3

26 4 0
                                    

Leonard tertawa pelan melihat dirinya dicermin kamar asramanya, melihat telapak tangannya yang mengeluarkan sedikit percikan api, seketika dia teringat dengan ucapan kakek tua yang dia temukan dihutan

"Dirimu dan dia akan menyelamatkan kekaisaran"

Leo menatap kakek tua yang duduk disampingnya dengan bingung

"Maksudmu apa kakek tua" sinis Leo

Kakek itu tiba-tiba tertawa, menatap Leo seolah sedang mengejeknya

"entah takdir yang sama atau berbeda alurnya akan tetap sama"

Leo berdiri dan pergi meninggalkan kakek tua itu yang masih tertawa, tawanya terhenti setelah sosok Leo sudah hilang dari pandangannya.

"Keturunan Vampir yang memiliki elemen api, kau hanya bisa memilih dua pilihan kekaisaran atau kekasihmu" gumamnya lalu menghilang seakan ditelan asap

Apa yang harus Leo lakukan? Dia bimbang apa perkataan kakek tua itu benar dia akan menyelamatkan kekaisaran, tapi menyelamatkan dari apa? Dan dia siapa yang Kakek itu maksud.

"Elemen api? Sama seperti milik raja pertama, huh merepotkan" ucapnya dengan mengepalkan tanganya membuat percikan api itu menghilang

"Saya ingin menjadi ketua dewan"

Tiba-tiba ucapan seorang gadis bersurai coklat datang kepikirannya, cukup berani untuk seukuran Lady bangsawan pikir Leo

"Dia yang ingin menjadi ketua dewan, tapi sahabatnya yang akan terpilih, menyedihkan"

*****

Violyna sedang berdiri didepan papan informasi, hari sudah sore para murid sudah menyelesaikan kegiatan belajar mereka.

Gedung utama Akademi sudah mulai sepi, dan dia sekarang sedang melihat papan informasi yang terdapat namanya beserta fotonya dengan title calon Ketua Dewan.

Tangannya terangkat bermaksud mengambil selembaran kertas dipapan, sebelum tangan lain menghalanginya.

"Waw, kau akan menjadi Ketua dewan? Ck ck ck keren sekali" ucap pemuda bersurai biru dengan bola mata emas

"Bodoh"

"Yak!! Kau masih seperti ini ya Vioo, aku ini seniormu tahu"

"Merepotkan bukan mengikuti segala acara akademi, bukankah bagus jika hanya melakukan hidupku diakademi dengan belajar" ucap Vio

"Kau kan kaki tang-"

"Calon"

"Yayaya itu maksudku, bukankah bagus jika kau menjadi Ketua dewan, itu bisa membuat kau lebih percaya diri lagi"

"Aku cukup percaya diri Alvent"

"Hidupmu terlalu monoton Vio, menjadi kaki tangan Raja itu merepotkan juga jikau kau belum tahu"

"Kau juga calon kaki tangan Raja Alvent, jika kau belum tahu"

Alvent Theodore De Filteron dia teman kecil Vio, belajar bersama untuk menjadi kaki tangan Raja, berdebat sudah biasa bagi mereka.

Mereka cukup dekat bahkan jika orang yang baru melihat mereka akan menebak bahwa mereka sepasang kekasih, namun sayang sekali Alvent akan meninggal demi membantu kedua pahlawan.

Apa dia melakukan karena jiwa tangan kanan Raja sangat melekat dijiwanya? Salah itu karena Alvent menyimpan perasaan untuk Erlina sedang kan Erlina menyukai Leo, dan Leo? Vio tidak tahu dalam cerita dikatakan fokusnya untuk kekaisaran.

"Ck tetap saja, kau sangat menyia-nyiakan kesempatan ini Vio"

"Ale, aku tidak mau itu merepotkan, bukankah Erlina juga bagus menjadi Ketua dewan"

"Erlina ingin menjadi ketua dewan?"

Vio berjalan menuju kafetaria, sejujurnya dia lapar dia hanya sarapan dan sisanya untuk belajar. Alvent yang melihat Vio pergi menyusul dengan langkah besarnya

"Ya, oleh karena itu dukung Erlina saja"

"Kenapa aku harus mendukung Erlina?"

"Kau mnyukainya kan"

Ups Vio menutup mulutnya dan melihat kesampingnya tepat kearah Alvent yang terdiam menatapnya juga

Suasanya hening bahkan hanya angin dan dedaunan kering yang membuat suara, Saat Alvent ingin membuka suara Vio sudah berjalan meninggalkan Alvent

"Rumor dari mana?"

"Lupakan saja"

Alvent berdiri didepan Vio menghalangi jalan Vio

"Aku tidak menyukainya"

"Aku tidak peduli"

"Tapi aku peduli, baiklah cukup disini berbincangnya, cukup itu yang kau tahu Lea aku tidak menyukai temanmu itu"

Ucap Alvent lalu pergi setelah menepuk kepala Vio pelan, sesaat dan tanpa diketahui Vio, jepit rambutnya menghilang.




Ending Of StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang