Secret - (Rahasia)

465 48 12
                                    

Langkah kaki pemuda Park itu berlari tergesa saat memasuki mansion miliknya. Menyusuri tangga dengan secepat kilat menuju kamar seseorang yang baru ia terima telponnya sekitaran 30 menit lalu.

Astaga demi tuhan pemandangan di depannya sangat memilukan, melihat orang yang di kasihnya menangis sambil memeluk lututnya sembari bersender di depan pintu kamarnya.

Dengan cepat ia merengkuh tubuh pemuda kecil itu, yah tubuh Junkyu nya yang menangis bergetar dalam keadaan yang sangat kacau.

Junkyu mendongak menatap sang kakak yang kini tengah, merengkuhnya tak berselang lama membalas pelukan kakak dan menumpahkan semua air mata di Dada bidang sang kakak. Kemudian Junkyu pun berkata lirih.

"Kak, dia pergi".

"Haruto ku pergi kak hiks". Berbicara dengan terbata bata sesenggukan sambil menangis. Kemudian ia mendongak menatap Jihoon

"Kak, katakan jika ini tidak benar Haruto ku masih hidup kan kak?". Ujarnya kini sambil mencengkeram erat kerah kemeja Jihoon.

"Kau harus merelakannya hmm, Haruto sudah tenang di atas sana". Ujarnya lalu mengelus punggung adiknya yang rapuh itu

"Percayalah Junkyu Haruto akan sedih jika melihatmu begini.

Aku tahu ini berat bagimu Junkyu tak apa kau bisa menangis sepuasmu untuk hari ini tumpahkan semua rasa sedihmu di bahuku tapi berjanjilah hari esok kau harus bisa mulai mengikhlaskan kepergiannya yah".

Melihat kondisi adiknya yang tengah menangis sambil memeluknya mengingatkannya akan masa masa dulu dimana Junkyu kecilnya sering menangis ketika di marahi oleh kedua orang tuanya ketika berbuat nakal atau sebuah kesalahan.

Hati Jihoon menghangat ketika mengingat momen itu kembali. Dan rasanya tidak sia sia ia menyingkirkan penghalang untuk mendapatkan Junkyu seutuhnya hanya untuk dirinya.

Semua berjalan mulus seperti yang Jihoon harapkan walaupun rencananya sudah ketahuan oleh sang ayah tapi dengan cepat Jihoon menyuruh sang ayah untuk bungkam.
Jika tidak ingin rahasianya terbongkar.

.
.
.
.
.
.
.
.

FLASHBACK

"Halo , jalankan rencananya sekarang buat pria yang bernama Haruto hanya tinggal nama malam ini". Ujarnya sambil bersemirk. Sambil menatap dari atas ketika Junkyu dan Haruto berpelukan.

"Plip".

Tak lama ia pun mengakhiri telfon tersebut . Dan mencengkeram hp nya begitu erat seakan akan ingin menghancurkannya dengan tangannya.

Kemudian tak di sangka suara yang ia kenal menyapa indera pendengarannya.

"Jihoon , aku mendengar semuanya nak".

"Sial" Jihoon mengumam rendah ternyata sosok sang appa mengetahui rencananya. Kemudian Jihoon berbalik menatap sang apa dengan ekspresi datarnya.

"Ku kira kau sudah berubah Jihoon ternyata tidak, hentikan semua rencanamu malam ini nak jika kau tidak ingin masuk penjara". Ujar Chanyeol sambil memperlihatkan ponsel miliknya yang sedang merekam apa yang Jihoon bicarakan tadi.

"Aku tidak akan berhenti".

"Bagus maka dari itu aku akan memberitahu Junkyu dan Haruto beserta kepolisian". Saat hendak melangkah turun Chanyeol di kejutkan dengan kata kata Jihoon yang membuatnya membeku di tempat.

"Baiklah baiklah aku tidak akan menyakiti Haruto tapi akan ku ganti dengan Kim Doyoung bagaimana? ---appa". Ujarnya sambil bersemirk.

"Jihoon kau---".

"Kita bicara di ruangan kerjaku saja appa". Kemudian langkah kakinya di bawa melangkah pergi di ikuti sang appa dari belakang guna menuju ruangan kerja pribadi Jihoon .

Sesampainya di ruangan kerja itu hening seketika melanda ,atmosfer suasana di dalam ruangan kerja itu terasa mencekam melihat satu dua orang yang sama- sama di Landa akan emosi.

"Bughh"

Seketika udara terasa mencekik di sekitaran ruangan kerja yang di isi dua orang yang berbeda usia itu.

"Kau anak iblis , astaga demi tuhan kau bukan anakku Jihoon".

"Hentikan kegilaanmu itu sebelum --".

"Sebelum apa ayah?". Ujarnya sambil memegangi pipi kanannya yang mulai memerah akibat tamparan dari sang ayah yang tak main main.

Mata Chanyeol membelalak kaget ketika Jihoon malah merogoh saku jas nya dan melemparkan lembaran foto dirinya bersama seseorang pria.

Deg

"Kau fikir aku tidak tahu bahwa kau sudah bermain api bersama sekertaris ku Kim Doyoung".

"Kau fikir aku bodoh seperti Junkyu yang percaya akan semua omong kosong yang kau buat".

"Tidak bukan begitu nak". Suara memohon yang Chanyeol lontarkan pada Jihoon tidak serta Merta memberhentikan Jihoon mengungkapkan kekecewaannya.

"Bahkan Mama park sudah tidak sangup lagi untuk bersamamu, sebenarnya yang iblis di sini siapa appa".

"Jihoon ini tidak seperti yang apa--".

"Cukup".Mengisyaratkan dengan tangannya bahwa sang ayah di larang berbicara lagi.

Kemudian Jihoon merogoh saku jasnya lagi mengeluarkan dua buah tiket pesawat yang di pesaanya untuk sang papa dan sekertaris nya Kim Doyoung.

"Pergilah besok bersama sekertaris Kim appa dan jangan pernah kembali biarkan aku hidup bersama dengan Junkyu di rumah ini".

Kemudian Jihoon menaruh dua tiket tersebut di atas mejanya , membetulkan sedikit jas kerjanya dan pergi meninggalkan sang Appa yang masih berdiri menatap terpaku dua buah tiket itu.

Berjalan pelan menuju kamarnya sambil bersemirk "Bagus tinggal sebentar lagi mendapatkan Junkyu".

FLASHBACK END

Jihoon tersenyum senang sambil mengingat rencananya berhasil menyingkirkan Haruto lelaki sialan itu dan Appa nya yang menjadi penghalang selama ini.

Ia memandangi Junkyu nya yang sedang terlelap dalam pelukannya setelah menangis sangat lama.

Mengelus pelan Surai cantik hitam itu dan berkata "mian saranghee".

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tanpa tau ada seseorang dari sudut ruangan tersebut yang sedang mengamati mereka berdua.







Pangapuran aing teh jarang update yah teum karena lagi sibuk ngurusin shoppe aku nihh😅

Btw MV hello bikin Ter lope lope dah semanggattttt streaming terus Yorobun💎💙💎

forbidden love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang