Pagi ini matahari bersinar sangat terik, panasnya membuat semua orang yg berdiri di lapangan mengeluh. Sebagin dari mereka bahkan ada yg mencoba untuk jongkok karna sudah tidak kuat menahan sakitnya kaki, dan pegalnya betis, mendengarkan celotehan kepala sekolah yang asik sendiri membacakan pidatonya di depan.
"Sya, lo gak manusia ya?" Gracia menatap Elfrisya sambil membuka topi abu - abunya dan menjadikan benda itu kipas.
Elfrisya menoleh ke Gracia sambil mengerutkan keningnya.
"Lo gak kepanasan?"
"Panas."
"Kok lo dari tadi gak ada ngeluh? gue dah gak kuat banget ini asli." Racau Gracia.
"Udah lo ke UKS aja sana."
"Gak mau sendiri, temani!" Itu buka permintaan, melainkan perintah. Dan Elfrisya tau bahwa sahabatnya itu tidak ingin dibantah dalam situasi seperti ini.
Mereka pun akhirnya keluar dari barisan, sambil acting pura - pura lunglai agar bisa izin ke UKS.
Dan, tentu saja berhasil. Jangan ragukan kemampuan acting kedua perempuan itu.
Elfrisya dan Gracia berjalan menuju UKS sambil sesekali tertawa, membicarakan wajah guru-guru yang sama kusutnya seperti mereka karna juga bosan mendengarkan Pidato kepala sekolah.
Pintu UKS dibuka, Gracia meneliti setiap sudut. "Tumben sepi," desisnya.
Melangkah masuk semakin kedalam, Gracia menemukan seseorang sedang berbaring di salah satu tempat tidur di UKS itu.Gracia yang memang anaknya kepo tingkat akut, menghampirinya. Sedangkan Efrisya tidak mau ambil pusing dan memilih duduk di bangku.
"Loh, Dirta?!"
Suara Gracia yg terdengar kuat itu menarik perhatian El, sehingga dia beranjak dari tempat duduknya begitu mendengar nama Dirta disebut.
Menghampiri mereka, El melihat Dirta yang tertidur dengan tangan yg ditumpukan diatas keningnya.
Cowok itu tidak bergeming meskipun Gracia menyebut namanya.
"Kenapa?"
"Kayaknya dia sakit." Gracia meraih tangan Dirta, namun tangan itu sangat dingin seperti Es.
"Gila, tangannya dingin banget."
El yang mendengar itu pun menghampiri Dirta, mengecek suhu tubuh cowok itu. Dan benar apa yang dikatan Gracia, tubuh cowok itu sangat dingin.
"Perawat UKS dimana? Panggilin cepat." El terlihat panik juga saat menyadari bahwa Dirta sedang tidak baik - baik saja.
Gracia keluar dari ruang UKS, mencari Perawat yg biasa menjaga di UKS itu.
"Sialan, gagal istirahat!" Gracia masih sempat menggerutu sambil berlari kecil.
Elfrisya menarik selimut untuk menutupi tubuh Dirta, tapi dia tau itu tidak akan cukup untuk menghangatkan cowok itu. Tubuhnya menggigil meski El sudah melapis selimutnya.
"Ta, lo gapapa?" El berusaha menyadarkan Dirta, yang dia tau itu hanya akan sia - sia.
"Di-dingin.." Dirta meracau. Membuat El semakin panik.
"Sabar sebentar ya, Cia lagi nyari Bu Vero."
Beberapa menit telah berlalu tapi Cia tidak juga kembali ke ruang UKS itu. Membuat Elfrisya semakin kesal.
Elfrisya berlari ke meja dispenser, mengambil air hangat digelas, lalu kemudian kembali menghampiri Dirta. Dia berusaha mendudukkan cowok itu dan membantunya untuk minum.
Elfrisya berharap air hangat itu dapat mengurangi rasa dinginnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Syntrivi
Teen FictionSquel FRI(SKIL)A Elfrisya mati-matian menyembunyikan perasaannya selama 3 tahun terakhir ini kepada Dirta, namun semua nya kacau begitu saja. Makian dan cacian yang dilontarkan Dirta pada Elfrisya membuat gadis itu sangat sakit, bahkan rasanya sepe...