El berlari sekencang mungkin memasuki ruang kelas. Dia tau saat ini orang yang dicarinya pasti sudah berada disana.
"Ikut gue!" El mencampakkan asal tasnya, lalu kemudian menarik tangan Gracia kasar, membuat cewek itu yang tidak sadar akan kehadiran El terkejut bukan main.
"Ehhh.... Santai Anjirr."
Elfrisya menghempaskan tangan Gracia dari genggamannya saat mereka berhenti di taman sekolah yang masih sepi karna memang ini masih sangat pagi.
"Apa yang udah lo lakuin, Hah?!" Elfrisya terlihat berapi-api. Nafasnya naik turun menahan gejolak emosi yang meluap - luap.
"Lo bisa gak sih ngomong yang jelas? Gue bingung jadinya. Kalo lo tanya baik- baik gue akan jawab."
"Apa yang udah lo lakuin ke Dirta? Lo!__" Elfrisya terlihat sangat frustasi. Dia mengacak wajah nya kasar.
"Oohh... itu__"
Elfrista berdecih. "Masih bisa selo lo ya? Gue kira lo ngesuport gue selama ini, tapi lihat apa yang lo lakuin?!"
Gracia melipat kedua tangannya di dada. Tidak ada perasaan bersalah atau pun takut di benaknya. Dia menatap Elfrisya dengan serius.
"Gue selalu ngesuport apapun yang lo lakuin selama 2 tahun lebih ini. Dan gue capek! Gue bukan capek jadi temen lo. Tapi gue capek ngeliat lo tertekan dengan semua perasaan lo itu. Sya! Lo itu temen gue, menurut lo gue akan baik - baik aja ketika lo terus merasa sedih?"
Gracia menarik nafasnya."Bener yang lo bilang, memang perasaan lo itu urusan lo. Tapi mau sampai kapan hah?! Sampai kita tamat? Sampai lo pergi kuliah ke luar negri? Sampai lo gak bisa ketemu sama Dirta lagi?" Gracia menyentuh kedua pundak Elfrisya.
"Awalnya gue gak mau ngasih tau soal ini ke Dirta. Tapi dia gak sengaja baca isi Chat kita waktu dia minjem hp gue, dan mau gak mau gue harus jelasin semuanya."
Elfrisya menatap Gracia. Sungguh dia tidak tau harus berbuat apa pada cewek di hadapannya ini. Seakan - akan rasanya untuk meluapkan emosi nya Elfrisya sangat ingin menampar Gracia saat itu juga.
"Lo tau? Harga diri gue bener - bener jatuh,Cia." Satu butir kristal bening lolos jatuh di pipi Elfrisya tanpa bisa dia tahan lagi.
*****
"Jadi itu alasan lo, sengaja gak ikut olimpiade supaya gue gantiin dan berakhir lo harus jadi tentor gue, sehingga kita bisa dekat?" Dirta menatap kedua bola mata El dengan pandangan menusuk.
"Dirta, gue___"
"Lo suka sama gue dari kelas satu kan?"
Cowok itu menyibak selimutnya, dia bangun dari tidurnya dan mengubah posisi menjadi duduk berhadapan dengan Elfrisya."Lo manfaatin Gracia untuk ini?"
Mata el hampir saja loncat saat Dirta menyebutkan kata - kata itu.
Apa maksudnya?
"Lo tau Gracia temen gue, lo sengaja deketin dia supaya dia bisa ngatur lo ke gue? Sayangnya itu gak terjadi dengan mulus ya?"
"Dirta__"
"Lo tau? Waktu Gracia nyeritain ke gue semuanya, waktu dia marah - marah ke gue karna sikap gue yang kasar ke lo, dan waktu dia yang terus merasa bersalah karna gak bisa bantuin lo. Gue merasa.... Jijik sama lo Elfrisya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Syntrivi
Teen FictionSquel FRI(SKIL)A Elfrisya mati-matian menyembunyikan perasaannya selama 3 tahun terakhir ini kepada Dirta, namun semua nya kacau begitu saja. Makian dan cacian yang dilontarkan Dirta pada Elfrisya membuat gadis itu sangat sakit, bahkan rasanya sepe...