15. Sial

129 21 1
                                    

El berjalan sendirian menuju ruang kelas nya, sedikit tergesa - gesa. Dia meninggalkan hapenya di laci meja kelas, untung El ingat saat dia belum menyetop taxi di depan sekolah.

"Hufftt.. Untung masih ada," El mengambil hapenya dan menyalakannya. Ada beberapa notifikasi Line dan Instagram terpampang di layar depan.

Mengabaikkannya. El, kembali berjalan meninggalkan ruang kelas.

Keadaan sekolah saat sudah sore begini ternyata cukup menakutkan jika berkeliaran seorang diri.

Mempercepat langkahnya, El akhirnya sampai di gerbang sekolah dengan selamat.

Tapi emang siapa yg mau mengganggunya, tidak ada juga.

"Lama," Elfrisya menggerutu saat tak ada satupun taxi yang lewat di depannya.

"Kenapa papa sama mama, ga biarin gue bawa mobil sendiri aja sih? Kesel deh!" Omel Elfrisya.

Saat masih dengan sabar menunggu, tiba - tiba dari arah depan, seorang cowok berlari dengan sangat tergesa - gesa. Hingga dia tidak melihat ada Elfrisya.

Brukk...

"Aduh," Elfrisya terduduk di trotoar sambil meringis. Pantat nya rasanya sakit saat berbenturan dengan aspal.

"Sorry, sorry. Gue gak sengaja." Cowok itu terlihat tersengal - sengal. Menatap El sejenak lalu kemudian melihat kebelakang, seakan - akan ada yang sedang mengejarnya.

"Semua orang juga kalau nabrak orang, bilangnya pasti gak sengaja!"

Cowok itu membantu El berdiri.
Awalnya El sudah siap mengambil ancang - ancang untuk marah. Namun tanpa di komando cowok itu malah menarik tangannya, dan membawanya lari.

"Eehhh.. apa - apaan ini!" Elfrisya memekik kaget saat pergelangan tangannya di genggam erat oleh cowok yang tidak dikenal nya itu.

"Ikut gue, plis. Gue gak punya banyak waktu."

"Gak! Lo siapa, enak aja main  tarik - tarik." Elfrisya menahan langkahnya agar tidak ikut berlari sama cowok itu.

"Lepasin, lepasin tangan gue!"

Cowok itu menoleh lagi kebelakang. Dan melihat segerombolan orang berlari mendekat ke arah mereka.

"Lo ikut gue, atau nyawa lo bakalan terancam?"

"Ha?" Elfrisya membelalakkan matanya mendengar penuturan cowok itu.

"Lo mau bunuh gue?! Wahh.. Daebak! Apa - apaan lo? Gue teriak nih!!"

Cowok itu mendengus, melihat Elfrisya yang membangkang.

"Liat kebelakang, lo mau mereka ngabisin kita?"

Mendengar itu, Elfrisya menoleh kebelakang. Matanya membulat.

"Ikut gue," Cowok itu menariknya, dan kali ini tidak ada perlawanan.

"Mama, papa. El takut,"

🗝🗝🗝

El terduduk lesu, wajahnya memucat. Bagaimana tidak pucat, jika tadi mereka dikejar - kejar, oleh segerombolan orang yang entah siapa itu -- El bahkan tidak kenal. Mereka membawa benda tajam di genggaman mereka. Sumpah! Ini pengalaman terhorror yang pernah El alami semasa hidupnya. Demi apapun, El berharap ini hanya mimpi, dan saat dia terbangun nanti, dia sudah ada di dalam kamar dengan selimut nya yang lembut.

SyntriviTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang