4. Biasa saja

163 23 9
                                    

El turun dari motor Dirta dan mengucapkan Terimakasih pada cowok itu. Dia tidak tau mau mengatakan apa lagi, sekarang otaknya seakan - akan beku dan tidak bisa di ajak bekerja sama

"Makasih ya Ta," Kata El sekali lagi

Dirta hanya mengangguk, Lalu menutup kaca Helm nya dan menstater motor nya, tanpa mengatakan apa - apa lagi motor Dirta pergi meninggalkan El yang masih menatapnya sampai Dirta benar - benar hilang dari pandangannya

Setelah itu, barulah El masuk ke dalam rumahnya.

Hal yg pertama kali di lakukan El saat masuk ke kamar nya adalah Melempar kan tas sekolah nya dan langsung melompat ke spring bed menjadikan kasurnya itu seperti tempat enjot enjotan.

"Daebak!! Gue pulang sama Dirta!" pekik El sambil tertawa tawa persis seperti orang gila

Setelah capek melompat lompat, El pun merebahkan tubuhnya di kasur dan menatap ke arah langit langit kamar nya sambil tersenyum

"Duhh.. Pipi gue rasanya pegal banget dari tadi senyum melulu" El berbicara sendiri sambil memegangi wajahnya

Wajah Dirta tadi masih terbayang di benaknya. Tatapan tajam nya, Dia memiliki bola mata hitam pekat, Hidung yang mancung, dan wajah yang Tampan, Tapi selain Tampan Dirta juga terlihat manis

Ahh... El jadi sulit bernafas membayangkan wajah tampan Dirta, baru kali ini dia bisa menatap Dirta sedekat ini.

Jika Tuhan mengijinkan, El berharap kejadian ini masih bisa terulang. Dia rela jika ban mobilnya harus pecah terus dan botol minumnya juga harus tertinggal, El rela asalkan dia bisa sedekat ini pada Dirta.

El mengambil Handphonenya di kantong Rok nya dan mengetikkan sebuah pesan untuk mamanya

Elfrisya
Ma, El sudah sampai di rumah ya. Mama sama papa pulangnya jangan lama, El takut sendirian.

Meski pun terlihat sebahagia itu karna Dirta, El masih mengingat mamanya. Jika dia tidak mengabari mamanya pasti mamanya akan sangat khawatir, El tidak mau sampai membuat mamanya harus panik memikirkan dirinya

Tak lama kemudian handphone El bergetar menandakan sebuah pesan masuk.

Mama
Iya. jangan lupa Makan, Ini sudah sore.

El mematikan handphonenya setelah membaca pesan singkat balasan mamanya. Jam sudah menunjukkan pukul tiga lewat dua puluh menit, El pun memutuskan untuk mandi terlebih dahulu lalu mengisi perut nya yang sudah mulai berbunyi minta diisi

🗝🗝🗝

"Elfrisya!" Panggil Angga, saat dia melihat El muncul dari ujung koridor

El melihat ke arah Angga dan tersenyum melihat laki laki itu yang berlari menghampirinya

"Angga.." Sapanya saat Angga sudah berdiri di depannya.

"Tumben lama datang nya" kata Angga.

"Iya, tadi nungguin Gracia tapi ternyata dia udah pergi diluan gak ngabarin gue. "

"Ohh.." Angga manggut manggut mendengar penuturan Elfrisya.

"Sya, nanti pulang sekolah ada acara gak?"  Tanya Angga.

El terdiam sejenak, mengingat ingat apakah dia ada kegiatan sepulang sekolah nanti.

"Enggak, kenapa?"

SyntriviTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang