10 - VVIP

27 8 0
                                    

"Dengarkan kakak... terkadang sendiri lebih baik daripada bersama tapi tersakiti. Kau harus menjaga hatimu." Kata Chaeryeong pelan.

Terlihat raut wajah sedih di wajah anak itu. Dia menundukkan kepalanya dan terdengar isakan kecil dari bibirnya. Chaeryeong mengelus kepala anak itu pelan untuk menenangkannya.

Bona pun datang dan kebingungan melihat keadaan saat itu.

"Ada apa?" tanya Bona.

Chaeryeong pun menggelengkan kepalanya. Seakan menandakan kalau saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk menjelaskannya. Bona yang paham pun memutuskan segera mengobati luka yang ada pada lutut anak kecil itu.

Chaeryeong dan anak itu duduk di kursi, sedangkan Bona sedang berjongkok agar bisa lebih mudah untuk mengobati kaki anak itu.

"Kau sudah makan?" tanya Chaeryeong pada anak itu, anak itu menggeleng.

Chaeryeong pun membuang nafasnya pelan lalu meraih kantung plastik di sampingnya untuk mengambil sebungkus roti. Chaeryeong pun membuka bungkusnya lalu memberikan roti itu pada anak itu.

"Terima kasih kak." Kata anak itu sambil menerima roti itu lalu memakannya lahap.

"Pelan-pelan saja makannya, kami masih bisa membelikanmu lebih banyak lagi." Kata Bona tersenyum.

Anak itu pun tersenyum tipis dan tulus, lalu memakan rotinya kembali. Chaeryeong pun mengelus kepala anak itu pelan.

Chaeryeong melihat anak itu dengan seksama. Entah kenapa dia merasa kalau dia dan anak itu sama. Sama-sama mendapatkan rasa sakit yang tak terduga dari ayah mereka masing-masing.

"Kita sama." Kata Chaeryeong di dalam hati.

"Kita berdua mendapat perlakuan yang buruk dari ayah kita."

"Ayah kita tidak pernah bertanya apakah kita sudah makan atau belum."

"Apa yang kita lakukan hari ini."

"Bagaimana kabar kita."

"Padahal kalimat ini adalah kalimat yang seharusnya diucapkan oleh anggota keluarga." Kata Chaeryeong di dalam hatinya.

"Sudah selesai." Kata Bona mengakhiri lalu bangkit berdiri.

"Kau ingin roti lagi?" tanya Bona pada anak itu, anak itu mengangguk.

"Kenapa kau sangat kurus? Padahal kau juga bukan idol korea! Kau suka susu pisang kan?" Kata Bona

"Aku suka. Tapi idol itu apa?" Kata anak itu.

"Kau tidak tahu idol itu apa? Mereka orang-orang cantik dan tampan yang memiliki tubuh yang bagus dan langsing, mereka itu bernyanyi dengan suara indah dan menari dengan sangat energik. Kau tidak tahu?" tanya Bora.

"Ah ternyata itu... aku juga sering melihat mereka di tempat-tempat ramai di dekat jalan." Kata anak itu tersenyum.

"Pinggir jalan?" kata Bona kebingungan, anak itu mengangguk.

"Ah! Itu berbeda! Mereka memang sama-sama bernyanyi dan menari, tapi idol ini bisa dikatakan lebih berkelas. Karena mereka bernyanyi dan menari di atas panggung. Mereka juga memiliki banyak fans di dalam maupun luar negeri. Pokonya mereka itu yang terbaik, karena sedap untuk di pandang." Kata Bona menjelaskan kalau idol itu berbeda dengan orang-orang yang dimaksudkan oleh anak kecil itu, yaitu mereka yang memang terkadang mau memperlihatkan bakat mereka di tempat-tempat ramai.

"Woah... keren sekali." Kata anak itu tersenyum.

"Kau juga cantik, sepertinya kau cocok untuk menjadi seorang idol. Usiamu berapa?" Kata Chaeryeong.

Blue HandkerchiefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang