14. Mood

85 15 0
                                    

Langit sudah tampak menggelap, tampaknya hujan sebentar lagi akan turun, Sekolah sudah sepi karena memang jam pulang sudah lewat dari setengah jam yang lalu. Sedangkan Elfrisya dan Gracia masih setia duduk di bangku koridor sekolah menunggu jemputan mereka datang.

"Lo gak bales Chat gue yang semalem. Kemana aja lo!" Gracia menatap Elfrisya kesal.

"Sorry deh, soalnya semalam gue lagi sama Angga."

Gracia menaikkan sebelah alisnya "Angga?"

El mengangguk.

"Lo PDKT sama Angga,Sya?"

"Enggak,"

"Lo keliatan dekat belakangan ini sama Angga. Eh, tapi lo tau gak sebenarnya yang mau gue kasih tau ke lo itu kemarin soal Dirta."

"Dirta? kenapa sama dia?"

"Dia semalam pulang bareng Vania,"

El mengerjapkan mata nya berkali kali mendengar ungkapan Gracia.

"Ci, jujur sama gue mereka sebenarnya ada hubungan apa sih?" El menatap Gracia dengan intenz berusaha membuat Sahabat nya itu untuk berbicara jujur pada nya.

Namun nihil, Gracia enggan mengatakan apapun pada Elfrisya, Dia malah mengangkat bahunya tanda tidak tahu lalu beralih menatap jalanan.

"Mau sampai kapan sih lo ngarepin Dirta terus,Sya? Sudah lah Move on aja! Dirta buktinya gak pernah nganggep lo ada."

El menarik nafasnya dalam, Hati nya sebenarnya sakit mendengar penuturan Gracia, Tapi itu lah Sahabat. Mereka akan ngomong blakblakan di depanmu tidak perduli kau sakit hati. Tapi semua itu demi kebaikan mu juga.

"Hari ini, aku ada jadwal Ngajar Dirta di rumahnya," El melirik arloji yang melingkar di tangannya. 

"Terus?"

"Ci, Gue ngomong jujur aja enggak ya ke Dirta soal perasaan gue?"

Gracia terdiam, menatap lurus mata sahabat nya itu.

Dimana mana itu Kalo perempuan yang ngungkapin perasaan diluan, percaya gak percaya hasilnya bakalan Nol. Perasaan itu gak akan di hargain sama sekali, namun melihat Elfrisya yang sudah bertahan dengan perasaan nya selama dua tahun ini pun bingung harus memilih yang mana, Diam dan terus merasa tersakiti atau Jujur tapi hasilnya bisa saja mengecewakan?

"Ikuti kata hati lo aja ya, Mana yang menurut lo terbaik lakuin. Ingat,Sya! Kita udah kelas dua belas dan bentar lagi kita bakalan ninggalin sekolah ini, bakalan pisah, bakalan ngambil jalan masing -  masing. Selagi dia masih ada di pandangan lo, dan masih bisa lo jangkau gak ada salahnya Jujur."

Gracia berdiri dari duduknya.
"Jemputan lo udah datang, pulang sana."

Dan El masih tetap diam merenungi perkataan Gracia tadi di pikirannya, setelah berpamitan pada Gracia dia masuk kedalam mobilnya dengan perasaan tidak enak, bahkan sampai Mobil yang membawa El melaju meninggalkan sekolahnya dia masih tetap kalut pada pemikirannya sendiri.

*****

Dirta menyerahkan buku tulis nya pada Elfrisya, dia sudah mengerjakan Lebih dari 30 soal latihan hari ini dan kepalanya rasanya mau pecah.

El menatap buku itu dengan malas, dia masih kepikiran dengan omongan Gracia di sekolah tadi. Elfrisya dilema, bagaimana mungkin hanya karena itu saja bisa membuat mood nya hancur seketika bahkan Dirta yang saat ini ada di hadapannya pun tidak bisa mengembalikan moodnya.

El melirik ke arah Dirta yang sekarang malah asyik dengan handphonenya.

"Ta, gue udah bilangkan kalo belajar gak boleh main handphone?"

SyntriviTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang