⭐⭐⭐⭐⭐Sebelum baca, klik dulu ya, gessss buat ngasih bintang. Jan lup komen kek biar kelihatan Anda adalah siapa. Reader atau ghost reader. Kuylah ramaikan pake interaksi, biar penulisnya dapat asupan vitamin⭐⭐⭐⭐⭐
Lihatlah apa yang terjadi ucapanku telah mengguncang sistem di klan. Banyak bisikan yang mencela tindakanku. Mengubah vampir sama sulitnya mendidik. Vampir penggigit selalu dihadapi dilema akan adanya hak kesempatan kedua. Namun, bila tidak bisa mengurus ciptaannya, tentu saja ada konsekuensi yang harus dibayar mahal.
Namun, akibat kekurangan jumlah vampir, cukuplah ciptaannya saja yang diberi sanksi beras. Kematian yang harus dikorbankan karena membuat manusia mabuk.
Padahal manusia tidak boleh mendonorkan darah kurang dari 24 jam dari jadwalnya. Masalahnya, sumber daya darah sangat terbatas, sementara kemampuan vampir tanpa batas. Kalau terjadi kelangkaan, bakalan merepotkan mengatasi vampir-vampir utama yang lepas kendali. Demi mencegah itu, vampir yang masih tahap uji coba harus dikawal ketat.
"Siapa penanggung jawab pertemuan ini?" Aku mendamprat semua petugas yang berjaga.
Tidak ada yang menjawab. Semuanya bungkam karena pertemuan ini sangat tidak terduga. Kalau aku tidak jalan-jalan, tentu saja tidak akan ada yang tahu atas pertemuan paling bodoh ini.
"JAWAB!"
Bentakanku rupanya tidak ampuh.
"Aku percaya kalian tidak akan macam-macam, tetapi masa telinga dan mata kalian tidak dipakai untuk mengetahui kerjaan vampir muda? Dengar, ini bisa menjadi sabotase berbahaya kalau tidak ada pengawalan. Apa kalian mau itu?"
"Nona Jang. Ada masalah!" seru seorang pengawal dari luar. Biasanya petugas mengetuk pintu lebih dahulu, tetapi kalau sampai mendobrak pintu seperti ini memang benar-benar masalah.
"Apa?"
Sekujur tubuhku merinding. Aku tidak tahu seberapa berat masalah yang bakalan kudengar, tetapi reaksi tegang pembawa berita ini membuat semuanya gentar.
"Gereja Sowon tahu soal kita. Ada mata-mata di sini yang melaporkan cara bertahan kita."
"Siapa mata-mata sialan ini?"
Sudah cukup manusia yang mabuk tanpa izin, masih harus menghadapi mata-mata. Aku pusing berat dan ingin sekali bisa mencabut kepala seseorang.
"Apa yang Sowon lakukan sekarang?" Sulit bagiku mengendalikan ketenangan. Aku telanjur membentak semua orang yang semestinya jadi rekan baik.
Kesabaranku selembar daun mapel yang kering kerontang diterpa api. Aku mudah tersulut karena situasi tidak terduga.
"Jangan cuma duduk saja. Segera cari pembuat masalah ini, PALLIWA!" Tanpa ampun, aku menggebrak permukaan meja kayu. Tidak terdengar suara patah, tetapi retakan di meja benar-benar terlihat.
Aku kembali menarik napas. Keamanan di PPV sangat penting. Mustahil memindahkan para vampir dan manusia ke tempat lainnya. Hal pertama kulakukan sebagai pengurus utama di sini adalah membarikade akses luar. Baik di dalam maupun di luar, keamanan adalah nomor satu.
"Kau!" panggilku ke petugas yang membawa berita tadi, "jaga keamanan. Siapapun yang ingin masuk ke sini, harus meneleponku. Selagi aku membuat perhitungan dengan manusia di dalam, jaga keamanan ini. Tidak satupun orang di PPV boleh keluar dari sini. Paham kalian?"
Para vampir yang bekerja mengangguk. Aku kembali ke tempat para manusia tinggal selama hampir setengah tahun ini. Mereka semua dalam keadaan teler dan tergeletak di tempat tidur masing-masing. Hanya Dokter Nishimura yang sibuk membuat makanan penghilang pengar.
"Dokter, dari mana saja kau? Kenapa orang-orang ini bisa minum alkohol di saat waktunya donor darah?" Aku menembak dokter itu dengan pertanyaan interogatif.
Siapapun saat ini tidak ada yang bisa dipercaya. Semua bisa menjadi tersangka sebagai mata-mata.
"Aku berada di ruangan Tuan Shim tadi. Bermain catur."
"CATUR KATAMU?"
"Tuan Shim yang meminta. Dia bosan sendirian, Nona Jang. Tanya saja padanya kalau tidak percaya."
Aku memutar bola mata secara dramatis.
