Junkyu rasanya tak ingin ke sekolah hari ini. Pertanyaan "untuk apa?" masih terus menggema dalam pikirannya sejak semalam.
Ketukan pada pintu kamarnya ia abaikan. Membuat sang pengetuk terpaksa membuka pintu itu tanpa izin.
"Junkyu-ya.", panggil Eunhyuk dengan kepala yang sedikit mengintip di balik pintu.
Junkyu membalikkan tubuhnya, sengaja memunggungi bagian pintu kamarnya. Ia merapatkan selimutnya, kemudian meringkuk di bawahnya.
"Kau tidak akan bersekolah hari ini?", tanya Eunhyuk, pelan.
Junkyu tidak menjawab. Eunhyuk menghela napas berat. Ia mengerti perasaan Junkyu saat ini. Ia tidak ingin memaksa. Karena itu ia akan membiarkan Junkyu menata hatinya.
"Baiklah, kalau kau tidak ingin ke sekolah hari ini tidak apa-apa. Aku harus keluar dan pulang malam. Aku sudah meninggalkan makanan di dapur, tinggal kau panaskan saja kalau lapar.", ujar Eunhyuk.
Junkyu masih tidak ingin menjawab.
"Aku pergi.", ucap Eunhyuk kemudian menutup kembali pintu kamar Junkyu.
Suara pintu apartemen yang terbuka kemudian tertutup menjadi tanda bahwa Eunhyuk telah keluar. Junkyu bangkit dari tidurnya. Ia duduk, mentautkan jemarinya, lalu menghela napas kecil.
"Apa gunanya aku menukarkan ekorku dengan sepasang kaki?", gumamnya seorang diri.
~
Sementara itu di sekolah, sepanjang hari Haruto hanya memandangi kursi Junkyu yang kosong. Pikirnya apakah sakit Junkyu begitu parah hingga hari ini pun ia belum masuk sekolah juga? Ia khawatir.
"Berhenti melihat bangku kosong di sebelahmu.", Jeongwoo menyeletuk, memukul pelan belakang kepala Haruto.
"Ya!"
"Tatapanmu seperti akan mengeluarkan laser."
"Junkyu belum masuk juga hari ini."
"Lalu?"
"Berarti dia masih sakit kan?"
"Kau sudah tahu jawabannya, kenapa bertanya lagi?", Jeongwoo merotasikan bola matanya.
"Aku khawatir."
"Kau bisa meneleponnya kalau khawatir, Ruto-ya.."
Haruto mengerjap.
"Benar juga!"
Jeongwoo menghela napas lelah. Temannya itu sejak berkencan entah kenapa menjadi bodoh.
"Aku tidak mengerti lagi denganmu. Aku mau ke kantin. Mau kubelikan sesuatu?", tanya Jeongwoo.
"Tidak. Terima kasih."
"Yasudah."
Jeongwoo memasukkan tangannya dalam saku celananya, lalu ia beranjak pergi meninggalkan Haruto di kelas. Dari luar ia masih sempat mengintip. Dilihatnya wajah sumringah Haruto yang mulai sibuk dengan ponselnya. Sepertinya akan menghubungi Junkyu.
"Dasar.", gumam Jeongwoo pelan, kemudian bergegas ke kantin.
~
Eunhyuk kini berada di pusat kota. Banyak orang yang berlalu lalang. Mungkin akan berangkat kerja atau ke sekolah. Atau mungkin juga hanya sekedar melakukan aktivitas jalan pagi. Atau mungkin, sedang ada janji dengan seseorang. Seperti Eunhyuk saat ini.
Ia duduk di sebuah cafe. Secangkir espresso menjadi sarapannya pagi itu. Dilihatnya jam tangannya untuk melihat pukul berapa saat ini. Kurang dari 5 menit hingga waktu janji temunya dengan seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Wave [Haruto x Junkyu] Harukyu AU
FanfictionA story about a merman who went to surface, only to meet his human friend, but ended up have to find his true love. At least that's what he believe at first.. Until he find out that land will never be his place. bxb area 100% fiction write in bahasa...