08 - Forget Me Not

22 8 4
                                    

Chaeryeong terbangun dari tidurnya. Dia memijat kepalanya yang terasa sedikit pusing. Chaeryeong melihat kearah jam di dinding, menunjukkan pukul 4 pagi.

"Aku haus." Kata Chaeryeong lalu bangkit dari tidurnya. Chaeryeong berjalan keluar dari kamarnya dan berjalan menuju dapur.

Chaeryeong menghentikan langkahnya saat dilihatnya lampu dapur menyala. Chaeryeong melihat ke sekitar, tapi kedua matanya tidak melihat siapapun yang ada di sekitar situ.

"Biasanya lampu akan dimatikan." Kata Chaeryeong sambil berjalan mendekati kulkas lalu membukanya.

Chaeryeong hendak mengambil sebotol air mineral, hingga sebuah suara menghentikan tindakannya.

"Orang sakit tidak boleh meminum minuman yang dingin sepagi ini." Kata suara itu.

"Ah benar juga..." Kata Chaeryeong tanpa sadar lalu meletakkan botol air mineral itu.

"Lalu apa yang harus kuminum?" tanya Chaeryeong.

"Bagaimana dengan teh chamomile hangat?" kata suara itu.

"Dimana aku bisa mendapatkan itu?" kata Chaeryeong.

"Di atas meja dapur." Kata suara itu.

"Ternyata begitu..." kata Chaeryeong tertahan lalu segera menutup pintu kulkas membuat sosok Winwin yang awalnya tertutup pintu kulkas itu kini sudah terlihat.

Chaeryeong melotot terkejut melihat sosok Winwin.

"Kau masih aneh seperti hari itu." kata Winwin terkekeh kecil.

"Aneh? Dia bilang aku aneh?" kata Chaeryeong sedikit kesal di dalam hatinya menggantikan rasa terkejutnya.

Chaeryeong pun berniat pergi meninggalkan Winwin sampai pergeseran tubuh Winwin menghentikan langkah Chaeryeong.

"Kau meninggalkan tehnya." Kata Winwin sambil melihat teh yang ada diatas meja dapur dan Chaeryeong bergantian.

Chaeryeong pun mengambil teh itu lalu berjalan pergi. Chaeryeong melotot saat kedua bahunya dipegang kuat lalu mengarahkannya menuju ruang tamu.

"Duduklah." Kata Winwin.

"Tidak, aku mau ke kamarku." Kata Chaeryeong berniat pergi.

"Oho! Sudah kukatakan untuk duduk." Kata Winwin.

"Oho! Sudah aku katakan kalau aku tidak mau." Kata Chaeryeong.

"Kau tidak mendengar kata-kataku." Kata Winwin menatap Chaeryeong datar lalu memaksa Chaeryeong untuk duduk.

"Yak!" kesal Chaeryeong.

"Apa?" kata Winwin.

Chaeryeong yang tidak ingin berdebat pun menghela nafas pelan lalu memilih untuk mengabaikannya saja.

"Akhirnya kau menurut." Kata Winwin tersenyum lalu duduk di sebelah Chaeryeong.

Chaeryeong pun meminum tehnya secara perlahan karena teh itu masihlah cukup panas.

"Sudah merasa tenang?" tanya Winwin, Chaeryeong mengangguk.

"Teh chamomile baik untuk menenangkan diri dari stress, beban pikiran dan lain sebagainya." Kata Winwin, Chaeryeong mengangguk.

Hening selama beberapa saat hingga Winwin membuka suara.

"Sepertinya sangat berat, sehingga membuatmu seperti itu." kata Winwin.

"Apanya?" tanya Chaeryeong.

"Bukankah kau kembali mengingat dirimu saat di rumah sakit? Sehingga menyebabkan kau sampai pingsan." Kata Winwin.

Blue HandkerchiefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang