapi memang benar, Junkyu sangat manis jika dilihat dari sudut manapun. Mungkin karena pipi gembilnya yang sedikit kemerahan.
Haruto terkekeh pelan mendengar ucapan percaya diri dari duyung di depannya ini.
"Kau lucu.", ucap Haruto tanpa sadar mengusak kepala Junkyu.
"Ah, maaf...", ucap Haruto segera menarik tangannya.
"Kenapa minta maaf? Aku senang jika kepalaku diusap."
"Boleh?"
"Boleh. Kau boleh mengusap kepalaku kapan saja."
"Ah, baiklah.", jawab Haruto.
"Ah benar, ada lagi yang ingin kutanyakan.", ucap Haruto lagi.
"Apa?"
"Seharusnya manusia tidak tahu bahwa duyung itu ada kan? Tapi kau sering bermain ke belakang dermaga, bukankah itu berbahaya? Kau bisa ketahuan kan?", tanya Haruto.
"Di belakang sini aman. Kapal jarang berlalu lalang di sini. Lagipula biasanya aku hanya berenang di dalam air. Aku tidak memunculkan diri ke permukaan.", jawab Junkyu.
"Ah begitu...", Haruto mengangguk.
Sejak saat itu Haruto senang sekali bermain ke belakang dermaga. Hampir setiap hari ia bermain ke sana hanya untuk bertemu dengan Junkyu. Perlahan namun pasti, dirinya mulai terjebak dalam perasaan yang tidak bisa diabaikannya.
.
.
.
.
.
.Kata Ruto sih manis dan lucu ya 😬
Segini dulu
See ya next~
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Wave [Haruto x Junkyu] Harukyu AU
FanficA story about a merman who went to surface, only to meet his human friend, but ended up have to find his true love. At least that's what he believe at first.. Until he find out that land will never be his place. bxb area 100% fiction write in bahasa...