04 - Kekasih

37 11 4
                                    

Rasa familiar ini nyata.

Chaeryeong pov.

"Kau..." kataku tertahan saat diriku masih cukup terkejut melihat sosok yang kulihat 1 bulan yang lalu itu.

"Kita bertemu lagi." Katanya dengan senyum di bibirnya.

Entah keberanian dari mana, aku meletakkan telapak tanganku pada pipinya lalu mengusapnya menggunakan ibu jariku. Dia menatapku kebingungan.

"Kau benar-benar nyata." Kataku masih kurang percaya, dia tersenyum.

Dia meraih tanganku yang kugunakan untuk mengusap wajahnya.

"Bekas lukamu sudah tidak terlihat lagi." Katanya sambil melihat tanganku yang terluka 1 bulan lalu karena duri dari bunga mawar.

"Tak terasa sudah berlalu 1 bulan sejak kejadian itu." katanya melihatku.

"Iya, sudah satu bulan berlalu. Begitu juga denganmu yang menolak uluran tanganku." Kataku di dalam hati.

Aku menarik tanganku dari pegangannya lalu bangkit berdiri dan diikuti olehnya.

"Kita harus segera mengobati lukamu." Katanya hendak ingin menyentuh kepalaku.

Aku menghindar, mundur beberapa langkah kebelakang dan aku yakin dia cukup terkejut karena tindakanku itu.

"Kalian sedang apa?" tanya Bona yang tiba-tiba datang.

Sebelum salah satu dari kami menjawab, Bona segera berlari kearahku dengan panik.

"Chaeryeong, kau terluka? Bagaimana ini bisa terjadi?" tanya Bona padaku.

"Winwin, apa yang terjadi?" tanya Bona pada seseorang yang disebutnya sebagai Winwin.

"Ternyata orang lain memanggilmu dengan sebutan Winwin." Kataku di dalam hati.

"Kepalanya terbentur tempat tidur, dengan sangat keras." Kata Winwin.

"Kalau begitu kita harus pergi ke rumah sakit." Kata Bona berniat membawaku pergi.

"Tidak perlu." Tolakku.

"Aku hanya membutuhkan plester saja untuk mengatasi lukaku ini. Lagi pula sepertinya darahnya sudah tidak mengalir lagi." Kataku lagi.

"Tapi..." kata Bona terpotong akan perkataan Winwin.

"Untuk apa kita pergi ke rumah sakit jika di rumah ini ada seorang dokter?" kata Winwin melihat Bona.

"Kau pintar sekali memuji." Kata Bona sambil tersenyum.

"Baiklah, ayo pergi ke ruang tamu. Aku akan mengobatimu disana." Kata Bona lalu menarikku pergi.

Aku melihat Winwin sekilas sebelum aku dan Bona benar-benar keluar dari kamar. Bisa aku lihat senyum tipis di bibirnya mengantarkan kepergianku bersama Bona.

Chaeryeong pov end.

"Sudah selesai." Kata Bona sambil menekan pelan di sekitar bekas luka di kepalaku agar plester itu menempel dengat kuat.

"Terima kasih." Kata Chaeryeong sambil tersenyum, Bona mengangguk.

"Tapi kenapa kepalamu bisa terbentur dengan tempat tidur?" tanya Bona.

"Aku sedang mencari sapu tanganku." Kata Chaeryeong tersenyum tipis.

"Ah sapu tangan yang mirip dengan punya Winwin?" tanya Bona, Chaeryeong mengangguk.

"Lalu, apakah ketemu?" tanya Bona, Chaeryeong menggeleng.

"Sepertinya aku benar-benar telah menghilangkannya." Kata Chaeryeong lesu.

Blue HandkerchiefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang