weeding day

82 4 0
                                    

Aula hotel yang semula kosong kini mulai dipenuhi dengan berbagai dekorasi yang khas dengan acara pernikahan pada umumnya,hari bahagia yang telah lama dinantikan oleh kedua mempelai yang terlihat tengah mengumbar senyuman bahagia mereka diatas pelaminan sambil bersalaman dengan para tamu undangan yang hadir.

Pernikahan yang ditolak oleh salah satu pihak keluarga mempelai pria yang dari awal tidak pernah merestuin hubungan mereka tapi dia harus bisa meredam egonya demi sang adik dan ayahnya,iya Irene tidak pernah merestui hubungan ayahnya dan istrinya saat ini karena iya merasa bahwa wanita pelakor itu telah membuat keluarganya berantakan seperti sekarang.

"gk mau naik?" tanya Anggita yang tiba-tiba sudah berada disampingnya

Irene hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawabnnya "kenapa?" sahut Risoya

"gua gk mau ngerusak hari bahagia bokap gua."

"lo restuin bokap lo nikah sama tante Marta?" tanya Nazia

"Gk." ucapnnya sambil meneguk minuman yang ia pegang sedari tadi

iya hari ini adalah pernikahannya pak Hendrawan dan Tante Marta kalau kata Irene pernikahan pembohong dan pelakor. Acara resepsipun berlangsung dengan sangat meriah,banyak rekan bisnis ayahnya yang datang dan hanya beberapa temen deket Irene yang turut serta.

Ditengah meriahnya pesta tetap terasa hampa dan sunyi buat Irene yang saat ini memilih mengasingkan diri dari keramaian aula resepsi,ia memilih duduk seorang diri ditaman depan hotel sembali mencari udara segar karna dadanya terasa sangat sesak saat ini,tanpa ia sadari air matanya jatuh tanpa permisi. Ia hanya menangis tanpa suara berusaha mengeluarkan semua kesakitan yang ia rasakan selama ini,semua kepedihan yang ia sembunyikan dari orang-orang disekitarnya.

"Sakit banget tuhan rasanya."ucapnya sembari memegang dadanya yang terasa sesak

"Kenapa sesakit ini rasanya ? ini bahkan lebih sakit dari apa yang Aldo lakuin dulu." air matanya terus mengalir fan napas Irene mulai tersengkal

"Kenapa harus papa yang harus bikin luka ini semakin dalam? kenapa harus orang yang mestinya menjadi cinta pertama anaknya yang mengukir luka yang sangat sakit ini?"

Irene makin menangis sejadi-jadinya tanpa memperdulikan pendapat orang dan tamu undangan yang hadir diacara malam ini,ia hanya ingin mengeluarkan semua rasa yang ia pendam sementara waktu.

Sepasang tangan memeluk tubuh Irene yang sudah bergetar saat ini,pelukan yang disertai elusan dipunggung Irene yang berusaha untuk menenangkan perempuan yang tengah menangis itu.

*Razka pov*

gua sengaja keluar dari acara resepsi bokapnya Irene memutuskan untuk jalan-jalan disekitar hotel,tapi saat ditaman gua melihat Irene yang sepertinya tengah menangis,tapi entah apa yang bikin dia nangis diacara pernikahan bokapnya,karena penasaran gua pun samperin dia tapi ternyata benar dugaan gua kalau dia lagi nangis,tanpa pikir panjang gua langsung meluk dia dan gua rasain badannya udah gemeteran,entah udah berapa lama dia nangis.

*Razka pov end*

elusan dipunggung yang diberikan oleh Razka sepertinya berhasil menenangkan Irene saat ini,tubuhnya sudah tidak bergetar lagi seperti sebelumnya

"Semua akan baik-baik aja." kata Razka menenangkan

"percaya sama gua kalau semua akan baik-baik aja keesokannya." Razka mengusap rambut Irene perlahan "jadi nangis aja malam ini sampein semua yang lo pendam selama ini,tapi setelah itu lo harus senyum lagi kayak dulu."

mendengar perkataan Razka air mata Irene kembali jatuh tanpa permisi membasahi pipi yang sudah mulai memerah itu.

"sakit banget rasanya Raz."

"gua tahu tapi ntar gua obati semua rasa sakit yang lo rasain selama ini."

sontak saja Irene melepaskan pelukannya dan langsung menghadiahi pukulan kecil dikepala Razka namun yang dipukul hany tertawa karna pukulan tidak sakit sama sekali.

"cewek bar-bar kok cengeng,bikin makin jatuh hati kalau gini." Goda Razka yang mencoba menghibur gadis didepannya saat ini

"gua manusia bukan robot yang gk bisa nangis." protes Irene membela diri

Razka berdiri sambil ngacakin rambut Irene "Irene bar-bar tapi cengeng." ucapnya sambil tersenyum lebar dan berlari meninggalkan Irene yang sudah bersiap untuk mengejarnya.

"RAZKA JANGAN LARI!" teriak Irene sambil mengejar Razka yang sudah mulai menjauh darinya


tbc


My New FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang