01 - Sapu tangan biru

88 14 2
                                    

Chaeryeong berteriak histeris saat seorang kepala perawat dan dua orang perawat menghampirinya. Dua diantaranya berusaha untuk menahan tubuh Chaeryeong sedangkan yang satu lagi berusaha untuk menyuntikkan sebuah obat pada Chaeryeong.

Tidak bisa melawan kekuatan kedua perawat itu, obat itu pun berhasil masuk ke dalam tubuh Chaeryeong. Perlahan Chaeryeong mulai tenang dan muncul rasa kantuk pada dirinya. Para perawat itu pun membaringkan Chaeryeong pada tempat tidur yang cukup ditempati oleh 2 orang itu. Chaeryeong pun tertidur.

"Lain kali jangan lakukan kesalahan yang sama lagi." Kata kepala perawat yang menyuntikkan obat itu dan dibalas anggukan oleh dua perawat lain yang menampakkkan raut wajah menyesal.

"Inilah yang terjadi jika kalian terlambat menyutikkan obat padanya." Katanya sambil menutup tubuh Chaeryeong menggunakan selimut.

"Kalian bisa saja ceroboh pada pasien yang lain, tapi jangan pada Dia. Apakah kalian mengerti?" kata kepala perawat itu.

"Baik bu." Kata kedua perawat itu serentak.

"Semakin bertambahnya hari dia memang akan semakin lemah, tapi dibalik itu kita tidak tahu apa yang akan bertumbuh di dalam dirinya atau apa saja yang dipikirkannya." Kata kepala perawat itu pelan sambil mengelus puncak kepala Chaeryeong pelan.

"Bersihkan kamar ini dan cek keadaannya setiap jam. Jangan pernah meninggalkan benda tajam lagi jika tidak ingin kejadian seperti dua hari yang lalu terjadi kembali." Kata kepala perawat tegas.

"Baik bu." Kata mereka serentak.

"Baiklah, aku pergi lebih dulu." Kata kepala perawat lalu pergi meninggalkan mereka.

Selepas kepergian kepala perawat, kedua perawat itu pun membuang nafas lega.

"Ini semua karena mu!" kata salah satu perawat itu memulai perdebatan.

"Kenapa ini salahku?' kata perawat yang lain tidak terima.

"Andai saja kau tidak mengajakku untuk menonton film bersama, maka kita tidak akan lupa untuk memberikan obatnya tepat waktu."

"Kau juga menikmatinya, kau bahkan sampai menyediakan cemilan. Lalu jika berbicara soal kesalahan, maka aku bisa menyalahkanmu untuk kejadian dua hari yang lalu!"

"Kenapa kau membahas itu lagi? Itu bukanlah salahku seorang diri! Jika aku meninggalkan gunting disini, seharusnya kau memperhatikannya kembali! Kau juga salah!" kata perawat itu menaikkan nada suaranya.

"Ya! Stt! Jangan berbicara kuat seperti itu, bagaimana jika dia bangun?"

"Tidak akan! Baru saja dia diberikan obat bius."

"Ah benar juga." Kata perawat yang lain melihat Chaeryeong dengan seksama.

"Tapi... aku sangat penasaran. Kira-kira apa kesalahan yang dilakukannya sehingga membuatnya dikurung di rumah sakit jiwa ini, padahal sebenarnya dia baik-baik saja."

"Kita tidak tahu jalan pikiran orang kaya. Tidak perlu penasaran untuk hal itu, sebaiknya cepat bersihkan kamar ini saja."

"Baiklah, tapi... apakah mungkin dia dikurung disini karena dia menolak untuk dijodohkan dengan orang lain?" kata perawat itu iseng.

"Di zaman sekarang ini siapa lagi yang melakukan hal itu? ketinggalan zaman sekali."

"Benar juga, tapi untuk orang kaya bisa saja hal itu masih terjadi. Ditambah... woah..." kata perawat itu melihat Chaeryeong.

"Walaupun aku melihatnya setiap hari, aku masih tetap kagum pada wajah cantiknya."

"Aku juga... kenapa wajahnya bisa mulus seperti itu padahal dia tidak melakukan perawatan apapun disini, aku iri."

Blue HandkerchiefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang