2

1.1K 190 17
                                    

Happy reading

***

Malam ini, langit bergemuruh hebat. Sepertinya, hujat lebat beserta badai akan menimpa kota kecil Yunmeng. Tuan Shi sedang berada diruang kerjanya ketika Shiying datang untuk menemuinya.

"Ayah," gadis itu memanggilnya setelah mengumpulkan keberaniannya terlebih dahulu.

Tuan Shi mengangkat wajahnya, melihat pada sosok sang putri yg berdiri dihadapannya dengan menundukkan kepalanya. Pria itu sudah mengerti maksud kedatangan putrinya ini.

"Ayah, bisakah kau membatalkan pertunangan ini?!" Air matanya sudah menganak saat Shiying mengatakan ini.

"Aku tidak ingin membahas ini. Kembalilah ke kamarmu. Besok kau harus mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan keluarga pria yg akan menjadi calon suamimu." Tuan Shi berujar dingin, pria itu bangkit untuk pergi. Namun, Shiying dengan begitu keras kepalanya berlutut dihadapannya.

"Ayah, aku tau, bahwa kau melakukan ini semua demi kebaikanku. Tapi, yg baik menurut ayah belum tentu bisa membahagiakanku. Ayah, aku mohon kepadamu, tolong jangan nikahkan aku dengan orang yg tidak aku cintai-"

"Tutup mulutmu! Aku anggap aku tidak pernah mendengar kalimat seperti ini dari mulutmu. Kembalilah ke kamarmu, Shiying! Jangan buat ayah melakukan sesuatu yg buruk pada pria miskin itu."

"Ayah, pria miskin itu adalah orang yg sangat aku cintai. Aku tidak bisa hidup tanpanya. Putrimu ini sangat mencintainya!" Shiying bersikeras ia tidak bisa lagi mendengar penghinaan yg dilontarkan oleh sang ayah pada pria kekasihnya itu.

"Cinta? Tau apa kau tentang cinta. Kau masih terlalu muda, pandanganmu pada dunia ini masih sangatlah naif. Apa dengan cinta perutmu bisa kenyang? Apa dengan cinta hidupmu akan terjamin? Shiying, ayah membesarkanmu bukan untuk menjadi pembangkang seperti ini. Kau adalah putri satu-satunya dikeluarga ini. Coba lihat saudaramu yg lainnya, apa mereka pernah membantah ayah sedikitpun? Apa mereka pernah merasakan disayangi sebanyak apa yg kau terima. Shiying, jangan karna selama ini ayah dan ibu selalu menuruti kemauanmu kau bisa meminta hal seperti ini pada ayah." Tegasnya. Pria itu pun berjalan melewatinya, mengabaikan isak tangis putus asa dari sang putri.

"Ayah, aku sangat mencintainya. Aku tidak bisa hidup tanpanya, aku-... hiks... " uraian air mata jatuh mengalir deras dipipinya. Ternyata, sekuat apapun ia berusaha mencoba, pria itu tidak akan mungkin bersedia mengabulkan permintaannya.

.
.
.

"Nona, anda sangat cantik. Keluarga calon besan pasti sangat beruntung bisa memiliki calon menantu sepertimu." Yanli, sosok pelayan yg paling dekat dengannya terus memuji penampilannya yg kini sudah selesai dipoles.

Shiying tidak menanggapinya, bahkan gadis itu membenci pantulan wajahnya dicermin saat ini. Shiying membenci dirinya yg tak mampu memperjuangkan cintanya.

Pintu dibuka dari luar dengan tiba-tiba. Tuan Shi masuk dan menyuruh Yanli untuk keluar, meninggalkan diri berdua dengan sang ayah.

"Mulai hari ini berhenti memikirkan pria itu lagi. Ayah sudah merobohkan kedai bobroknya, dan mengusir pria itu dari kota. Jangan pernah berharap kau bisa datang untuk menemuinya lagi. Pria itu sudah menghilang dari kota ini."

"Ayah, mengapa kau tega melakukan ini padanya. Apa kesalahannya sampai kau bertindak berlebihan seperti itu?" Shiying meraung dihadapannya. Ia mengabaikan polesan diwajahnya yg akan luntur jika ia menangis seperti ini.