"Selagi kau bersenang-senang dengan pion-pionmu, orang-orang ini menyebabkan masalah. Lebih parah lagi, Sowon mendapatkan banyak informasi soal kita dari para mata-mata."
Aku sangat cemas saat ini. Baru tadi aku memuji manusia pilihan Sunghoon bisa diandalkan. Ternyata bisa bersikap rendahan juga.
Apakah Sunghoon sedang bermain-main denganku kalau manusia ini benar sebagai mata-mata?
"Ada apa, Young-ie? Kau kelihatan sakit kepala?" timbrung Jake dari belakang Dokter Nishimura. Vampir itu memakai celemek butut dengan tepung menyebar di sekujur tubuhnya.
Amarahku bertambah satu dari 100 angka. Aku nyaris sekarat karena level kemarahanku ada di angka 96. Sedikit lagi, aku bisa menghancurkan ruangan ini dengan pembantaian paling brutal.
Aku benci dipanggil Young-ie.
Sok akrab sekali!
"Kau!"
Kalau bukan karena Jake yang transformasinya lambat, tidak mungkin aku memanggil manusia sebagai alat pengujian. Tidak mungkin juga masalah akan menerpa hanya karena ada mata-mata masuk ke dalam rahasia vampir. Bakalan parah kalau mata-mata itu tersembunyi di PPV.
"TUTUP MULUTMU!"
"Calm down, Young-ie. Calm down!" Jake mengangkat tangan sejajar dengan dadanya. Dia berusaha bersikap damai atas kemarahanku.
Aku mendecih. Lihatlah sosok satu ini. Kalau dia tahu bagaimana seram dan jeleknya dia waktu kehausan parah sebagai vampir. Pasti akan berteriak tidak mengenali dirinya sendiri. Sekarang Jake bertingkah innocent. Dia belum tahu betapa seramnya di dunia luar sampai setengah mampus. Dipukuli orang sampai sekarat tidak ada apa-apanya dibandingkan harus menahan diri untuk tidak menyedot manusia sampai kering kerontang.
"Bicara apa saja kau dengan orang-orang ini?"
Mendadak saja dadaku menyusut. Bakalan sia-sia vampir yang dihukum mati kalau Jake yang mengajak para manusia berpesta. Aku tidak ingin mendapat masalah dari ciptaanku sendiri. Kuharap gambaran itu tidak benar.
"Oh, aku kenal salah satu botol yang disimpan Nona Seo. Usianya 80 tahun. Andai lidahku bisa merasakannya, pasti enak sekali wisky itu. Pasti enak juga kalau aku mencicipi lewat darah orang-orang ini."
Rahang Jake enteng sekali saat bicara. Dia benar-benar terkekeh membayangkan saat menyeruput darah donor darah kantong plastik.
Saking kehilangan kesabaran, aku tidak bisa berkata apa-apa. Kedua gigi, baik atas maupun bawah terkatup rapat. Aku duduk di lantai, benar-benar terpuruk dengan kejutan paling tidak disangka-sangka. Benar-benar di luar prediksi.
Jake memang sesuatu.
Aku tidak percaya kalau Jake bodoh. Yah, lebih bodoh lagi adalah aku. Bisa-bisanya memberi kesempatan kedua untuk Jake!
"Young-ie, kau kenapa? Apakah aku harus menggendongmu ke tempat tidur? Kau nyaris pingsan." Jake tampak khawatir. Tangannya hendak menyentuh pipi, tetapi gerak refleksku lebih cepat. Kutampar telapak tangannya agar menjauh.
"Kau mata-mata, ya?" Akhirnya seluruh mulutku bisa bekerja. Kulemparkan pertanyaan itu agar masalah internal beres, jadi aku bisa fokus menjaga keamanan dari serangan Sowon di luar.
"Mata-mata apa? Maksudmu Pro Jepang ada di sini juga?"
Aku bertukar pandang dengan Dokter Nishimura. Aku terlalu putus asa untuk meladeni Jake. Lebih baik aku kabur sesegera mungkin dari jangkauan Jake, tetapi aku bahkan berubah menjadi batu saking terkejutnya dengan polosnya Jake.
Aku tidak tahu lagi, apakah Jake bisa kuandalkan seperti kata Sunghoon saat terakhir kami bertemu?
Banyuwangi, 13 Mei 2023
16.47 Waktu Indonesia Bahagia
![](https://img.wattpad.com/cover/309753069-288-k587343.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝘽𝙚𝙛𝙤𝙧𝙚 𝙩𝙝𝙚 𝘿𝙖𝙬𝙣 [SHIM JAKE ENHYPEN]
FanfictionJang Wonyoung kesal tidak berharap bahwa kelahiran yang kedua ini menjadi mimpi buruk. Namun, apa daya jika hadirnya Shim Jake menggerogoti kesepiannya dengan semua lelucon dan tindak-tanduk absurd sebagai vampir baru. Spin Off//Kisah Awal Klan Gyeo...