Keduanya masih sibuk tatap - tatapan, Elfrisya memandang Alvin dengan sengit. Saat melihat cowok ini entah mengapa emosinya seperti membara, mengingat kejadian apa yang sudah dilaluinya kemarin.
"Gak usah, sok perduli lo. Baru kenal juga udah mau tau banget privasi orang!"
"Bukan gitu, gue niat baik kok. Mau bantuin lo, tadi gue ngeliat lo ngomong sendiri. Gue kirain lo gak waras, yah.. Tapi gak mungkin juga orang gila masuk Cafe kan? Gue samperin deh. Kurang baik apa coba gue?"
"Lo, kalo mau nolong orang tapi hanya untuk di cap sebagai orang baik, mending gak usah!"
"Yaudah sih, kalo gak mau cerita juga gue gak maksa, tapi gue emang niat baik sama lo."
Elfrisya membuang tatapannya.
"Oke - oke. Gue gak akan tanya - tanya lagi."
"Bagus deh, yaudah. Gue mau balik!"
Elfrisya berdiri, lalu melangkah menjauh dan menghampiri kasir.
"Mas, berapa?"
Tanya Elfrisya pada cowok yang bernama Chandra itu."Bentar ya,"
2 menit kemudian, Chandra menyerahkan struk pembayarannya pada Elfrisya.
Elfrisya menerimanya, setelah memastikan jumlah yang akan di bayarnya, El merogo saku rok nya mencari keberadaan dompetnya.
Nihil.
Tidak ada tanda - tanda kehadiran Dompet disana.
"Ghost! Dompet gue dimana?!"
El merogo kantong roknya sekali lagi, dan beralih ke saku seragam sekolahnya. Siapa tau menemukan uang disana.
"Mati! Dompet gue kan di tas, aduhh.. Mana lagi gak ada megang uang,"
Elfrisya mengusap wajahnya.
Dia mulai panik,
"Dek?" Panggil Chandra.
Elfrisya menggigit kuku nya, dan menatap ke arah Chandra.
"Emm..." El bergumam.
Ragu - ragu dia menoleh ke arah Alvin, yang hanya melihatinya dengan anteng.
"Haduh, gak lucu gue minta tolong ke dia. Ogah banget!"
"Dek?" Panggil Chandra lagi,
"Emm.. Mas, saya bentar lagi aja deh. Tadi cuma mau ngecek bill doang. Saya balik ke kursi saya aja ya, Mas. Entar pas udah mau pulang baru saya bayar." Jelas El dengan diselingi tawaan paksa dan Kalimat yg berbelit - belit. Dia sendiri pun bingung mencerna kalimatnya.
El, kembali ke kursinya sambil, meremas struk pembayaran itu.
Alvin menyambut nya dengan wajah geli.
"Apa lo!" Sengit Elfrisya.
"Pasti dompet lo ketinggalan." Tebak Alvin.
Elfrisya tak menjawab, dia memutar bola matanya keki.
"Lo kenapa sih sebenarnya?"
"Gak apa - apa!"
"Gue ini termasuk kategori cowok yang Peka. Jadi saat cewek bilang 'Gak apa - apa' itu artinya dia lagi kenapa - napa."
El memutar wajahnya menatap Alvin, memandang cowok itu dengan raut wajah jijik.
"Hahahaha.... Apa sih, mukak lo biasa aja dong."
"Jijik gue dengernya!"
"Tapi kan yang gue bilang bener juga sih."
"Hem."
KAMU SEDANG MEMBACA
Syntrivi
Teen FictionSquel FRI(SKIL)A Elfrisya mati-matian menyembunyikan perasaannya selama 3 tahun terakhir ini kepada Dirta, namun semua nya kacau begitu saja. Makian dan cacian yang dilontarkan Dirta pada Elfrisya membuat gadis itu sangat sakit, bahkan rasanya sepe...