"Kesalahannya adalah berani mencintaimu. Seharusnya ia berkaca, apa pantas baginya untuk memiliki perasaan seperti itu padamu? Seharusnya ia sadar, jika bumi dibuat hanya untuk dipijak bukan untuk dijunjung. Beraninya dia berandai-andai bisa datang untuk melamarmu, apa ia lupa siapa dirinya? Apa ia tidak sadar apa statusnya?! Shiying, kaulah yg membuat ayah harus bertindak seperti ini. Jadi, patuhlah dan lupakan pria itu. Kau pasti akan bahagia dengan pria yg ayah pilihkan untukmu." Pria itu pun pergi setelah mengatakan itu padanya.

.
.
.

"Xieyun kau akan kemana?" Xiechen mencengkram lengannya, mencegah pria itu pergi untuk melakukan hal bodoh.

"Aku ingin pergi menemui Shiying. Aku tidak akan membiarkan dia menjadi milik pria lain." Xieyun menepis pegangan sang kakak darinya.

"Xieyun lupakanlah gadis itu. Kau tidak mungkin bisa memilikinya, dia terlahir bukan untuk menjadi milikmu." Sang kakak menasehatinya.

"Ge, aku tidak peduli jika itu orang lain yg bicara. Tapi, jika itu darimu, maka apa yg kau ucapkan itu sungguh menyakitiku. Ge, bukankah kau yg paling tau jika aku ini sangat mencintai Shiying, gadis itu adalah nafasku, jiwa dan nadiku. Bagaimana aku bisa tetap hidup jika aku dipisahkan darinya." Matanya mulai beriak saat mengutarakan hal tersebut.

"Tapi, tidak mungkin bagi kalian untuk bisa tetap bersama. Lihat keadaanmu sekarang, luka-luka ini, apa kau tidak merasa sakit?" Xiechen menyentuh memar diwajah adiknya. Itu baru diwajah, lain lagi dengan luka lebam di anggota tubuhnya yg lain, dan itu semua bekas kekejaman yg dilakukan oleh orang suruhan tuan Shi, ayah dari gadis yg begitu dicintainya itu.

Xieyun menggeleng, luka ini tidak berarti apapun untuknya. Baginya, hal yg paling menyakitkan untuknya adalah melihat Shiying menjadi milik pria lain tanpa bisa ia melakukan apa-apa untuk bisa mencegahnya.

"Jika kau tidak merasa sakit untuk itu, maka aku yg merasakannya untukmu. Xieyun kau adalah adikku, semenjak kematian kedua orang tua kita hanya engkau yg aku miliki, aku membesarkan dan merawatmu dengan sangat baik, meski aku kekurangan tapi aku berusaha memberikan yg terbaik untukmu. Kalo kau tidak sakit saat mereka memukulimu seperti itu, maka aku yg paling sakit karenanya. Didi, lupakanlah gadis itu, kita tidak sebanding dengan mereka. Semua ini demi kebaikanmu." Pria itu menasehatinya, Xie chen lebih memilih adiknya ini menjadi berandalan menyebalkan yg sering membuat emosinya mendidih ketimbang menjadi sosok Xieyun yg seperti ini, sosok pria gila yg dbutakan oleh cinta, namun dewa tak menghendaki adiknya ini untuk bahagia dengan gadis yg dicintainya.

.
.
.

Pesta meriah diadakan dikediaman Shi. Iring-iringan pengantin dari kelurga mempelai pria mulai memasuki kediaman tersebut.

Tuan dan nyonya Shi berdiri digerbang utama dengan mengenakan pakaian yg terbuat dari kain sutra terbaik yg pasti harganya pun tidaklah murah demi menyambut keluarga dari pihak besan.

Shiying menatap pantulan wajahnya dicermin, gadis itu memanglah cantik dan rupawan, ditambah dengan hiasan sederhana semacam ini, membuat parasnya semakin bertambah cantik dan elegan.

Ge, maafkan aku. Aku terpaksa melakukan ini. Aku mencintaimu. Tapi aku tak kuasa menentang kehendak orang tuaku.

Kakinya kini mulai melangkah kearah balkon, menatap lampion warna-warni dibawahnya, dimana semua orang kini berbahagia menyambut acara pernikahannya, tapi tidak dengan dirinya sendiri.


Kakinya kini mulai melangkah kearah balkon, menatap lampion warna-warni dibawahnya, dimana semua orang kini berbahagia menyambut acara pernikahannya, tapi tidak dengan dirinya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc.

selamanya cinta (End In Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang