Dipisahkan oleh takdir, dipersatukan oleh cinta.
Kisah sepasang kekasih yg terlahir kembali. Wang yibo adalah reinkarnasi Xieyun, yg mencari sosok Shiying kekasihnya. Tapi, setelah dipertemukan kembali, pria itu justru terkejut karena reinkarnasi Sh...
"Sepasang kekasih itu pun akhirnya mati. Meninggalkan dunia fana yg menurut mereka sangat kejam. Hiks,..." Xuanlu menangis setelah membaca ending dari sebuah buku yg dibacanya.
Sratt Dengan secepat kilat buku tersebut sudah berpindah tangan ke orang lain. Pemuda itu menarik dan membaca bagian terakhir dari kisah tersebut. Sekejap kemudian lidahnya berdecak dengan sangat kesal.
"Bodoh! yg baca bodoh, yg nulis bodoh, MC juga bodoh, satu-satunya yg pintar dan realistis adalah karakter tuan Shi." Pemuda itu memberi komentar.
"Zhan, kenapa mulutmu jelek sekali. Cerita bagus seperti malah kau komentari seperti itu. Sungguh tak berperasaan." Xuanlu balas berbicara masih dengan air mata berderai.
"Bos, bisa-bisanya kau menangis hanya karena sebuah tulisan. Dan apa-apaan ini kenapa karakternya sungguh lemah, hanya karena cinta tidak direstui mereka akhirnya bunuh diri. Satu-satunya karakter yg masuk akal hanya tuan Shi saja. Pemikiran dan pemahaman pria itu aku sangat menyetujui dan mendukungnya. Memang cinta bisa bikin kenyang? Tidak, kan? Dahlah, buang buku itu. Pagi-pagi begini kau malah membuat wajah jelek begitu, yg ada nantinya calon pelanggan kita malah kabur karna melihat wajahmu yg seperti itu." Xiao zhan mengomelinya, padahal disini Xuanlu-lah bosnya tapi justru pemuda itu memperlakukannya demikian.
"Kau tidak pernah jatuh cinta sih, makanya bisa bicara seperti itu, kalo kau sudah pernah mengalaminya sendiri mungkin kau tidak akan berani berkomentar seperti itu." Xuanlu masih saja berkaca-kaca. Perempuan itu sungguh baper dengan isi cerita tersebut. Meski terkesan bodoh, karena sepasang itu akhir memilih mati ketimbang harus memperjuangkan cintanya, tapi namanya juga perasaan, kalo orang yg kau cintai mati, maka dunia dan seisinya pun sudah tidak berarti lagi untukmu, dan sebab itulah Xieyun memilih untuk mati juga, kisah yg tragis tapi bikin nagih, itu yg Xuanlu rasakan.
Xiao zhan pun tak ambil pusing, bosnya itu memang terlalu dramatis, apa-apa selalu pakai hati, sehingga selalu mengesampingkan logika, dan begitulah jadinya, cuma karena sebuah novel fiksi pagi-pagi perempuan itu sudah menangis heboh seperti itu. Dasar perempuan! Xiao zhan tidak mengerti dengan sifat para kaum labil itu. Beruntungnya dia laki-laki, jadi otaknya lebih dulu dipakai ketimbang hatinya.
"Bos, sudah jangan terus meratapi isi novel itu. Ada pelanggan datang tuh!" Xiao zhan menginstruksinya. Xuanlu pun segera bangun menuju konter depan.
Xuanlu adalah pemilik kedai tersebut, sedangkan Xiao zhan adalah bawahannya, didalam kedai tersebut hanya ada mereka berdua yg akan melayani tanpa ada bantuan dari tenaga lainnya, maklum kedai yg mereka buka adalah sebuah kedai sederhana yg menyiapkan masakan khas Gusu, dan yg paling terkenal dari kedai tersebut adalah tumis kulit semangkanya, menurut Xuanlu menu masakan tersebut dicetuskan oleh seorang dukun ilmu hitam pada zaman dulu.
"Zhan, persedian daging sudah menipis, sana kau pergi belanja!" Suruh Xuanlu.
"Kenapa tidak bilang dari tadi sih, sekarang sudah hampir siang, dan mataharinya sangat terik, kalo aku gosong bagaimana?" Bibir pemuda itu mengerucut saat Xuanlu menyuruhnya untuk kepasar.
"Lalu, apa aku yg harus pergi?" Xiao zhan mengangguk cepat.
Xuanlu mendelik tajam kearahnya. "Xiao zhan! Kau itu laki-laki, sejak kapan laki-laki takut hitam?!"
"Sejak sekarang, he... he... bos kau saja yg pergi ya? Lagipula ini juga salahmu, seharusnya kau memeriksa semua persedian dari tadi, bukan malah membaca buku tak berfaedah itu. Jadinya malah seperti ini, kan?" Xiao zhan menyalahkannya.
Xuanlu membuang nafas dengan kasar. Anak ini benar-benar membuatnya lupa tentang status keduanya, Xuanlu heran kenapa ia selalu tidak bisa berkutik saat pemuda itu mengatakan sesuatu padanya, ini seolah dialah pelayan dari pemuda itu, apa dimasa lalu hubungan keduanya seperti itu?
"Hati-hati dijalan, bos. Jangan lupa lihat catatannya dengan benar, belilah yg dibutuhkan saja, jangan beli yg tidak dibutuhkan. Ingat! Kondisi keuangan kedai sedang tidak bagus, jadi kau harus pandai-pandai menawar." Xiao zhan menasehatinya, dan Xuanlu hanya bisa mengangguk. Benar-benar terbalik.
Setelah kepergian si bos ke pasar. Xiao zhan pun mulai membereskan meja bekas pelanggan, mengelapnya dengan bersih, dan mencuci semua wadah hingga kinclong. Barulah setelah itu ia bisa duduk bersantai. Keadaan kedai memang tidak terlalu ramai, dan sesuatu yg sunyi seperti ini membuatnya sangat bosan. Kedua netranya tidak sengaja menangkap sebuah buku yg tergeletak di meja. Buku tersebut adalah sebuah novel yg sudah membuat bosnya menangis. Xiao zhan tadi hanya membaca kalimat terakhirnya saja, tanpa mengetahui awalan ceritanya. Karena iseng ia pun membukanya. Xiao zhan kini mulai membacanya dari awal.
Terinspirasi dari sebuah kisah nyata, sebuah legenda dari kota kecil Yunmeng.
Kalimat tersebut ia temui dilembar pertama. Setelah itu ia pun membalik lembar tersebut.
Ok, sampai sini semuanya masih aman dibaca, layaknya pasangan yg sedang dimabuk cinta, pada lembar-lembar awal hanya mengisahkan tentang kemesraan keduanya. Xiao zhan terus melanjutkan acara bacaannya, hingga tidak sadar bahwa ia sudah hampir mencapai ending.
Ketika ia sudah sampai di adegan shiying yg akan melompat untuk bunuh diri, entah mengapa perasaannya seolah tidak tenang, Xiao zhan seperti merasakan hal tersebut kini sedang dialaminya, tubuhnya mendadak gemetar, ia takut ketinggian, dan membayangkan Shiying adalah dirinya yg akhir memilih menjatuhkan diri dari balkon membuatnya sesak nafas, keringat dingin pun membasahi keningnya.
"Apa ini? Kenapa disini rasanya sakit?" Ia menekan dadanya berdenyut nyeri, sebuah luka tak kasat mata seolah terbuka kembali, dan itu membuat Xiao zhan meremasnya dengan sangat kuat. Pening melandanya dengan tiba-tiba, membuat pandangan pemuda itu mengabur dan buram, sejenak kemudian hanya hitam yg mampu ia lihat. Xiao zhan jatuh tak sadarkan diri.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.