𝘽𝙚𝙛𝙤𝙧𝙚 𝙩𝙝𝙚 𝘿𝙖𝙬𝙣 [SHIM JAKE ENHYPEN]

14. TARGET

Tatapanku kembali mengunci ke ruangan di mana Jake kembali diam. Sesekali tangannya bergerak ingin melepaskan diri. Akhirnya kuterima kalau metode menghirup aroma darah itu salah. Praktik mengubah vampir liar menjadi jinak itu harus diubah dengan cara lainnya.

TV yang tidak berguna di rumah ini akhirnya berfungsi kembali. Aku menyalakan salah satu channel dan menayangkan adegan sirkus. Beberapa hewan bergiliran tampil dengan atraksi sesuai kecerdasannya. Melompat, berlari, terdiam dan menari lagi dengan serangkaian benda. Aku mengamati secara penuh pawang tersebut. Senyumannya sangat lebar kala melakukan instruksi dengan tangan dan kakinya. Masing-masing gerakan itu memiliki kode tersendiri.

Pola yang dilakukan instruktur itu selalu sama, sesuai dengan jam latihan sebelum hewan-hewan itu siap menjadi badut kenyataan. Sikap alami hewan itu menghilang akibat metode yang keras. Memang mereka dibiarkan kelaparan dulu, agar terbiasa dengan apa yang seharusnya manusia itu inginkan. Hewan itu akan mendapat makanan kalau sudah melakukan sesuatu yang dituntut bisa dilakukan. Jika tidak, bukan hanya kelaparan dan kesakitan diberi hukuman. Lantas apa yang terjadi kalau sudah melakukan aktivitas yang ditargetkan? Tentu saja elusan kasih sayang para instruktur dan makanan yang lebih lezat. Dari pembiasaan itu, hewan-hewan kembali jinak.

Aku menyadari bahwa aku kurang menghargai vampir-vampir liar di sel. Namun, bagaimana aku harus melakukannya?

Ayolah. Aku benci melakukan ini.

Saat kebuntuan menghantam kepalaku, suara pintu berderit dari luar. Langkah kaki yang terendam itu sangat kuhafal. Sunghoon berada dalam perjalanan menuju kantor utama. Aku senang dia sering ke PPV untuk memantau situasi.

"Anda sudah datang, Tuan Muda?" sapa Dokter Nishimura penuh keramahtamahan. Senyuman kebapakan itu sungguh menentramkan hati, tetapi seluruh pikiranku terkunci pada dokumenter sirkus.

Pria tua itu hanya percaya pada Sunghoon. Wajar sikapnya seperti itu. Sebab aku telah bersikap kurang ajar dengan mendorong tubuh ringkihnya ke Jake. Meski memberi sebagian informasi berguna, dia masih ketakutan kalau kuajak bicara.

Sunghoon tidak mengatakan apapun. Wajah tenangnya tertancap dalam ke arah mataku. Kabar bahwa aku mendorong Dokter Nishimura sudah tersiar rupanya.

"Apa-apaan, kau?" Pertanyaan itu menghujam tanpa ampun. Namun, aku malah tersenyum sinis.

Aku berpuas diri dengan pencapaian yang kuperoleh. Hipotesa yang kumiliki semakin terjawab. Makin kuat vampir saat diuji jika sumber pakan ada di dekatnya.

"Kita bisa mengetahui selera vampir tergantung dengan gaya minumnya. Dengan begitu kita bisa melacak siapa orang yang menggigit manusia sebagai vampir." Aku melaporkan dengan tenang.

"Kerja bagus. Namun, itu terlalu berisiko." Sunghoon menghela napas pendek.

"Aku tidak peduli. Aku mau metode terbaik segera ditemukan." Aku bersikeras.

Semakin cepat menemukan metode, semakin tenang aku bisa menangkap para vampir liar untuk dikendalikan dalam satu klan. Aku harus membuktikan bahwa aku bisa. Ketua Park bakalan memuji kinerjaku. Terlebih lagi, ada banyak penumpukan vampir baru di bawah yang harus diurus.

"Menurutmu, manusia pendonor mau atau tidak datang ke sini untuk melakukan tes? Bayarannya 2x lipat dari sekadar sumbang darah." Aku mengajukan usul.

"Manusia tidak bisa dipercaya, Jang Woonyoung!" Ekspresi Sunghoon sangat datar. Pemuda itu lupa bahwa dialah yang membawa dokter tua di belakang kami.

Aku menyeringai kecil. Entah apapun motif manusia yang bergabung dengan kami, semuanya berkat uang ataupun ada esensi lain yang membuat mereka tertarik bergabung. Namun, di dunia yang serba tidak pasti ini, warga Seoul yang padat bakalan menggali kekayaan sebanyak mungkin. Pasalnya, mereka ingin pulih dari peperangan yang panjang.